Senjakala ngudud mbako
Merdeka.com - Foto hitam putih ber-tone sepia, mengabadikan tilas jalanan yang sibuk di depan gedung berpapan nama PT GMIT. Di foto yang sudutnya telah rusak itu, terekam kerumunan orang. Banyak di antara mereka berjalan kaki, sebagian mengayuh sepeda.
Di tengah jalan, dua becak melintas. Sedang di seberang bangunan, seorang perempuan berambut sebahu berdiri di belakang seorang pengendara motor yang hanya nampak punggungnya. Foto itu, tanpa keterangan tahun pengambilan hanya dibubuhi informasi singkat, "Karyawan PT GMIT Bubar".
Terpajang di laman Purbalingga.info dalam gallery foto-foto Purbalingga tempo dulu, foto itu merekam kenyataan masa silam yang tak mungkin lagi bisa dijangkau. PT GMIT singkatan dari Gading Mas Indonesia Tobacco, adalah pabrik pengekspor lembaran daun kering tembakau. Tujuan pengiriman mereka ke Jerman dan Belanda untuk produk cerutu.
-
Bagaimana tembakau dikonsumsi di zaman kuno? Hal ini dapat berarti bahwa alih-alih 'dihisap sebagai daun kering atau diendus dalam bentuk bubuk,' tembakau tersebut 'mungkin juga dikonsumsi sebagai infus cair,' menurut pernyataan tersebut.
-
Siapa yang memperkenalkan tembakau di Temanggung? Berdasarkan cerita tutur masyarakat, tradisi ini dimulai oleh seorang tokoh setempat bernama Ki Ageng Makukuhan.'Suatu ketika Ki Ageng Makukuhan ini sakit. Dalam sakit itu ia mendapat wahyu untuk memetik daun yang ditanam dari hasil butiran benih itu. Setelah itu dipetik dan digunakan untuk pengobatan beliau,' kata Budayawan Temanggung, Sutopo.
-
Mengapa tembakau di Jawa Tengah berkembang pesat? Kondisi itu membuat pertanian tembakau di Jateng berkembang secara signifikan. Setiap daerah di Jateng bahkan punya karakteristik tembakau yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
-
Dimana tembakau pertama kali ditemukan? Studi terbaru yang dilakukan oleh Far Western Anthropological Research, Inc menemukan bahwa tembakau pertama kali ditemukan di Gurun Great Lake, Utah, seperti dilansir CNN.
-
Kapan tembakau pertama kali ditemukan? Studi terbaru yang dilakukan oleh Far Western Anthropological Research, Inc menemukan bahwa tembakau pertama kali ditemukan di Gurun Great Lake, Utah, seperti dilansir CNN. Mereka menemukan biji-biji yang hangus di perapian kuno yang digunakan oleh manusia purba pemburu pengumpul pada 12.000 – 9.000 tahun yang lalu.
-
Bagaimana tembakau masuk ke Nusantara? Para penjajah bangsa Eropa membawa benih tembakau pada wilayah yang dijajahnya. Salah satunya adalah kawasan Nusantara. Diduga benih tembakau pertama kali dibawa ke Nusantara oleh bangsa Portugis.
Sekilas riwayat PT GMIT, Koran Suara Merdeka dalam salah satu laporannya bertanggal 12 Desember 2005, mengutip uraian Bupati Purbalingga kala itu, Triyono Budi Sasongko. Ia mengatakan "masa kejayaan tembakau di Purbalingga tahun 1950-an… masa kejayaan itu berakhir tahun 1980-an karena masalah internal perusahaan dan permodalan petani".
Suasana kerumunan buruh-buruh pabrik pengekspor tembakau itu, juga jadi ingatan tak terlupakan bagi Gunawan (70), pemilik Toko Tembakau Kumpul di Jalan Jenderal A Yani Purbalingga. Ia bercerita, masih terbayang kenangan 46 tahun silam. Saban pagi, rombongan buruh PT GMIT melangkahkan kaki seiring jalan dengan para pedagang dan warga yang menuju Pasar Kota Purbalingga.
Kebetulan, Toko Kumpul berhadapan persis dengan pasar Kota Purbalingga yang memiliki sejarah panjang dari era kolonial. Pasar tradisional itu sempat terbakar, identik dengan kekumuhan pedagang-pedagang tiban di pinggiran jalan. Kini, keriuhan pasar telah digantikan oleh taman kota Usman Janatin Park yang sepi.
Bagi Gunawan sendiri, keramaian situasi puluhan tahun silam telah membawa berkah. Dahulu, kenangnya, pedagang-pedagang pasar dan warga terbiasa mampir lalu berkumpul di tokonya. Empat sampai lima orang, duduk mengitari meja di dalam toko. Mereka saling bercerita sembari memilih tembakau lantas melinting bersama.
"Udud mbako istilahnya," kenang Gunawan sembari melinting daun kawung (enau atau aren) yang telah ditaburi tembakau jenis Garangan kesukaannya saat ditemui merdeka.com di kediamannya, Kamis (30/4) dan Jumat (31/4).
Namun, situasi saling tukar informasi di Toko Kumpul, yang bisa dikatakan menciptakan komunitas atau ikatan antarwarga dari kesukaan bersama yakni melinting tembakau, tinggal cerita. Seiring waktu, saat-saat ketika melinting tembakau menjadi bagian keriuhan publik pun telah berakhir.
"Sudah enggak ada lagi pembeli yang berkumpul seperti dulu sembari melinting. Beberapa pembeli memang datang, membungkus setengah ons sampai satu ons tembakau. Situasinya memang sudah tak seperti dulu," imbuh Gunawan. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak awal 2020 banyak bermunculan toko tembakau di Jogja. Salah satu tempat yang paling banyak dijumpai adalah di sepanjang Jalan Kaliurang
Baca SelengkapnyaDi Toko Meubel TST Jalan Mayor Safei, Kotabaru, Kecamatan Serang, pengunjung tak sekedar membeli barang jadi, namun juga bisa bernostalgia.
Baca SelengkapnyaLama tak terlihat, begini potret jadul para pedagang pada tahun 80an. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa percaya tembakau sudah hadir jauh masa sebelum kedatangan Penjajah Portugis.
Baca SelengkapnyaCikapundung jadi daerah yang tersisa dari masa keemasan koran dan kini masih tetap bertahan di tengah senja kala yang mengancam
Baca SelengkapnyaAda 30 jenis tembakau rasa yang ia jajakan. Dalam sehari ada 70 pembeli yang datang.
Baca SelengkapnyaBentuk bangunannya diketahui masih sama dari sejak pertama didirikan pada 1934.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.
Baca SelengkapnyaPelanggan bisa merasakan jamu seduh dengan cita rasa otentik di bangunan peninggalan tahun 1950-an
Baca SelengkapnyaPengunjung bisa melihat langsung proses pengolahan kopi sembari menikmati pemandangan sejuk nan indah
Baca Selengkapnya