Sempat Gegerkan Warga, Perampokan di Bangli Ternyata Rekayasa Korban
Merdeka.com - Aksi perampokan yang terjadi di Banjar Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kabupaten Bangli, Bali, yang sempat menggegerkan warga setempat, rupanya direkayasa oleh Kadek Ardiasih (24) yang saat itu mengaku jadi korban dan bersandiwara disumpal dan diikat oleh perampok yang menyatroni rumahnya.
Kasatreskrim Polres Bangli AKP Androyuan Elim mengatakan, bahwa Ardiasih mengaku dirampok di rumahnya saat seorang diri. Padahal, itu dilakukan untuk mengambil uang mertuanya sendiri I Nyoman Nila (59).
"Jadi, dia itu awalnya punya tabungan bersama mertuanya dia. Kemudian, uang itu atau uang tabungannya di koperasi dipakai terus sama dia (Ardiasih). Kemudian uang itu habis, dan bingunglah dia bagaimana cara mengembalikan uang di koperasi itu," kata AKP Elim saat dihubungi, Senin (11/10).
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Siapa yang menjadi korban perampokan? Korbannya adalah seorang perempuan berinisial RS (43), pegawai koperasi simpan pinjam.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Kebetulan ayah mertuanya itu punya uang kas. Uang kas itulah, diambil sama dia untuk dimasukkan ke koperasi. Tapi, dia bingung kalau dia ngambil gitu-gitu saja. Kan nanti ditanya lagi yang kas itu ke mana, akhirnya dia bikin skenario (dirampok) biar uang itu bisa dia setorkan (ke koperasi)," imbuhnya.
Terungkapnya kebohongan Ardiasih, saat polisi melakukan olah TKP dan meminta keterangannya dan ditemukan banyak kejanggalan. Pertama, Ardiasih saat itu sempat mengaku dipukul kakinya tetapi dari hasil visum tidak ditemukan bekas-bekas kekerasan dan segala macamnya.
Kemudian, dari pengakuannya bahwa saat melakukan aksinya seorang perampok membawa senjata kayu, celurit dan pisau untuk mengancam Ardiasih. "Tapi, kita juga mikir bagaimana cara pelaku bawa tiga-tiganya barang itu sambil memegang korban (Ardiasih)," ungkapnya.
Tak sampai di situ, kejanggalan lainnya di TKP hanya barang pakaian yang diobrak-abrik tetapi tempat barang berharga lainnya tak diobrak-abrik. Selain itu, juga ditemukan di handphone Ardiasih banyak capture terkait rekayasa kasus yang disimpannya.
"Kita, temukan isi capture itu terkait rekayasa kasus. Dia sempat belajar atau buka-buka online itu mempelajari modus kayak gitu. Termasuk capture kayak kasus perampokan, pembunuhan ditodong menggunakan celurit. Banyak kasus yang ada di capture-capture terkait rekayasa-rekayasa. Dari situ kecurigaan kami tambah kuat," jelasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa Ardiasih tinggal satu rumah dengan ayah mertuanya atau korban juga bersama suaminya serta keluarga lainnya. Saat ini, Ardiasih ditetapkan sebagai tersangka karena melaporkan keterangan palsu kepada polisi.
"Modus operandinya Ardiasih uang yang diambil sebesar Rp 26.360.000 tersebut digunakan untuk mengganti uang tabungan yang sudah dihabiskan sebelumnya. Sehingga, pelaku bingung untuk mengganti uang tabungan milik mertuanya yang disimpan di KSP Sari Merta," ujarnya.
Lewat aksinya, pelaku dijerat Pasal 362 KUHP atau 367 KUHP atau 220 KUHP, dengan ancaman pidana selama-lamanya atau 5 tahun penjara.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kepolisian Polres Bangli, Bali, memburu seorang pelaku perampokan yang beraksi di rumah warga bernama Kadek Ardiasih (24) di Jalan Ambian Tihing, Pucak Cemeng, Kelurahan Cempaga, Kabupaten Bangli, Bali.
"Iya, telah terjadi tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau perampokan dengan korban (perempuan) Kadek Ardiasih dengan cara korban diikat menggunakan selendang, mulut ditutup dengan selendang," kata Kasatreskrim Polres Bangli AKP Androyuan Elim, Jumat (8/10).
Peristiwa itu, terjadi pada siang bolong pada Kamis (7/10) sekitar pukul 11:30 Wita, di rumah korban. Dari keterangan korban yang saat itu seorang diri, awalnya datang pelaku yang berpura-pura meminta air.
Namun, setelah diberikan air pelaku mengikat korban dengan menggunakan tiga buah selendang masing-masing satu warna merah marun, satu warna gold dan satu warna merah pink. Setelah, mengikat korban pelaku mengambil uang milik bapak korban sebanyak Rp 35 juta dan milik anaknya Rp 2 juta.
Selain itu, pelaku juga mengambil satu buah cincin emas milik korban. "Dengan adanya kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp 37 juta dan 1 cincin emas," imbuhnya.
Sementara, barang bukti yang diamankan di TKP, 1 selendang warna merah marun panjang 172 cm, selendang warna gold panjang 181 cm, selendang warna oranye panjang 257 cm, sabit panjang 47 cm, potongan kayu panjang, tas merah tempat menyimpan uang sebesar Rp 35 juta.
Selain itu, pelaku mengancam korban dengan celurit yang diambil dari dapur rumah korban. "Tidak ada melukai korban, hanya diancam kemudian diikat. Dari keterangan korban satu pelakunya. Untuk saat ini sudah 8 saksi yang diperiksa," ujar AKP Elim.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban disekap saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Pelaku menggasak sejumlah harta benda orangtua korban.
Baca SelengkapnyaAsep mengaku sempat dipukul dan dikeroyok pelaku yang saat itu juga meminta uangnya.
Baca SelengkapnyaRekonstruksi akan digelar di rumah kontrakan pelaku di Jalan Belacus, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.
Baca Selengkapnyaim Resmob mendapatkan informasi bahwa terduga pelaku berada di Kotabes Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang.
Baca SelengkapnyaAksi perampokan di Tambun Bekasi berhasil terekam kamera pengawas CCTV.
Baca SelengkapnyaPelaku lantas menyekap korban dan enam anak majikannya yang masih kecil.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ditembak di bagian kaki karena melawan.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri, Satrio Mukti Raharjo.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca Selengkapnya