Sempat kritis, balita TH sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga
Merdeka.com - Kondisi balita TH (2,5), korban ledakan bom depan gereja Oikumene di Samarinda, perlahan semakin membaik. Meski masih dalam masa krisis, dia sudah bisa berkomunikasi bersama dengan lingkungan sekitarnya.
Sampai hari ini, balita TH masih dirawat di ruang Pediatry Intensive Care Unit (PICU) RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda. Dia dirawat bersama 2 balita korban ledakan lainnya yakni AS (5) dan AKS (2).
"Masih di PICU, hari ini (TH) sudah menjalani pembersihan luka di kamar operasi. Keadaannya lebih baik lagi hari ini, dua lainnya (AS dan AKS) juga baik lagi," kata Direktur RSUD AW Syachranie, dr Rachim Dinata, kepada merdeka.com, Jumat (18/11) sore.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana TNI memperbaiki rumah warga yang terdampak ledakan? 'Baik yang di Kabupaten Bogor ada 44 rumah dan itu sudah diperbaiki semuanya oleh Kodim,' kata Kadispenad Brigjen TNI Kristomei kepada wartawan, Rabu (3/ 4).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa kerusakan akibat gempa di Bali? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
Rachim mengatakan, meski kondisinya mulai membaik, namun balita TH belum bisa dipindah ke ruang perawatan. Sebab, kata Rachim, sesuai aturan, pemindahan pasien ke ruang perawatan sepuluh hari setelah kejadian.
"Untuk pemindahan ke ruang perawatan nanti dulu. Kita tetap menunggu sesuai aturan, melewati masa krisis selama 10 hari sejak kejadian itu," ujar Rachim.
Namun kondisi balita TH yang menderita luka bakar sekitar 50 persen itu, sudah bisa berkomunikasi dengan orangtua dan perawat dengan meminta makan dan minum. Sementara kondisi balita AS dan AKS sudah bisa bernyanyi-nyanyi dengan orangtuanya.
"Cuma yang saya khawatirkan (balita TH) ini trauma di paru-parunya," tambahnya.
Rachim menambahkan, penanganan terhadap balita TH saat ini lebih kepada luka bakar yang dideritanya. Sebab, dikhawatirkan luka bakar itu membuatnya menjadi cacat.
"Sekarang, kami merawat luka bakar semaksimal mungkin ya. Meminimalisir terjadinya kecacatan parah yang dia (balita TH) alami," ungkapnya.
Masih diterangkan Rachim, saat ini, tengah dilakukan operasi bedah plastik ringan terhadap balita TH. Tujuannya juga agar luka yang dia derita, tidak mengalami infeksi.
"Sekarang sedang dilakukan kegiatan bedah plastik, luka dicuci di kamar operasi. Mencegah dulu, agar tidak ada infeksi agar kesembuhan lebih baik," sebut Rachim.
"Luka di bagian dalam kulit nanti dilakukan operasi lebih seksama. Dijaga maksimal 10 harian ini oleh tim dokter beranggotakan 5 dokter ahli. Jangan sampai tiba-tiba nanti (balita TH) terjadi drop. Makanya masih dirawat di PICU," kata Rachim.
Diketahui, ledakan bom di depan gereja Oikumene itu, telah melukai 4 anak balita. Seorang balita, IM (2,5) meninggal dunia sehari pascakejadian ledakan. Balita IM menderita luka sangat parah dengan persentase luka bakar hingga 78 persen.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Balita ini terjebak selama 3 hari. Proses evakuasi ini dilakukan pada Minggu (11/2) lalu.
Baca SelengkapnyaFatih menyampaikan kondisinya saat ini masih terus menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati.
Baca SelengkapnyaAhmad Ibrahim Shabat dua kali dihantam bom Israel. Serangan pertama menewaskan semua keluarganya, dan serangan kedua menyebabkan dia kehilangan kakinya.
Baca Selengkapnya"Bagi anak-anak, perhatian ini membawa keceriaan di tengah suasana pengungsian, dan bagi orang tua."
Baca Selengkapnya