Sepi pembeli, pedagang bendera di Solo mengeluh
Merdeka.com - Momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70, banyak dimanfaatkan oleh pedagang dadakan. Mereka menggelar dagangan berupa bendera merah putih, beserta atribut lainnya untuk memeriahkan hari lahir Bangsa Indonesia, 17 Agustus mendatang.
Tak hanya dari Kota Solo dan sekitarnya, puluhan pedagang bendera juga berasal dari luar Jawa Tengah, seperti Tasikmalaya, Ciamis dan lain sebagainya. Mereka datang secara berkelompok, dengan dibiayai oleh seorang sponsor atau bos.
-
Kapan Hari Kemerdekaan RI ke-79? Tak terasa sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-79.
-
Apa yang dimaksud dengan kemerdekaan Indonesia? Kemerdekaan Indonesia yang diraih melalui perjuangan dan pengorbanan para pahlawan merupakan momen bersejarah yang patut kita syukuri dan rayakan.
-
Kapan Kemerdekaan Indonesia dirayakan? Hari ini adalah hari untuk bersyukur, untuk mengenang dan untuk melanjutkan perjuangan menuju Indonesia yang lebih baik.
-
Kapan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dirayakan? Apalagi tumpeng kemerdekaan ini menjadi tradisi sekaligus simbol budaya Indonesia dalam merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus.
-
Kapan Hari Kemerdekaan Indonesia dirayakan? Indonesia tengah memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-78 tahun ini.
-
Apa makna Kemerdekaan bagi rakyat Indonesia? Kemerdekaan adalah kesempatan untuk memperbaiki dan membangun, bukan untuk berhenti dan puas dengan pencapaian.
Meski pedagang telah menjamur, namun tak dibarengi dengan jumlah pembeli yang datang. Sejumlah pedagang atribut kemerdekaan tersebut bahkan harus gigit jari, lantaran sepi pembeli. Mereka yang mulai menggelar dagangan akhir Juli lalu, hingga awal bulan Agustus ini belum menerima hasil sesuai yang diharapkan.
"Saya sudah jualan dari tanggal 25 Juli mas. Tapi sampai sekarang masih sepi sekali. Sehari hanya maksimal 2 orang yang datang," ujar Didik (51 tahun) pedagang asal Tasikmalaya, saat ditemui merdeka.com, Senin (3/8).
Didik yang berjualan di Jalan Slamet Riyadi, Timuran tersebut mengaku datang ke Solo bersama 10 orang temannya dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Dengan bermodalkan Rp 7 juta, ia berharap akan mendapatkan keuntungan besar untuk membiayai anak istrinya.
"Ini masih sepi sekali, nanti tanggal 5 ke atas semoga banyak yang datang ke sini," katanya.
Didik mengaku berdagang atribut kemerdekaan sejak tahun 2001 ini menjelaskan, tahun ini tak seperti tahun sebelumnya, karena peminat bendera merah putih dan atribut tak seperti tahun lalu. Pada tahun lalu, awal bulan Agustus sudah banyak yang datang membeli bendera dan umbul-umbul.
Mukhlis pedagang lainnya di Solo baru menyampaikan hal senada. Pria yang biasanya bekerja sebagai buruh bangunan ini datang dari Ciamis membawa sekitar 20 kodi atribut dan bendera. Meski demikian ia hanya bermodalkan tenaga. Barang-barang yang ia jual adalah milik orang lain.
"Saya hanya buruh saja mas, menjualkan. Kadang saya menerima 30 hingga 40 persen dari total semua penjualan. Kami datang ke Solo 20 Juli dan kembali ke Ciamis. pada 17 Agustus nanti," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaWanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaPadahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaBeberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaBPS menyatakan, deflasi September 2024 sebesar 0,12% month-to-month. Kondisi ini menyebabkan pasar-pasar menjadi sepi.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang mengaku masih diminta untuk membayar retribusi pasar kepada pengelola, yaitu Pasar Jaya.
Baca SelengkapnyaMakin ketatnya persaingan di antara para pedagang bendera tak menyurutkan semangatnya berjualan.
Baca SelengkapnyaTak hanya berjualan, warga negara asing (WNA) tersebut bahkan datang ke Tanah Air menggunakan visa turis.
Baca Selengkapnya