Sepanjang 2017, sebaran difteri di Aceh capai 93 kasus, 4 pasien meninggal dunia
Merdeka.com - Kasus penderita difteri di Provinsi Aceh meningkat tajam dari tahun ke tahun dan sudah ditetapkan secara nasional menjadi Kejadian Luas Biasa (KLB). Bahkan sudah ada yang ditemukan meninggal dunia karena diserang bakteri difteri.
Sepanjang 2017 ini, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh telah ditemukan 93 kasus, empat di antaranya meninggal dunia karena bakteri difteri. Meningkat tajam dibandingkan tahun 2016 lalu, hanya ditemukan 11 kasus terjangkit bakteri difteri di Aceh.
Keempat pasien yang meninggal dunia itu berasal dari Kabupaten Aceh Timur, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara. Sementara masih ada 4 pasien lagi yang masih sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh saat ini.
-
Apa itu difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa saja yang bisa terkena difteri? Meskipun difteri tidak terlalu berbahaya, namun penyakit ini termasuk penyakit menular sehingga bisa menginfeksi siapa saja yang berada di sekitar penderita atau lingkungan yang sedang mengalami banyak kasus difteri.
-
Apa penyebab penyakit difteri? Difteri adalah penyakit menular yang terjadi karena bakteri C. diphtheriae. Racun yang dihasilkan bakteri ini yang menyebabkan orang menjadi sangat sakit.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Mengapa difteri bisa berbahaya? Difteri adalah penyakit yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Bakteri penyebab penyakit ini bisa merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
Adapun kabupaten/kota yang rentan terhadap terinfeksi bakteri difteri ini adalah Kabupaten Aceh Timur 18 orang, Pidie Jaya 14 orang, Kota Banda Aceh 13 orang, Bireuen 11 orang, Aceh Utara 11 orang, Pidie enam orang, Aceh Besar enam orang, Aceh Barat empat orang, Lhokseumawe dua orang, Sabang dua orang, Aceh Selatan dan Aceh Tamiang satu orang.
Kasus kematian suspect difteri menjadi momok besar bagi bangsa Indonesia saat ini. Ada 11 provinsi di seluruh Indonesia yang melaporkan kasus difteri saat ini. Penyakit ini berbahaya dan masuk KLB dikarenakan penyebarannya sangat mudah, baik itu pernapasan, sentuhan langsung maupun melalui batuk pasien yang terjangkit suspect difteri.
Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Aceh, dr Abdul Fatah, mengaku penyebaran penyakit difteri di Aceh memang telah meluas dan harus diwaspadai. Serambi Mekkah juga salah satu provinsi yang sudah ditetapkan KLB oleh pemerintah.
"Sampai hari ini ada 93 kasus, empat orang di antaranya sedang menjalani perawatan di RSUZA. Untuk Aceh penyakit ini sudah ditetapkan KLB," kata dr Abdul Fatah, Selasa (12/12).
Menurut Abdul Fatah, bakteri difteri patut diwaspadai, karena penyebaran melalui udara. Seperti batuk, kena percikan air liur dan terkena sentuhan pasien yang sedang terjangkit difteri. Penyakit difteri menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan disertai demam dan sesak napas.
Adapun gejala yang mudah dikenali sudah terjangkit bakteri difteri adalah seperti demam tinggi, susah menelan dan mulutnya berselaput putih, termasuk lidah. Bahkan bisa lebih parah, bila susah bernapas berakibat meninggal dunia.
Bila penderita difteri sudah akut, seluruh rongga mulut penderita putih, baik lidah, langit-langit mulut dan bahkan leher penderita bengkak. Bila hal ini terjadi, diminta untuk langsung memeriksakan diri kepada dokter.
Kata Abdul Fatah, penderita penyakit difteri disebabkan akibat tidak meratanya proses imunisasi di seluruh pelosok Aceh. Selain itu, menurut Fatah, juga ada sebagian orangtua yang tidak mau anaknya diimunisasi karena adanya pemikiran yang menyatakan vaksin imunisasi itu haram.
Dinkes Aceh mengimbau agar orang tua segera memberikan imunisasi kepada anak. Dikarenakan hanya cara seperti itu yang dapat mencegah tertularnya penyakit difteri.
"Satu-satunya cara untuk mencegah difteri hanya dengan memberikan imunisasi," ujarnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaHingga minggu ke-12 di tahun 2024, ditemukan sebanyak 43.271 kasus DBD dengan total jumlah kematian sebanyak 343 jiwa.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaDifteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaSeluruh pasien merupakan laki-laki berusia 23-50 tahun. Semuanya tertular melalui kontak seksual.
Baca Selengkapnya