Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sempat kritis, balita TH sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga

Sempat kritis, balita TH sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga Korban ledakan bom di gereja Samarinda. ©2016 merdeka.com/nur aditya

Merdeka.com - Kondisi balita TH (2,5), korban ledakan bom depan gereja Oikumene di Samarinda, perlahan semakin membaik. Meski masih dalam masa krisis, dia sudah bisa berkomunikasi bersama dengan lingkungan sekitarnya.

Sampai hari ini, balita TH masih dirawat di ruang Pediatry Intensive Care Unit (PICU) RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda. Dia dirawat bersama 2 balita korban ledakan lainnya yakni AS (5) dan AKS (2).

"Masih di PICU, hari ini (TH) sudah menjalani pembersihan luka di kamar operasi. Keadaannya lebih baik lagi hari ini, dua lainnya (AS dan AKS) juga baik lagi," kata Direktur RSUD AW Syachranie, dr Rachim Dinata, kepada merdeka.com, Jumat (18/11) sore.

Rachim mengatakan, meski kondisinya mulai membaik, namun balita TH belum bisa dipindah ke ruang perawatan. Sebab, kata Rachim, sesuai aturan, pemindahan pasien ke ruang perawatan sepuluh hari setelah kejadian.

"Untuk pemindahan ke ruang perawatan nanti dulu. Kita tetap menunggu sesuai aturan, melewati masa krisis selama 10 hari sejak kejadian itu," ujar Rachim.

Namun kondisi balita TH yang menderita luka bakar sekitar 50 persen itu, sudah bisa berkomunikasi dengan orangtua dan perawat dengan meminta makan dan minum. Sementara kondisi balita AS dan AKS sudah bisa bernyanyi-nyanyi dengan orangtuanya.

"Cuma yang saya khawatirkan (balita TH) ini trauma di paru-parunya," tambahnya.

Rachim menambahkan, penanganan terhadap balita TH saat ini lebih kepada luka bakar yang dideritanya. Sebab, dikhawatirkan luka bakar itu membuatnya menjadi cacat.

"Sekarang, kami merawat luka bakar semaksimal mungkin ya. Meminimalisir terjadinya kecacatan parah yang dia (balita TH) alami," ungkapnya.

Masih diterangkan Rachim, saat ini, tengah dilakukan operasi bedah plastik ringan terhadap balita TH. Tujuannya juga agar luka yang dia derita, tidak mengalami infeksi.

"Sekarang sedang dilakukan kegiatan bedah plastik, luka dicuci di kamar operasi. Mencegah dulu, agar tidak ada infeksi agar kesembuhan lebih baik," sebut Rachim.

"Luka di bagian dalam kulit nanti dilakukan operasi lebih seksama. Dijaga maksimal 10 harian ini oleh tim dokter beranggotakan 5 dokter ahli. Jangan sampai tiba-tiba nanti (balita TH) terjadi drop. Makanya masih dirawat di PICU," kata Rachim.

Diketahui, ledakan bom di depan gereja Oikumene itu, telah melukai 4 anak balita. Seorang balita, IM (2,5) meninggal dunia sehari pascakejadian ledakan. Balita IM menderita luka sangat parah dengan persentase luka bakar hingga 78 persen.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Momen Haru Tim SAR Berhasil Evakuasi Balita Korban Banjir di Demak, Tiga Hari Bertahan di Rumah
Momen Haru Tim SAR Berhasil Evakuasi Balita Korban Banjir di Demak, Tiga Hari Bertahan di Rumah

Balita ini terjebak selama 3 hari. Proses evakuasi ini dilakukan pada Minggu (11/2) lalu.

Baca Selengkapnya
Sultan Korban Terjerat Kabel Fiber Sudah Bisa Bicara Usai Jalani Perawatan 245 Hari
Sultan Korban Terjerat Kabel Fiber Sudah Bisa Bicara Usai Jalani Perawatan 245 Hari

Fatih menyampaikan kondisinya saat ini masih terus menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Bocah Tiga Tahun di Gaza, Bom Israel Renggut Semua Keluarganya dan Kini Harus Hidup Tanpa Kaki
Kisah Pilu Bocah Tiga Tahun di Gaza, Bom Israel Renggut Semua Keluarganya dan Kini Harus Hidup Tanpa Kaki

Ahmad Ibrahim Shabat dua kali dihantam bom Israel. Serangan pertama menewaskan semua keluarganya, dan serangan kedua menyebabkan dia kehilangan kakinya.

Baca Selengkapnya
Tanpa Makeup & Berpakaian Sederhana, Potret Istri Jenderal Main Bareng Anak Pengungsi Erupsi Lewotobi Laki-Laki
Tanpa Makeup & Berpakaian Sederhana, Potret Istri Jenderal Main Bareng Anak Pengungsi Erupsi Lewotobi Laki-Laki

"Bagi anak-anak, perhatian ini membawa keceriaan di tengah suasana pengungsian, dan bagi orang tua."

Baca Selengkapnya