Seorang Perawat di Bengkulu Utara Diduga Diintimidasi Keluarga Pasien Covid-19
Merdeka.com - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Bengkulu meminta polisi usut kasus dugaan intimidasi yang dilakukan keluarga pasien Covid-19 terhadap seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara.
Ketua DPW PPNI Provinsi Bengkulu Fauzan Adriansyah mengatakan, tindakan tidak menyenangkan ini telah dilaporkan kepada kepolisian pada 27 Juni 2021, namun pihaknya tidak mendapat informasi mengenai perkembangan kasus tersebut.
"Dari tanggal 27 Juni sampai 3 Juli 2021 kemarin tidak diketahui apakah laporan itu sudah ada peningkatan penyidikan atau berhenti. Makanya kita kecam karena perawat yang menangani pasien Covid-19 namun diduga masih mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan," kata Fauzan. Dikutip dari Antara, Minggu (4/7).
-
Siapa yang diserang di rumah sakit? Serangan mematikan terhadap rumah sakit itu menewaskan empat orang termasuk seorang anak dan 32 orang lainnya luka-luka serta menghancurkan keseluruhan bangunan rumah sakit menyisakan puing-puing dan kemungkinan korban tertimpa runtuhan.
-
Siapa yang menjadi tersangka perundungan? Hasilnya dua orang siswa ditetapkan sebagai tersangka. Kedua tersangka merupakan kakak kelas korban.
-
Apa pesan Ipuk untuk tenaga kesehatan Banyuwangi? Berikan pelayanan yang baik. Jangan sampai muncul keluhan pelayanan buruk karena tidak ramah atau pun pelayanannya lama. Mari sama-sama berbenah, berkomitmen membangun Banyuwangi lebih baik lagi.
-
Siapa yang melakukan intimidasi di PSU Kuala Lumpur? Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan bahwa pelaku intimidasi di PSU Kuala Lumpur dapat dipidana. 'Bisa dibawa ke pidana, tetapi kita lihat tergantung dari otoritas setempat, dan Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) yang ada karena Sentra Gakkumdu lagi fokus pada penanganan pelanggaran pidana yang ada di pengadilan,' kata Bagja di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (13/3).
-
Kenapa Kemenkes melakukan investigasi tentang perundungan? Dante menyebut, perlu bukti solid untuk menentukan kesimpulan dari setiap kali perundungan. Menurutnya, dari 1.000 lebih perundungan yang di klarifikasi ternyata sebagian besar bukan perundungan. Hanya 30 persen atau 300 kasus.'Yang perundungan itu sekitar 30 persen yang memang benar-benar perundungan,' kata Dante.
-
Apa yang ditemukan Kemenkes tentang perundungan di sekolah kedokteran? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap saat ini 300 perundungan di sekolah spesialis kedokteran. Hasil itu berdasarkan hasil investigasi Kemenkes di Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sriwijaya.
Fauzan menjelaskan, kejadian itu terjadi pada 27 Juni 2021 sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu korban yang merupakan perawat di RSUD Arga Makmur sedang berjaga di Ruang Tulip rumah sakit tersebut.
Kemudian, korban dihampiri salah satu anggota keluarga pasien Covid-19 yang diduga merupakan aparat penegak hukum, yang meminta korban membaca sebuah dokumen yang dibawanya.
Perawat berinisial AP itu kemudian menjelaskan kepada keluarga pasien tersebut jika dokumen itu adalah blangko serah terima jenazah, karena almarhum diduga terpapar Covid-19.
Lalu ada seorang laki-laki lain yang berbicara dengan korban dan menepuk lengan kiri korban sebanyak satu kali sambil berkata berulang kali mempertanyakan kenapa ini almarhum dinyatakan Covid-19 sementara hasil tes antigen negatif.
Korban kemudian berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sambil menjauh dari keluarga pasien, namun semua keluarga laki-laki pasien yang berada di lokasi berusaha mendekati korban sehingga korban merasa ketakutan dan berlari ke arah Ruangan Tulip.
Saat itu, salah satu keluarga pasien menendang korban dari arah belakang hingga mengenai tangan kiri korban sebanyak satu kali. Korban kemudian mengamankan diri ke dalam ruangan keperawatan.
Fauzan mengatakan PPNI Pusat akan mengirimkan pengacara untuk mendampingi korban guna menyelesaikan dugaan kasus intimidasi tersebut.
"Masalah tersebut bukan hanya diduga mencoreng nama pribadi korban, tetapi mencoreng profesi tenaga kesehatan. Kami minta kasus ini diusut sehingga ke depan tidak terulang lagi," ucap Fauzan.
Dia mengatakan pihaknya telah bertemu dengan korban dan mempersilakan bermusyawarah dengan keluarga untuk mencari jalan terbaik guna penyelesaian permasalahan itu.
Namun, kata dia, sebagai organisasi pihaknya meminta kepolisian serius mengusut kasus itu agar menjadi pelajaran bagi semua keluarga pasien, sehingga hal serupa tidak terulang kembali terhadap perawat lain di Provinsi Bengkulu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perawat tersebut sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaSaat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PB IDI, Dr. Mohammad Adib Khumaidi mengatakan pendampingan hukum kepada dokter yang terjerat hukum merupaka tanggung jawab organisasi.
Baca SelengkapnyaDia menyebut para pelaku pemerasan dan bullying terhadap dokter PPDS memang bukan orang sembarangan.
Baca SelengkapnyaMenurut Irma, lulusan PPDS yang menjadi pelaku perundungan akan memunculkan pola pragmatis yang berdampak terhadap pasien.
Baca SelengkapnyaKendati belum menjawab secara gamblang terkait hasil investigasi kasus dugaan perundungan itu, Budi menyatakan telah sangat mengetahui apa yang terjadi.
Baca Selengkapnya22 Pesilat PSHT diduga menjadi pelaku pengeroyokan untuk dimintai keterangan di Mapolres Jember.
Baca SelengkapnyaLaporan polisi tersebut terdaftar dengan nomor LP/B/133/IX/2024/Spkt/Polda Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi mengatakan, bahwa praktik-praktik perundungan itu sudah terjadi puluhan tahun di Undip dan tidak bisa diselesaikan secara tuntas.
Baca SelengkapnyaPihak Unpad juga sedang memproses pemberian sanksi berat kepada seorang dosen pelaku bullying.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani, secara lugas mengungkit kasus perundungan diduga dialami Dokter Aulia Risma hingga meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaRektor meminta Civitas setop memberikan komentar dan tak terpancing karena masalah ini sedang ditangani polisi.
Baca Selengkapnya