Sempat hilang, 15 siswa Pramuka ditemukan selamat di hutan
Merdeka.com - Tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan 15 siswa Pramuka, yang sempat dilaporkan hilang lebih 24 jam di hutan perbatasan Samarinda dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Empat diantaranya mengalami dehidrasi berat.
Kabar ditemukannya 15 siswa Pramuka itu diterima mulai pukul 11.00 Wita oleh tim SAR gabungan. Para siswa dan siswi SMA itu ditemukan di hutan kawasan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
Tim SAR bergerak sesegera mungkin, meski sempat ikut tersesat di hutan kawasan poros Samarinda ke Tenggarong, sekitar pukul 12.15 Wita tadi. Tim terus bergerak ke hutan Tenggarong Seberang, blusukan melalui jalan masuk tambang batubara.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Kenapa pendaki rentan mengalami hipotermia? Hipotermia dan frostbite sering kali disebabkan oleh kondisi cuaca yang ekstrim, seperti suhu rendah, kelembapan tinggi, dan angin kencang.
Merdeka.com ikut serta dalam proses pencarian. Tidak kurang 5 mobil off road, 5 motor trail dan 5 ambulan, disiagakan. Tim SAR bergerak masuk ke dalam hutan, menjemput satu persatu 15 siswa yang sempat hilang.
Sekitar pukul 15.48 Wita, satu persatu siswa dievakuasi. Dari 15 siswa, empat diantaranya mengalami dehidrasi berat, sehingga harus dibawa ke RSUD AM Parikesit di Tenggarong.
"Semua korban ditemukan selamat, dan dalam kondisi lemah ya," kata Koordinator Unit SAR Basarnas Samarinda Dede Hariana, ditemui merdeka.com usai proses evakuasi, Senin (30/4) sore.
Secara umum, selain dehidrasi lantaran berada di bawah terik matahari menyengat, korban juga dalam kondisi syok. "Benar, ada 4 dievakuasi ke Parikesit (RSUD AM Parikesit di Tenggarong). Sebelas lain ke RSUD AWS di Samarinda," ujar Dede.
Tim SAR gabungan memerlukan waktu lebih dari 1 jam untuk menuju ke lokasi ditemukannya 15 korban di tengah hutan. "Medan terjal, dan koordinat mereka berubah-ubah sehingga menghambat pencarian," terang Dede.
"Ada sekitar 2 jam tadi dalam proses evakuasi mulai dari tim SAR menuju ke lokasi (di hutan). Jadi, dengan ditemukannya semua korban, operasi SAR selesai dan ditutup," demikian Dede.
Diketahui, 300 siswa Pramuka se-Kaltim, mengikuti lintas alam di Samarinda tujuan ke Kutai Kartanegara, sejak Minggu (30/4) pagi kemarin. Hingga siang, 15 orang tidak kembali sampai malam hari. Lima diantaranya siswa Pramuka Samarinda, dan 10 lainnya asal kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Aparat Polresta Samarinda, Polres Kukar, Basarnas, BPBD, relawan kebencanaan dan tim medis, akhirnya berhasil menemukan kelima belas siswa itu.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Empat orang yang sedang mencari air di hutan tersesat di Alas Purwo. Ini yang terjadi.
Baca SelengkapnyaKetiga pelajar itu hilang berpencar saat berada di perbukitan turut Desa Somosari, Kecamatan Batealit dipicu habis konsumsi kecubung.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca SelengkapnyaPencarian korban hilang banjir lahar dingin diperluas sampai ke Taluk Kuantan di Riau
Baca SelengkapnyaEvakuasi dimulai pada tanggal 18 Agustus pukul 13.00 WIB, dari pintu rimba menuju Shelter satu dan berakhir pukul 19.00 WIB di Shelter tiga.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.
Baca Selengkapnya13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaKepala Pelaksana BPBD Kabupaten Solok, Irwan Efendi mengatakan, peristiwa tersebut ini terjadi pada Kamis (26/9) sore.
Baca SelengkapnyaSeorang ABG laki-laki, RZ (15), hilang saat ikut orang tuanya ke kebun dekat hutan.
Baca SelengkapnyaBencana tanah longsor terjadi di areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (7/7).
Baca SelengkapnyaTim SAR Basarnas Jambi diberangkatkan untuk membantu evakuasi korban erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca Selengkapnya