Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sepanjang 2017, sebaran difteri di Aceh capai 93 kasus, 4 pasien meninggal dunia

Sepanjang 2017, sebaran difteri di Aceh capai 93 kasus, 4 pasien meninggal dunia imunisasi difteri. ©2017 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Kasus penderita difteri di Provinsi Aceh meningkat tajam dari tahun ke tahun dan sudah ditetapkan secara nasional menjadi Kejadian Luas Biasa (KLB). Bahkan sudah ada yang ditemukan meninggal dunia karena diserang bakteri difteri.

Sepanjang 2017 ini, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh telah ditemukan 93 kasus, empat di antaranya meninggal dunia karena bakteri difteri. Meningkat tajam dibandingkan tahun 2016 lalu, hanya ditemukan 11 kasus terjangkit bakteri difteri di Aceh.

Keempat pasien yang meninggal dunia itu berasal dari Kabupaten Aceh Timur, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara. Sementara masih ada 4 pasien lagi yang masih sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh saat ini.

Adapun kabupaten/kota yang rentan terhadap terinfeksi bakteri difteri ini adalah Kabupaten Aceh Timur 18 orang, Pidie Jaya 14 orang, Kota Banda Aceh 13 orang, Bireuen 11 orang, Aceh Utara 11 orang, Pidie enam orang, Aceh Besar enam orang, Aceh Barat empat orang, Lhokseumawe dua orang, Sabang dua orang, Aceh Selatan dan Aceh Tamiang satu orang.

Kasus kematian suspect difteri menjadi momok besar bagi bangsa Indonesia saat ini. Ada 11 provinsi di seluruh Indonesia yang melaporkan kasus difteri saat ini. Penyakit ini berbahaya dan masuk KLB dikarenakan penyebarannya sangat mudah, baik itu pernapasan, sentuhan langsung maupun melalui batuk pasien yang terjangkit suspect difteri.

Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Aceh, dr Abdul Fatah, mengaku penyebaran penyakit difteri di Aceh memang telah meluas dan harus diwaspadai. Serambi Mekkah juga salah satu provinsi yang sudah ditetapkan KLB oleh pemerintah.

"Sampai hari ini ada 93 kasus, empat orang di antaranya sedang menjalani perawatan di RSUZA. Untuk Aceh penyakit ini sudah ditetapkan KLB," kata dr Abdul Fatah, Selasa (12/12).

Menurut Abdul Fatah, bakteri difteri patut diwaspadai, karena penyebaran melalui udara. Seperti batuk, kena percikan air liur dan terkena sentuhan pasien yang sedang terjangkit difteri. Penyakit difteri menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan disertai demam dan sesak napas.

Adapun gejala yang mudah dikenali sudah terjangkit bakteri difteri adalah seperti demam tinggi, susah menelan dan mulutnya berselaput putih, termasuk lidah. Bahkan bisa lebih parah, bila susah bernapas berakibat meninggal dunia.

Bila penderita difteri sudah akut, seluruh rongga mulut penderita putih, baik lidah, langit-langit mulut dan bahkan leher penderita bengkak. Bila hal ini terjadi, diminta untuk langsung memeriksakan diri kepada dokter.

Kata Abdul Fatah, penderita penyakit difteri disebabkan akibat tidak meratanya proses imunisasi di seluruh pelosok Aceh. Selain itu, menurut Fatah, juga ada sebagian orangtua yang tidak mau anaknya diimunisasi karena adanya pemikiran yang menyatakan vaksin imunisasi itu haram.

Dinkes Aceh mengimbau agar orang tua segera memberikan imunisasi kepada anak. Dikarenakan hanya cara seperti itu yang dapat mencegah tertularnya penyakit difteri.

"Satu-satunya cara untuk mencegah difteri hanya dengan memberikan imunisasi," ujarnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia
Tiga Anak Pasien DBD di Situbondo Meninggal Dunia

Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.

Baca Selengkapnya
Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus
Bertambah 81, Kematian Akibat DBD di RI Capai 621 Kasus

Kemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kasus DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat, Ini Penjelasan Kemenkes
Kasus DBD Naik Hampir 3 Kali Lipat, Ini Penjelasan Kemenkes

Hingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.

Baca Selengkapnya
FOTO: Berantas Nyamuk DBD, Museum Tekstil Jakarta Difogging Demi Keamanan Pengunjung
FOTO: Berantas Nyamuk DBD, Museum Tekstil Jakarta Difogging Demi Keamanan Pengunjung

Kegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.

Baca Selengkapnya
4 Kasus Baru Cacar Monyet Ditemukan Dinkes DKI
4 Kasus Baru Cacar Monyet Ditemukan Dinkes DKI

Ngabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya
4 Fakta Pamekasan Waspada Penyakit Difteri, Paling Banyak Menyerang Anak-anak, Sudah Ada Korban Meninggal
4 Fakta Pamekasan Waspada Penyakit Difteri, Paling Banyak Menyerang Anak-anak, Sudah Ada Korban Meninggal

Difteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya
Rabies Kembali Makan Korban
Rabies Kembali Makan Korban

Virus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.

Baca Selengkapnya
6 Warga Lebak Meninggal Dunia karena DBD
6 Warga Lebak Meninggal Dunia karena DBD

Penyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan
Data Kasus Antraks di Gunungkidul: 12 Hewan Ternak Mati dalam 3 Bulan

Korban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.

Baca Selengkapnya
Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: 17 Orang Masih Positif, 24 Sudah Sembuh
Update Kasus Cacar Monyet di Jakarta: 17 Orang Masih Positif, 24 Sudah Sembuh

Seluruh pasien merupakan laki-laki berusia 23-50 tahun. Semuanya tertular melalui kontak seksual.

Baca Selengkapnya