Sepak terjang & modus Ius Pane dkk perampok rumah mewah Pulomas
Merdeka.com - Ius Pane dan komplotan Ramlan Butar-Butar, pelaku perampokan rumah mewah milik Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara, No 7A, Jakarta Timur, sudah dibekuk petugas Kepolisian. Mereka memiliki sepak terjang dan modus agar aksinya tidak terendus. Namun, tidak ada yang namanya kejahatan tidak terungkap.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pelaku merupakan perampok spesialis rumah mewah. Ius Pane dkk selalu mencari rumah dengan keadaan tidak terkunci.
"Jadi kelompok empat ini memang modus operandinya dia tidak pernah merusak pintu. Selama dia merampok ke mana-mana mulai dari Solo, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta dia tidak pernah merusak pintu. Modusnya seperti itu hanya kalau pintu terbuka dia baru masuk," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/1).
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Kapan pencuri dianggap aman? Kapan pencuri tidak ditangkap lagi? Jawaban: Pencuri masih di penjara.
-
Bagaimana cara pelaku masuk ke rumah? Mereka akan beraksi setelah diberi kode oleh pelaku yang pura-pura bertamu. Pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu samping yang tidak dikunci dan langsung membungkam mulut dan menutup mata RS menggunakan lakban.
Pelaku perampokan nekat masuk ke dalam rumah dengan modus berpura-pura kenal dengan penghuni. Ius dkk tak segan-segan melakukan ancaman verbal dengan cara membentak dan menodongkan senjata tajam ke korban.
Menurut Argo, pelaku juga tak punya hati dan tega mengikat korban dengan tali. Selanjutnya menempatkan korban di suatu ruangan sebelum melakukan aksinya.
Fakta yang terungkap, keempat pelaku perampokan yakni Ridwan Sitorus alias Ius Pane, Ramlan Butar Butar, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga mengumpulkan uang dengan cara patungan untuk operasional aksi perampokan. Dari hasil patungan terkumpul Rp 4 juta.
"Untuk kegiatan perampokan ini ada urunan (patungan) dari empat orang masing-masing sebesar Rp 1 juta sebagai modal untuk sewa kendaraan kemudian untuk makan," jelas Argo.
Mereka berempat berangkat dari rumah kontrakan Ramlan di Bekasi, Jawa Barat. Kemudian, mereka bergerak ke Pulomas, Jakarta Timur. Setibanya di rumah Dodi, Ius Pane masuk terlebih dulu dan mengecek pintu pagar yang ternyata tidak dikunci.
"Jadi keempat tersangka ini adalah komplotan yang sudah tiga kali kemaren yang tadi saya sampaikan merampok dan dia sebenarnya dia adalah spesialis rumah-rumah seperti ini banyak barang berharga. Jadi bukan spesialis mobil, motor maupun yang lain," terangnya.
Saat perampokan di Pulomas, Ius Pane baru diketahui baru sebulan keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Tangerang. Setelah menghirup udara bebas, Ius Pane sudah beberapa kali beraksi bersama komplotan perampok di bawah komando Ramlan Butar-Butar.
Ius Pane dan rekan-rekannya tiga kali melakukan aksi perampokan hanya dalam waktu sepekan. Kelompok ini spesialis merampok rumah mewah seperti di daerah Jonggol, Puwakarta dan akhirnya Pulomas.
Seperti diketahui, tim gabungan berhasil menangkap Ridwan Sitorus alias Ius Pane di Medan, Sumatera Utara pada Minggu, 1 Januari 2017 sekitar pukul 07.45 WIB. Ius Pane bersama tiga kawannya, Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga melakukan perampokan di rumah mewah, Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa 27 Desember lalu hingga menewaskan enam orang dan lima lainnya kritis.
Korban yang meninggal yaitu Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfyla (9), Amel, Yanto, dan Tasrok (40). Sementara lima orang yang kritis adalah Emi (41), Zanette Kslila Azaria (13), Santi (22), Fitriani (22), dan Windy (23).
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelaku ditembak di bagian kaki karena melawan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pencurian di lokasi yang sama terjadi sudah kali ketiga.
Baca SelengkapnyaHengki mengatakan, pelaku sempat menjauh kala ditegur petugas. Tetapi, tiba-tiba, pelaku kembali mendekati petugas dan melakukan penyerangan.
Baca SelengkapnyaToko di samping kantor polisi tapi kemalingan berkali-kali. Bagaimana bisa? simak kronologinya
Baca SelengkapnyaTerekam CCTV, aksi 2 orang pria berhasil membawa kabur 1 motor di kos Sukabumi.
Baca SelengkapnyaBikin kepala geleng-geleng, aksi pencurian dilakukan oleh dua orang pemulung di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (4/7) lalu.
Baca Selengkapnya