Seorang warga Sukoharjo positif terjangkit flu burung
Merdeka.com - Seorang warga Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah berinisial S dinyatakan positif suspect virus flu burung (avian influenza/AI). Saat ini, kakek berusia 70 tahun tersebut, mendapatkan perawatan khusus di ruang isolasi RSUD Dr Moewardi Solo.
Humas RSUD Dr Moewardi, dr Eliza, mengatakan S sudah tiga hari lalu mendapatkan perawatan intensif. S sebelumnya pernah punya riwayat kontak dengan unggas yang mati terjangkit AI.
"Sebelumnya dia memang melakukan kontak dengan puluhan ayam yang mati terkena AI. Setelah itu, S sakit dan dirujuk ke sini untuk mendapatkan perawatan khusus," ujar Eliza kepada wartawan, Jumat (10/5).
-
Dimana pria itu terinfeksi? Seorang pria lanjut usia di Belanda dengan usianya yang sudah menginjak 72 tahun menjadi pasien terinfeksi Covid-19 paling lama di dunia.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Kapan pria itu meninggal? Peneliti menduga pria tersebut memiliki tinggi 1,9 meter, meninggal sekitar abad ke-15 atau awal abad ke-16 ketika wilayah tersebut masih menjadi satu dengan Denmark dan Norwegia.
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
-
Apa itu influenza? Influenza, atau flu, adalah infeksi virus yang sangat menular dan biasanya terjadi pada musim dingin.
-
Mengapa pria itu terinfeksi selama 613 hari? Pria berusia 72 tahun asal Belanda yang tidak disebutkan namanya itu mengalami kekurangan kekebalan cukup parah saat ia terinfeksi virus corona varian Omicron pada tahun 2022, tepat setelah menerima beberapa kali suntikan Covid.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter, lanjut Eliza, lekosit darah S jauh di bawah normal. Namun dari pemeriksaan tersebut, tidak ditemukan pneumonia. Sementara untuk hasil tes laboratorium dan hasil swab tenggorokan belum keluar.
"Selama kita rawat tiga hari ini, perkembangannya kondisinya bagus. Meski demikian kami akan tetap menerapkan status suspect flu burung terhadap pasien tersebut hingga ada hasil laboratorium dan swab," ungkapnya.
Untuk status berikutnya, kata Eliza, pihak Rumah Sakit masih menunggu hasil test laboratorium dan swab. Mengenai biaya perawatan selama pasien masih dinyatakan suspect, Eliza mengungkapkan seluruh biaya perawatan akan ditanggung oleh negara.
Dua warga dirujuk ke RS
Dua warga Mojolaban, Sukoharjo juga dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Solo oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, sejak Rabu (8/5). Dirujuknya dua warga tersebut, menyusul gejala flu yang diderita pasca matinya sejumlah ayam di wilayah Desa Wirun, Mojolaban dalam 3 hari terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro mengatakan, dua warga yang dirujuk ke RS Moewardi Solo di antaranya bernama Mardi (73), warga Ngambak Kalang, Desa Wirun, Mojolaban, serta satu warga yang masih dikonfirmasi nama dan alamatnya.
"Awalnya hanya atas nama Mardi yang kami rujuk ke RS Moewardi. Namun ada laporan lagi jika ada satu warga yang menderita gejala yang sama, dan sudah dirujuk juga ke RS Moewardi. Sementara ayam yang mati mendadak positif flu burung," ujar Guntur, Kamis (9/5).
Sebelumnya, puluhan ayam di Ngambak Kalang, Wirun, Mojolaban diketahui mati mendadak dalam satu pekan terakhir. Puluhan ayam mati itu positif Flu Burung (Avian Influenza/ AI).
Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo, Giyarti mengatakan, saat ini, kasus Flu Burung di wilayah Mojolaban tersebut masih dalam penanganan. Selain mengambil sampel ayam untuk di-rapid test di Balai Besar Verteriner Yogyakarta, dinas terkait juga sudah mengambil langkah preventif.
Dinas Pertanian sudah melakukan vaksinasi terhadap ayam di wilayah Ngambak Kalang dan sekitarnya. Dinas pertanian juga mensosialisasikan kepada warga tentang cara pemusnahan ayam yang terjangkit Flu Burung sesuai gejalanya dengan membakar ayam atau menguburnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warga Gunungkidul meninggal karena Antraks. Korban sempat dirawat di rumah sakit
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaAntraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri B.antrachis. Biasanya, antraks menyerang hewan herbivora.
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan Yogyakarta saat ini tengah menunggu hasil tes darah dari 45 pasien.
Baca SelengkapnyaWabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaPasien tersebut meninggal di RSUD Fatmawati, Solo, Kamis (21/3).
Baca SelengkapnyaAntraks bisa menular melalui konsumsi daging atau susu sapi yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca Selengkapnya