Senjata buatan lokal, rahasia kemenangan TNI di kejuaraan menembak
Merdeka.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono membeberkan keunggulan kontingen menembak TNI AD yang baru saja menyabet gelar juara tingkat internasional pada even Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM). Dia menyebut keunggulan itu terletak pada proses rekrutmen dan senjata. Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi turut andil dalam seluruh proses rekrutmen dan pelatihan.
"Pelatihan untuk AASAM ini kita tunjuk Pangkostrad. Jadi saya berterimakasih, telah melakukan seleksi dengan baik sehingga kita mendapatkan penembak yang bagus. Kedua, terkait senjata. Kita boleh berbangga, senjata yang kita pakai dua tahun ini adalah senjata bikinan dalam negeri artinya kita tidak kalah dengan negera-negara lain," ungkap Jenderal Mulyono di Ruang Serba Guna Mabes AD, Jalan Veteran nomor 5 Jakarta Pusat, Rabu (25/5).
Jenderal Mulyono menuturkan, setelah mengetahui kualitas senjata buatan PT Pindad, banyak negara mengajukan permintaan membeli senjata dari Indonesia. Negara-negara itu turut berpartisipasi dalam perlombaan menembak AASAM.
-
Bagaimana perusahaan senjata bereaksi? 'Banyak dari mereka yang mengkhususkan diri pada komponen tertentu atau membangun sistem yang memerlukan satu rangkaian rantai pasokan,' yang memungkinkan mereka bereaksi lebih cepat, kata Dr. Nan Tian, ​​Direktur Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata Sipri, kepada AFP.
-
Apa yang menyebabkan peningkatan penjualan senjata? 'Terjadi peningkatan tajam dalam pendapatan penjualan senjata pada 2023, dan kemungkinan akan terus berlanjut pada tahun 2024,' kata Lorenzo Scarazzato, peneliti di SIPRI Military Expenditure and Arms Production, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir laman Straits Times, Senin (2/12).
-
Kenapa Balai Yasa Madiun memproduksi senjata? Menariknya dari Balai Yasa Madiun ini, pada tahun 1947 tempat ini malah memproduksi berbagai jenis senjata api dan senjata tajam.
-
Apa yang dibeli TNI dari Blok Timur? Mulai dari kendaraan lapis baja, artileri medan, hingga roket dan alutsista lain.
-
Kenapa negara butuh senjata paling mematikan? Kepemilikan senjata ini diharapkan mampu menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
-
Siapa yang untung dari penjualan senjata? Produsen yang lebih kecil lebih efektif dalam memenuhi permintaan yang terkait dengan perang di Gaza dan Ukraina, meningkatnya ketegangan di Asia Timur, dan program persenjataan di wilayah lain, kata lembaga tersebut.
"Dia pernah mengintip senapan Indonesia seperti apa dan yang sudah komunikasi dengan saya adalah Filipina, Brunei Darussalam, Laos. Dia ingin membeli senjata seperti ini," sambungnya.
Jenderal Mulyono menegaskan, TNI konsisten dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk menggunakan produk dalam negeri di setiap event. Tujuannya untuk memamerkan produk dalam negeri di tingkat internasional. Produk buatan anak negeri diyakini kualitasnya dan bisa mengalahkan produk negara lain.
"Kita memberdayakan produk dalam negeri, selama itu bagus kenapa tidak," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyopiri kendaraan taktis Maung bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ibu Negara Iriana Jokowi, dan Erick Thohir.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku kerap ditanya oleh negara-negara lain terkait produksi peluru di Indonesia
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaUntuk memenuhi standar uji kemampuan, setiap alutsista TNI wajib melakukan uji coba khususnya senjata api.
Baca SelengkapnyaPenambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Yudo Margono mendampingi Panglima AB Australia General Angus Campbell saat berkunjung ke PT Pindad pada Rabu (5/7) lalu.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaPeneliti dan Ahli Militer Made Tony Supriatna menjelaskan kondisi di Papua.
Baca SelengkapnyaAgus menyebut bahwa Jokowi sangat senang melihat pameran alutsista.
Baca SelengkapnyaJokowi minta jajarannya untuk mencari mitra kerja dan menjalin kerja sama dengan pihak lain.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Patria Gintings mengkritisi mahalnya biaya pengadaan alutsista, termasuk pembelian alutsista bekas.
Baca SelengkapnyaPrabowo optimis industri pertahanan Indonesia bisa kuat.
Baca Selengkapnya