Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sepak Terjang Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Turki yang Namanya akan Jadi Jalan di DKI

Sepak Terjang Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Turki yang Namanya akan Jadi Jalan di DKI Mustafa Kemal Ataturk. ©2021 Istimewa

Merdeka.com - Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk akan dijadikan nama salah satu jalan di Menteng, Jakarta Pusat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, rencana penamaan jalan ini merupakan bagian dari kerja sama antarnegara.

Dia menjelaskan, di Turki sepakat untuk menggunakan nama Ahmed Soekarno untuk nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar RI di Ankara.

"Sekarang giliran kita yang memberikan kesempatan nama tokok daripada pemerintah atau negara Turki di Indonesia di Jakarta. kebetulan nama yang diusulkan dari mereka Ataturk. Ya, kita saling menghormati menghargai antarnegara," jelasnya, di Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/10).

Mari mengenal sosok Mustafa Kemal Ataturk yang dihimpun dari berbagai sumber:

Mustafa Kemal Ataturk lahir pada 19 Mei 1881 di Selanik Utsmaniyah atau kini bernama Thessaloniki di Yunani dengan nama Gazi Mustafa Kemal Pasa.

Mustafa Kemal merupakan seorang perwira militer dan negarawan Turki yang memimpin revolusi negara itu. Dia juga merupakan pendiri dan presiden pertama Republik Turki. Ideologinya sekularis dan nasionalis. Kebijakan serta teorinya dikenal sebagai Kemalisme.

Mustafa Kemal membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses selama berdinas sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Gallipoli. Setelah kekalahan Kesultanan Utsmaniyah di tangan tentara Sekutu, dan rencana-rencana berikutnya untuk memecah negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki yang kemudian menjadi Perang Kemerdekaan Turki.

Kampanye militernya yang sukses menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki. Sebagai presiden yang pertama, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan luas dalam usahanya menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan demokratis.

Menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberikan kepada Mustafa Kemal nama belakang 'Ataturk' yang berarti Bapak Bangsa Turki pada 24 November 1934.

Mustafa Kemal menganggap penutup kepala khas Turki atau fez (dalam bahasa Turki 'fes'), yang mulanya diperkenalkan Sultan Mahmud II sebagai aturan berpakaian di Kesultanan Utsmaniyah pada 1826, sebagai lambang feodalisme dan karena sebab itu ia melarang pemakaiannya di muka umum.

Ia mendorong lelaki Turki untuk mengenakan pakaian orang Eropa. Meskipun Islam melarang keras minuman yang mengandung alkohol, ia menggalakkan produksi dalam negeri dan mendirikan industri minuman keras milik negara. Ia menyukai minuman keras nasional, rakı.

Mustafa Kemal memiliki visi sekuler dan nasionalistik dalam programnya membangun Turki kembali. Ia dengan keras menentang ekspresi kebudayaan Islam yang asli terdapat di kalangan rakyat Turki. Penggunaan huruf Arab dilarang dan negara dipaksa untuk beralih ke alfabet yang berbasis Latin yang baru. Pakaian tradisional Islam, yang merupakan pakaian kebudayaan rakyat Turki selama ratusan tahun, dilarang hukum dan aturan berpakaian yang meniru pakaian barat diberlakukan.

Perekonomian

Dia menciptakan strata sosial seperti borjuis industri dan kaum tani Anatolia, yang hampir tidak ada selama masa Kesultanan Utsmaniyah. Masalah utama yang dihadapi oleh politik pada zamannya adalah kelambanan dalam pengembangan lembaga-lembaga politik dan kelas-kelas sosial yang akan mengarahkan perubahan sosial dan ekonomi seperti itu.

Visinya mengenai kebijakan ekonomi Turki awal terlihat selama Kongres Ekonomi Izmir 1923 yang didirikan sebelum penandatanganan Perjanjian Lausanne. Pilihan awal dari kebijakan ekonominya mencerminkan kenyataan di zamannya.

Zaman di bawah kepimpinannya, hak properti untuk semua warga negara dan tidak hanya untuk dua sektor, selain itu dalam periode antara 1923 hingga 1938 ia bekerja pada pengembangan ekonomi Turki rata-rata pada tingkat 7,5% per tahun, jadi nasional Turki pendapatan meningkat dari 3,62 unit per seribu menjadi 6,52 unit per seribu.

Dia semakin mendukung kompleks industri bersubsidi besar negara seperti 'Sumerbank' setelah krisis ekonomi global. Dia mendukung pembentukan industri pertanian, tekstil, mesin, pesawat terbang dan otomotif nasional. Pada 1935, Turki berkembang menjadi masyarakat industri yang didasarkan pada model Mustafa Kemal di Eropa Barat. Namun, kesenjangan antara tujuannya dan pencapaian struktur sosial-politik negara itu belum ditutup.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ridwan Kamil dan Suswono Ingin Disebut Pasangan 'Rido', Ini Artinya
Ridwan Kamil dan Suswono Ingin Disebut Pasangan 'Rido', Ini Artinya

Nantinya, nama mereka berdua akan menjadi 'Rido' alias Ridwan-Suswono.

Baca Selengkapnya
Bangun Memorial Park Rp361 Miliar di IKN, Jokowi: Untuk Hormati Pahlawan dan Pendiri Bangsa
Bangun Memorial Park Rp361 Miliar di IKN, Jokowi: Untuk Hormati Pahlawan dan Pendiri Bangsa

Memorial Park IKN dibangun di area seluas 2.034 meter persegi.

Baca Selengkapnya
Desa Kelahiran Presiden Soeharto Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA, Begini Kondisinya Sekarang
Desa Kelahiran Presiden Soeharto Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA, Begini Kondisinya Sekarang

Patok-patok proyek tol sudah dipasang di sekeliling desa

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Cerita di Balik Panggilan 'Bang Yos' untuk Sutiyoso
Tak Banyak yang Tahu, Cerita di Balik Panggilan 'Bang Yos' untuk Sutiyoso

Sutiyoso adalah gubernur Jakarta periode 1997-2007. Hari ini, dia bertemu dengan Cawagub Rano Karno.

Baca Selengkapnya
Sejarah Masjid Kemayoran, Saksi Perjuangan Arek-arek Suroboyo Melawan Penjajah
Sejarah Masjid Kemayoran, Saksi Perjuangan Arek-arek Suroboyo Melawan Penjajah

Masjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya

Baca Selengkapnya
FOTO: Hari Pertama Masa Kampanye Pilkada Jakarta 2024, Pasangan Ridwan Kamil-Suswono Awali dengan Ziarah ke Makam MH Thamrin
FOTO: Hari Pertama Masa Kampanye Pilkada Jakarta 2024, Pasangan Ridwan Kamil-Suswono Awali dengan Ziarah ke Makam MH Thamrin

Ridwan Kamil menjelaskan, ia memilih berziarah ke makam Muhammad Husni (MH) Thamrin dan lainnya sebagai langkah awal kampanye.

Baca Selengkapnya
Diabadikan Jadi Nama Jalan di Solo, Ini Kisah Pengorbanan Arifin Melawan Penjajah Jepang
Diabadikan Jadi Nama Jalan di Solo, Ini Kisah Pengorbanan Arifin Melawan Penjajah Jepang

Arifin merupakan salah satu tokoh kunci atas menyerahnya Jepang di Kota Solo.

Baca Selengkapnya