Senangnya Istana Negara 2 tahun hujan kritik tapi publik puas
Merdeka.com - Tepat dua tahun Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memimpin Indonesia. Pelbagai aspek telah dijalankan walau ada banyak hal masih tertinggal. Meski begitu, mereka mengklaim kepuasan publik kepada pemerintah selama ini justru meningkat.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, hujan kritik kepada pemerintah dianggap sebagai salah satu modal guna memperbaiki kinerja. Kritik terutama berasal dari partai oposisi di DPR.
Walau demikian, Pramono mencatat, selama dua tahun ini kepuasan publik kepada pemerintah menyentuh angka 68 persen. Hasil itu diperoleh banyak lembaga survei. Pramono mengaku cukup puas atas hasil ini.
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Bagaimana persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di era Jokowi? Survei Indikator menunjukkan bahwa responden menilai kondisi pemberantasan korupsi di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) buruk, dengan jumlah persentase sebesar 32,7 persen.
-
Kenapa Presiden Jokowi memuji Timnas Indonesia? Presiden Republik Indonesia, Jokowi, memberikan pujian kepada Timnas Indonesia atas penampilan mereka dalam pertandingan melawan Arab Saudi dan meminta agar mereka kini berkonsentrasi untuk menghadapi Timnas Australia.
-
Bagaimana Paus memuji Jokowi? Momen perkenalan itu dilakukan Presiden Jokowi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, usai Sri Paus diterima melalui upacara kenegaraan.'Presiden ke mana-mana selalu mengenalkan (calon) presiden terpilih dan tadi secara khusus Paus mengatakan ini adalah tradisi yang bagus, ada seorang presiden yang akan mengakhiri jabatannya memperkenalkan presiden yang akan datang,' kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu (4/9).
"Sebenarnya kepuasaan publik berada posisi cukup tinggi. Hampir semua lembaga survei menempatkan kepuasan publik terutama kepada presiden itu sekitar 66 persen sampai 68 persen. Artinya kepuasaan itu melebihi apa yang diperoleh presiden ketika Pilpres (2014) pada waktu itu, sehingga kalau mau menggunakan ukuran inilah yang dipakai sebagai ukurannya," ungkap Pramono, Rabu (19/10) kemarin.
Hasil cukup tinggi ini bukan berarti pemerintah telah berhasil memperbaiki segala aspek. Pramono mengakui masih banyak hal perlu dibenahi, di antaranya pembenahan ekonomi dan reformasi hukum.
Secara ekonomi, lanjut dia, belakangan memang kondisinya belum stabil. Namun, pihaknya mengklaim bahwa Indonesia terbilang bagus di banding negara lain dalam menghadapi situasi ini.
Sedangkan masalah reformasi hukum, dia menegaskan bahwa Jokowi akan meneken Peraturan Presiden (Perpres) mengenai pungutan liar (pungli) hari ini, Kamis (20/10). Diharapkan adanya aturan ini bisa terwujud reformasi hukum berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Mudah-mudahan besok (hari ini) hal yang berkaitan dengan Perpres pungli segera bisa ditandatangani oleh bapak presiden karena memang ini hanya persoalan waktu," tegasnya.
Kritikan kepada pemerintah Jokowi-JK dua tahun ini juga datang dari kubu koalisi. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan menilai bahwa pemerintah selama dua tahun ini terlalu fokus berpolitik.
Menurut Daniel, pemerintah masih gagal mewujudkan sektor maritim guna mewujudkan nawacita. Pada aspek ini, pihaknya menilai pemerintah justru mengalami kemunduran. "Setelah pemberantasan illegal fishing berjalan cukup baik, tapi kekuatan perikanan nasional pun dilemahkan bahkan menuju kehancuran yang semakin terpuruk," ujar Daniel.
"Kita sangat prihatin, karena justru itu program unggulan dan janji Jokowi untuk wujudkan poros maritim yang semakin jauh," tambahnya.
Untuk itu, dia meminta pemerintah kembali fokus pada visi dan misi awal. Sebab pemerintah dinilai telah memiliki visi besar maupun ukuran-ukuran konkret hendak dicapai.
Sementara itu, kubu oposisi justru melihat semua aspek belum memuaskan publik. Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon mengatakan, cita-cita Jokowi-JK pada kampanye Pilpres 2014 lalu masih jauh dari kata memuaskan.
Fadli menilai pencapaian hampir di semua bidang pemerintahan belum menunjukkan hasil maksimal. "Apa yang jadi cita-cita untuk merealisasikan, janji kampanye masih jauh. Hampir di semua bidang," kata Fadli.
Disektor ekonomi, kata dia, masyarakat masih kesulitan mencari pekerjaan. Selain itu, daya beli juga minim dan harga kebutuhan bahan pokok masih tinggi. Begitu juga dengan bidang politik. Dia melihat kehidupan politik relatif kurang sehat. Iklim demokrasi, lanjut Fadli, juga kerap diwarnai intervensi dan keinginan penguasa atau kelompok tertentu.
"Di bidang politik, masih didominasi oleh keinginan untuk melakukan satu penguasaan. Termasuk kelompok atau parpol. Kehidupan politik kita relatif kurang sehat karena beberapa parpol dipecah belah. Ada jejak dari intervensi pemerintah sehingga kehidupan demokrasi kita mah diwarnai demokrasi yang diintervensi keinginan kekuasaan," jelas Fadli..
Sedangkan aspek hukum, pihaknya menilai semakin tak jelas. Ini dikarenakan realitas terjadi bahwa hukum menjadi tumpul ke atas tapi tajam bagi rakyat miskin. Dia menyimpulkan diskriminasi hukum masih terjadi Indonesia.
"Di bidang hukum, secara singkat saya lihat hukum kita semakin tak jelas, hukum jadi sangat tumpul ke atas, tajam ke bawah. Diskriminasi hukum terjadi di mana-mana. Korupsi besar terjadi di mana-mana," terangnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama 10 tahun Presiden Jokowi memimpin RI, sejumlah masyarakat punya kesan dan pesan terhadap orang nomor satu di Indonesia itu.
Baca SelengkapnyaTingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin mencapai 75,6 persen versi Litbang Kompas.
Baca SelengkapnyaTingginya kepuasan masyarakat ini menjadi bukti bahwa kerja keras pemerintah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaAdapun responden yang menjawab kurang dan tidak puas sebesar 17,9%. Sementara itu, 1% responden lainnya menjawab tidak tahu.
Baca SelengkapnyaPenilaian kinerja presiden berdasarkan sosio-demografi tingkat kepuasannya merata di berbagai kategori. Hasilnya, cenderung di atas 70 persen menyatakan puas.
Baca SelengkapnyaPembangunan yang merata disebut menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Baca SelengkapnyaCharta Politika menilai kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tergolong baik
Baca Selengkapnya"Data menunjukkan bahwa sebesar 80 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Jokowi," kata Afrimadona.
Baca SelengkapnyaSebanyak 76,2 persen masyarakat mengaku puas dengan kinerja Jokowi, meski belakangan banyak diterpa isu negatif.
Baca SelengkapnyaApabila dirinci sebanyak 17,4 persen responden merasa sangat puas dan 69,1 persen responden cukup puas.
Baca SelengkapnyaKritikan menjadi masukan konstruktif untuk memperbaiki pemerintahan.
Baca Selengkapnya