Sempat Coba Kabur, Pasien Covid-19 di RSUD Ade M Djoen Sintang Meninggal Dunia
Merdeka.com - Seorang pasien pria yang mencoba melarikan diri dari ruang ICU RSUD Ade M Djoen Sintang, Kalimantan Barat akhirnya meninggal dunia, Rabu (5/5). Dia meninggal setelah dirawat selama sembilan hari akibat terpapar Covid-19.
Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, dr Rosa Trifina mengatakan, pasien yang meninggal dunia tersebut mencoba melarikan diri dari hari Selasa (4/5) pukul 20.30 WIB dengan menabrakkan diri ke pintu ruang ICU. Akibatnya kaki dan tubuh pasien terluka dan banyak mengeluarkan darah.
"Pasien kemudian dirawat kembali oleh tim medis, dan enam jam kemudian, pasien meninggal dunia," katanya, Rabu (5/5).
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Kenapa gadis itu terjebak di rumah sakit? Meskipun memenuhi kriteria pemulangan dan permohonannya yang berulang-ulang untuk dibebaskan, dia tetap di sana karena mereka menolak menandatangani dokumen pemulangan.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
Dia mengungkapkan, sebelum mencoba melarikan diri, pasien tersebut sudah mengalami pemburukan kondisi kesehatannya sejak sore harinya.
“Pasien mengalami gaduh, gelisah, demam dan sesak,” jelasnya.
Rosa tidak bisa menjelaskan mengapa pasien mencoba melarikan diri.
"Kami tidak bertanya pada pasien, apa motivasinya ingin melarikan diri. Pasien ini memang sudah mendapatkan observasi ketat oleh tim medis karena kondisinya terus memburuk,” terangnya seperti dilansir dari Antara.
Sementara itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno melalui akun instagramnya menyebutkan ada 1.892 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan 46 kasus kematian di Kabupaten Sintang. Puncak gelombang ke-3 peningkatan kasus penyebaran Covid-19 terjadi pada April 2021 dengan 154 kasus per minggunya.
“Gelombang ke-3 ini lebih cepat transmisi penularannya dan lebih ganas. Dari 493 kasus di April, 27 orang diantaranya meninggal dunia,” katanya.
Dia menyebutkan, angka CFR atau tingkat kematian kasus sebesar 5,4 persen pada bulan April dari sebelumnya hanya 1,88 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaKorban disebut mengamuk saat berada di dalam ruang perawatan.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Baca SelengkapnyaKorban saat itu ditemukan tergeletak dengan mengenakan celana jeans warna biru dan baju kaus lengan panjang warna hitam.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca Selengkapnya