Sepi pembeli, pedagang pasar darurat Klewer memilih sewakan kios
Merdeka.com - Sejumlah pedagang di pasar darurat Klewer di komplek Alun-alun Utara, Keraton Kasunanan Surakarta, mengeluh sepi pembeli. Padahal mereka sudah memulai usahanya sejak sebelum Ramadan lalu.
Tak mau didera kerugian berkepanjangan, mereka memilih menyewakan kios ke pedagang lain. Padahal proses sewa-menyewa itu menyalahi aturan Pemkot Solo. Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, mengakui ada beberapa kios yang disewakan oleh pedagang. Namun dia belum bisa memastikan berapa jumlahnya.
"Memang ada beberapa pedagang yang menyewakan kiosnya ke orang lain. Penyewaan kios itu jelas bertentangan dengan perjanjian awal. Pedagang dilarang memindahtangankan tempat usaha yang dikeluarkan pemkot," ujar Kusbani saat dijumpai di Balai Kota Solo, Selasa (4/8).
-
Mengapa Pasar Ngawen Blora terbakar? Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat lilin yang menyala di salah satu kios sembako lupa dimatikan pemiliknya.
-
Apa yang terbakar di Pasar Ngawen Blora? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat. Banyak lapak yang ditempati ribuan pedagang hangus terbakar.
-
Dimana kebakaran pasar terjadi? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat.
-
Apa yang diprotes pedagang Teras Malioboro II? Mereka melakukannya sebagai aksi protes karena merasa tidak dilibatkan terkait rencana relokasi mereka ke tempat baru di Ketandan dan Beskalan.
-
Kapan kebakaran Pasar Ngawen Blora terjadi? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
Kusbani memperkirakan, alasan pedagang menyewakan kiosnya akibat situasi di lapangan yang dirasakan sulit oleh sebagian pedagang. Setelah Lebaran, kata dia, omset mereka anjok hingga 90 persen. Belum lagi sebagian pedagang kesulitan modal setelah kebakaran melanda lokasi usaha mereka.
Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Subagiyo mengaku bisa memahami alasan praktik sewa-menyewa kios tersebut. "Kami memahami, saya berjanji untuk meningkatkan komunikasi dengan pedagang, guna menyikapi fenomena tersebut," ucap Subagiyo.
Meski demikian, pihaknya tetap menginginkan agar kios itu dimanfaatkan sendiri oleh pedagang. Pihaknya juga hanya mengakui pemegang surat hak penempatan (SHP), bukan penyewa kios. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Suswono, bangunan Pasar Serdang perlu untuk direvitalisasi usai menjumpai dua kelompok pedagang.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaSetelah sebelumnya sempat ricuh selama penertiban, ratusan kios dan lapak PKL di pinggir Jalan Raya Puncak Bogor dibongkar.
Baca SelengkapnyaKeluhan itu pun menjadi catatan baginya dan akan diteruskan ke pihak PSI di DPRD DKI Jakarta dan pihak Pemprov DKI.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang mengaku masih diminta untuk membayar retribusi pasar kepada pengelola, yaitu Pasar Jaya.
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca SelengkapnyaMenurut RK, dalam permasalahan itu pasti ada jalan keluarnya.
Baca SelengkapnyaPadahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaWanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaKondisi Pasar Kenari yang sepi pengunjung membuat pedagang buku memutar otak untuk mendapatkan pembeli.
Baca Selengkapnya331 Lapak PKL di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ditertibkan oleh Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bogor.
Baca Selengkapnya