Sempat diduga MERS, ternyata balita 2 tahun di Jakut idap campak
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan RI memastikan balita, M (2), yang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS), Jakarta Utara, sejak Juni (22/5) lalu, negatif Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV). Dia ternyata mengidap campak.
"Setelah kami melakukan perawatan sesuai prosedur. Diketahui hasil pemeriksaan pasien negatif MERS. Diagnosis terakhir, pasien mengidap penyakit campak biasa," kata Dirut RSPI SS, Dr Fatmawati MPH, Kamis (25/6).
Fatmawati mengungkapkan, sejak pertama kali dirawat, pasien yang baru pulang berlibur dari Korea Selatan pada awal bulan Juni tersebut sudah dilakukan pemeriksaan rutin seperti perawatan dan pemeriksaan laboratorium.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana peneliti mengidentifikasi virus di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
"Kami lakukan hingga dirujuk ke Balitbangkes tiga kali secara berurutan, termasuk uji lab yang dalam proses pemeriksaan dibagi tiga bagian yaitu pengecekan cairan liur, tenggorokan dan sampel darah," tuturnya.
Dari hasil pemeriksaan itu, Fatmawati menegaskan bahwa pasien tidak terjangkit Virua MERS CoV, dan diduga terjangkit campak.
"Berdasarkan pemeriksaan di laboratorium BSL 3 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, pasien negatif MERS-CoV. Artinya dia tidak perlu menjalani karantina," tutupnya.
Sebelumnya,M mengalami deman tinggi hingga 38,9 derajat dan sakit tenggorokan seperti ciri-ciri pengidap MERS CoV pada umumnya. M kemudian dilarikan ke RSPI Sulianti Saroso dan langsung dibawa ke ruang isolasi pada Senin (22/6) malam.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Dinkes Sumsel Trisnawarman menegaskan, pihaknya telah memeriksa sampel swab pasien J. Hasilnya diketahui negatif cacar monyet.
Baca SelengkapnyaNamun, penemuan pneumonia merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November
Baca SelengkapnyaKemenkes telah menyiapkan 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan mpox atau cacar monyet.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaBPOM Mamuju menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) pada sampel makanan yang diserahkan Dinas Kesehatan Sulawesi Barat (Sulbar).
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya kasus polio baru di Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSkrining ketat dilakukan menyusul ditemukannya varian Clade Ib di luar kawasan Afrika.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca Selengkapnya