Seorang ibu paksa 4 anaknya ngemis, sehari harus dapat Rp 100 ribu
Merdeka.com - Seorang warga Jalan Nelayan, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, berinisial EO dilaporkan ke Mapolresta Pekanbaru. EO dilaporkan karena diduga memaksa 4 orang anak kandungnya untuk mengemis.
Ketua LPA Riau, Esther Yuliani saat dikonfirmasi membenarkan pihaknya melaporkan EO ke Mapolresta Pekanbaru. "Ini masih membuat laporan ke PPA Polresta," katanya, Jumat (1/4).
Menurut Esther, dugaan eksploitasi ini dilakukan EO terhadap anaknya berinisial CRB, NAB, FAF, dan IB. Karena semua anaknya masih di bawah umur, perempuan 36 tahun itu akan ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Pekanbaru oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau.
-
Dimana suami pengangguran ini tinggal? Sudah dilaporkan bahwa ia pindah ke Jepang sekitar delapan tahun yang lalu dan menikah dengan wanita bernama Fenghua.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Siapa yang terdampak dari broken home? Dampak dari broken home dapat terasa pada anggota keluarga, terutama anak-anak.
-
Bagaimana suami pengangguran ini mendapatkan uang? Fenghua selalu siap membantu suaminya, menyediakan makanan dan membayar biaya kuliah.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Kenapa ayah ini merasa sedih? Mendapati sang putri jadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dia ikut merasa pilu. Tak ada orang tua yang tak hancur melihat buah hati mereka mengalami penderitaan.
"Tiga anak masih sekolah, yang pertama berusia 16 tahun. Sementara anak kedua dan ketiga di sekolah dasar serta anak paling kecil belum sekolah," kata Esther.
Menurut Esther, hal ini dilakukan EO selaku ibu kandung 4 anak itu tanpa ada campur tangan dari suaminya karena dalam kondisi sakit.
"Suami dari EO ini sakit dan tidak tahu apa yang diperbuat sama istrinya. Jadi, dugaan eksploitasi ini dilakukan oleh EO," jelas Esther.
Dikatakan Esther, EO menyuruh anak untuk mengemis di sejumlah titik di Kota Pekanbaru. Dia menargetkan anaknya untuk membawa uang Rp 100 ribu per hari.
"Jadi ada targetnya, Rp 100 ribu per hari setiap anak. Kalau tidak sampai, EO diduga melakukan kekerasan terhadap anaknya," ucap Esther.
Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Sugeng Putut Wicaksono dikonfirmasi membenarkan adanya laporan ini. Pihaknya juga melakukan penyelidikan terkait dugaan kekerasan dan pemaksaan mengemis itu.
"Kita ambil keterangan korban didampingi LPA," sebut Putut.
Menurut Putut, pihaknya masih mendalami dan mencari motif EO sehingga memaksa mempekerjakan anak sebagai pengemis.
"Ada juga anak yang bekerja dengan niat tulus membantu ekonomi orangtuanya dan ada juga yang dipaksa. Kita harus tahu alasannya," pungkas Putut.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaKisah seorang wanita lansia asal Purworejo benar-benar membuat siapapun yang membaca akan mengelus dada.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah ingin mengakhiri hidupnya, setelah mengetahui empat anak yang dikunci di dalam kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah oleh akun TikTok @liintanggliintangg ini viral mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaSelama mengontrak itu diketahui Panca sama sekali tidak memberikan indentitas berupa KTP atau KK kepada ketua RT setempat.
Baca SelengkapnyaPenemuan jasad ayah dan anak yang telah membusuk di rumahnya, Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara membuat geger warga.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaSang ibunda sempat pamit untuk pergi bekerja. Ibunya juga berjanji akan segera pulang jika pekerjaannya telah selesai.
Baca SelengkapnyaUntuk mengobati rasa lapar, setiap hari sang kakek makan nasi dengan dicampur air.
Baca Selengkapnya