Seorang Anak Buah Haji Permata Tewas akibat Luka di Kepala
Merdeka.com - Bahar, anak buah pengusaha asal Batam, Haji Permata dinyatakan meninggal dunia. Dia sempat dirawat beberapa hari dengan luka tembak di kepala.
Saat penembakan, Bahar memegang kendali speedboat yang ditumpangi Haji Permata dan sejumlah anak buahnya. Polda Riau telah mendapat hasil autopsi dan pemeriksaan sejumlah saksi terkait penembakan terhadap rombongan Haji Permata.
"Haji Permata ditembak bagian dada, sedangkan anggotanya, Bahar yang merupakan tekong atau nakhoda speedboat terluka di bagian kepala. Dia sempat dirawat, namun akhirnya meninggal dunia," kata Direktur Reskrimum Polda Riau Kombes Pol Teddy Ristiawan, Kamis (21/1).
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa pelaku pembunuhan di Batubara? “Kematian korban sangat tragis. Namun hingga saat ini pelaku juga belum ditangkap,“
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Dimana pemuda itu meninggal? Pemuda itu meninggal dunia usai dipatuk ular kobra pada bagian hidungnya.
Teddy menyebutkan, selain Permata, ada tiga anak buahnya ikut tertembak. Namun hanya Permata dan Bahar yang tewas. Sedangkan anak buahnya yang lain sedang dirawat karena luka tembak di tangan dan kaki.
"Total yang tertembak ada empat orang. Dua meninggal dunia, dan dua terluka," ucap Teddy.
Permata tewas saat kejadian, Jumat (15/1). Sedangkan Bahar tewas, Selasa (19/1) sore. Selanjutnya dua korban lain yakni Abdul Rachman luka tembak di kaki, lalu Irwan, luka tembak di lengan.
"Untuk Haji Permata, meninggal dunia dengan lima proyektil peluru petugas Bea Cukai di bagian dada. Ini diketahui setelah jenazah Permata dilakukan autopsi. Sedangkan Bahar, luka tembak di kepala karena memang dia yang mengemudikan kapal," jelasnya.
Lokasi penggerebekan yang menyebabkan Permata tewas, ternyata terjadi di dua lokasi. Lokasi pertama di Sungai Belah hingga ke Sungai Merusi, Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir.
"Dari lokasi pertama ke lokasi kedua ada sekitar 30 menit. Jadi semua kejadian di wilayah perairan, sungai. Ada masyarakat yang melihat dan mengetahui kejadian itu," jelasnya.
Teddy menjelaskan, dalam menyelidiki kasus kematian Permata, polisi telah memeriksa 21 orang. Saksi diperiksa mulai dari anak buah Permata, hingga masyarakat dan pihak Bea Cukai.
"Pimpinan Bea Cukai Tembilahan Indragiri Hilir sedang diperiksa. Sedangkan enam orang petugas Bea Cukai yang berada di lokasi kejadian tidak hadir saat kami panggil," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Permata tewas tertembak pada Jumat (15/1). Penembakan terhadap Permata saat pengusaha barang-barang dari luar negeri itu berada di atas laut Tembilahan.
Dia berhadapan dengan petugas Bea dan Cukai di perairan Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Permata mengalami luka sejumlah tembakan di dadanya.
Peristiwa itu terjadi saat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kepulauan Riau (Kepri) menggagalkan penyelundupan 7,2 juta batang rokok ilegal. Haji Permata tewas tertembak dalam kejadian itu.
Karena tidak terima, keluarga korban membuat laporan ke polisi. Laporan dibuat di Polda Kepri dan dilimpahkan ke Polda Riau terhitung 18 Januari 2021.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban merupakan warga Desa Dadaplangu, meninggal setelah kayu berpaku tersebut mengenai bagian belakang kepalanya.
Baca SelengkapnyaPada saat ditinggal ibunya, korban sedang tertidur sembari tersangka bermain judol.
Baca SelengkapnyaKorban sebenarnya bukan sasaran dari ustaz. Kebetulan korban lewat saat ustaz melempar kayu berpaku tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban sempat berkomunikasi dan mengaku dari POM TNI AD
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia dengan sejumlah luka di bagian kepalanya
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaIbunda mengungkapkan korban tidak pernah pamit saat akan keluar rumah.
Baca SelengkapnyaSelain bacokan di dada, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan persentase mencapai 91%.
Baca SelengkapnyaPolres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca SelengkapnyaKasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan korban berinisial KAF (13).
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi ditepi jalan umum Kampung Painan Timur Kenagarian Painan Timur Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki motif pelaku menikam adiknya hingga tewas.
Baca Selengkapnya