Sepekan Dibuka, 372.534 Peserta Mendaftar SBMPTN

Merdeka.com - Hingga sepekan dibuka sejak 10 Juni lalu, sebanyak 372.534 calon mahasiswa telah mendaftar diri sebagai peserta SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2019. Perkembangan jumlah pendaftar tersebut disampaikan Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi, Ravik Karsidi.

"Pendaftaran sudah dimulai tanggal 10 Juni 2019. Sampai hari ini (17 Juni 2019 pukul 16.00 WIB) dapat diinformasikan perkembangan jumlah pendaftar sudah sebanyak 372.534 peserta," ujar Ravik dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Senin (17/6).

Menurut Ravik, dari jumlah tersebut dapat dirinci peserta menurut kelompok pilihan Program Studi (Prodi). Saintek sebanyak 177.523 peserta, Soshum 190.235 peserta dan Campuran 4.773 peserta. Sedangkan menurut statusnya, dapat diketahui jumlah peserta reguler sebanyak 267.566 peserta dan Bidikmisi sebanyak 104.968 peserta.

"Untuk siswa yang belum mendaftar, agar segera melakukan pendaftaran melalui laman https://pendaftaran.sbmptn.ac.id," jelasnya.

Lebih lanjut Ravik menyampaikan, pendaftaran akan ditutup pada tanggal 24 Juni 2019. Panitia, lanjut dia, tidak akan memperpanjang waktu pendaftaran. Ravik berharap para calon pendaftar agar memperhatikan secara teliti dan cermat semua ketentuan persyaratan dan tahapan pendaftaran SBMPTN 2019 yang dapat dilihat pada laman https://sbmptn.ltmpt.ac.id.

Ravik mengingatkan masyarakat, khususnya para calon pendaftar SBMPTN 2019, terkait beredarnya informasi tentang pembobotan sub-tes nilai UTBK untuk bisa masuk atau memilih ke prodi tertentu di suatu PTN tidaklah benar.

"Yang benar adalah, nilai sub-tes akan diperhitungkan terkait prodi pilihan, nilai UTBK paket tes merupakan paket satu kesatuan dan peserta yang memiliki 2 nilai UTBK akan dipilih oleh sistemsecara otomatis yang tertinggi sesuai Prodi yang dipilih," jelasnya.

Ravik juga menyampaikan bahwa sampai saat ini, LTMPT dan Rektor tiap-tiap PTN tidak pernah mengeluarkan passing grade tiap-tiap Prodi PTN. Sehingga kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi yang tidak bertanggungjawab.