Sempat Terhenti, Pemerintah Bakal Kirim 10 Ribu Orang Magang ke Jepang
Merdeka.com - Pemerintah bakal mengirimkan kembali 10 ribu orang secara bertahap ke Jepang untuk mengikuti program pemagangan di luar negeri. Kerjasama Kementerian Ketenagakerjaan bersama pemerintah Jepang ini dilanjutkan seiring terkendalinya angka kasus Covid-19 di tanah air.
Program pemagangan di Jepang itu sejatinya sudah dimulai sejak tahun 1993 silam. Sekitar 85 ribu warga Indonesia sampai saat ini telah mengikuti program itu.
"Salah satu yang kita dapatkan, tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya masuk di pasar kerja di dalam negeri maupun di Jepang. Dimulai dari pemagangan hingga bisa jadi pekerja," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (11/10).
-
Siapa yang memulai program ini? Prabowo-Gibran menyorotoi program pangan termasuk kebutuhan gizi bagi anak dan ibu hamil yang harus terpenuhi.
-
Kapan Jepang mulai menjajah Indonesia? Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
-
Dimana program ini diterapkan? Pasangan calon Prabowo-Gibran menjadikan program ini sebagai cara untuk mengatasi kekurangan gizi di kalangan anak. Sementara itu, untuk mengentaskan stunting, Prabowo-Gibran juga berjanji memberikan makan siang gratis dengan perhatian nutrisi yang lebih ekstra bagi ibu hamil. Adapun sasaran program ini sekitar 82,9 juta orang.
-
Kapan program Gadai Peduli dimulai? 'Program Gadai Peduli itu memang dimulai dari 1 Agustus sampai dengan 30 September, kurang lebih 2 bulan ya.
-
Kapan program ini akan mulai dijalankan? Program ini menurut rencana mulai dijalankan pada Januari 2025.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
Dia menerangkan, manfaat lain dari pemagangan luar negeri adalah tidak sedikit juga dari eks peserta pemagangan menjadi enterpreneur.
"Menjadi pengusaha. Dan banyak contoh dari testimoni teman-teman mantan peserta pemagangan memiliki pekerja hingga 500 orang. Mulai dari usaha kecil menjadi usaha skala menengah," ujarnya.
"Pemagangan ini menjadi alternatif untuk keinginan menekan angka pengangguran. Salah satu alternatifnya, pemagangan sebagai bagian dari proses pelatihan," tambah Ida.
Dia menambahkan, dengan menempatkan peserta magang di perusahaan di Jepang bertujuan agar bisa merasakan situasi tempat bekerja. "Pemagangan itu bukan untuk mendapatkan tenaga kerja murah secara terselubung. Tapi bagian dari proses pelatihan," tegas Ida.
Sempat Terhenti Akibat Pandemi
Pemerintah Jepang sendiri memberikan lampu hijau bagi warga Indonesia untuk magang di perusahaan Jepang setelah sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
"Iya (sempat terhenti) karena pandemi, pemerintah Jepang membatasi warga negara asing termasuk peserta pemagangan ini. Kita sudah bersurat seiring dengan perbaikan kondisi Covid-19 di Indonesia, kita sampaikan Alhamdulillah pandemi bisa terkendali," terang Ida.
Dengan penurunan angka positivity rate, lanjut Ida, pemerintah menyampaikan ke pemerintah Jepang sehingga kesempatan pemagangan dibuka kembali.
"Karena sebenarnya, calon peserta pemagangan yang sudah siap itu banyak sekitar 10 ribu orang, yang sudah siap mengikuti pemagangan di Jepang. Tapi karena pandemi terpaksa terhenti. Selain Jepang, kita juga sedang menindaklanjuti kemungkinan ada pemagangan di Australia," tutup Ida.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain menjadi langkah positif dalam meningkatkan kompetensi, magang juga memberikan wawasan yang luas bagi pesertanya.
Baca SelengkapnyaKemnaker telah menyiapkan program pemagangan ke Jepang bagi pemuda Kabupaten Batang.
Baca SelengkapnyaPada tahun ini, laporan melibatkan 259 perusahaan Jepang sebagai responden, di mana sebanyak 201 perusahaan adalah anggota JCC.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar Sanusi bertemu dengan pimpinan perusahaan penempatan yang ada di Prefektur Miyagi Jepang.
Baca SelengkapnyaSetelah melewati berbagai modifikasi, pelaksanaan program Prakerja tetap bisa bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 393 Sending Organization yang terdaftar telah mengirimkan para pesertanya ke Jepang untuk mengikuti program pemagangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah memutuskan untuk kembali melanjutkan Program Kartu Prakerja pada 2024 ini dengan kuota peserta 1,1 juta orang.
Baca SelengkapnyaMenurut Airlangga, Jepang sudah berpengalaman menerapkan program tersebut sejak akhir Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaProgram makan siang gratis di Jepang, kyushoku, sudah dilaksanakan dari 1899 hingga sekarang. Apa yang bisa Indonesia pelajari dari program ini?
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan program Kartu Prakerja sangat penting, hal itu ditunjukkan dengan sejumlah capaian yang diperoleh.
Baca SelengkapnyaKerja sama antara Indonesia dan Jepang terjalin dalam bentuk Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement.
Baca SelengkapnyaKasus TPPO berkedok program magang ke Jerman atau ferienjob diikuti ribuan mahasiswa dari 33 kampus.
Baca Selengkapnya