Seribuan Sapi di Palembang Terjangkit PMK, Peternak Terpaksa Cari Obat Secara Mandiri
Merdeka.com - Seribuan ekor sapi di Palembang diketahui mengidap penyakit mulut dan kuku (PMK). Ironisnya, hingga saat ini pemerintah belum mengupayakan penanganan, terlebih bantuan obat-obatan.
Ketua Koperasi Usaha Lestari Ternak Palembang Yani mengungkapkan, meski sapi yang terpapar semakin meluas, belum ada bantuan dari pemerintah terkait obat-obatan. Alhasil, peternak mau tak mau harus mencari solusi lain dengan memberikan obat-obatan dan ramuan herbal.
"Sampai sekarang belum ada bantuan obat sama sekali, kami pakai paracetamol dan amoxilin saja, tapi sembuhnya lama, keburu menular ke sapi yang lain," ungkap Yani, Kamis (9/6).
-
Bagaimana Kementan meningkatkan populasi sapi nasional? Jan Maringka menyatakan, dengan kegiatan IB ini secara nasional dapat meningkatkan populasi sapi sekitar 35%. Hal tersebut tentu berimbas pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak.'Melalui Inseminasi Buatan, optimalisasi penggunaan bibit pejantan unggul untuk memenuhi kebutuhan daging dapat tercapai', jelas Jan Maringka.
-
Kenapa sapi di TPA Putri Cempo berbahaya? Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
-
Apa yang dilakukan di Banyuwangi untuk tingkatkan populasi sapi? Program SMS Pisan, kepanjangan dari Sapi Manak Setahun Pisan (sapi beranak setahun sekali) terus digalakkan Pemkab Banyuwangi.
-
Apa yang dilakukan sapi di TPA Putri Cempo? Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung.
-
Bagaimana pempek berkembang? Pempek pun semakin berkembang dan dikenal secara luas oleh masyarakat.
Sapi yang bergejala PMK setiap hari terus bertambah. Hal ini membuat peternak memotongnya lebih cepat.
"Mau bantuan tidak ada, cari obat susah, malah tidak ada obatnya. Terpaksa dipotong, dari pada semakin rugi," ujarnya.
Imbauan DKPP Sumsel
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel Ruzuan Effendi mengakui belum ada bantuan obat-obatan dan vaksinasi dari pusat. Dengan kondisi itu, pihaknya mengimbau peternak mencari obat-obatan secara mandiri.
"Memang belum ada bantuan obat, sudah kami sampaikan ke seluruh daerah. Yang ada hanya vitamin dan disinfektan," kata dia.
Dalam waktu dekat, sebanyak 27 ribu dosis vaksin akan dikirim dari Jakarta ke Palembang. Vaksinasi ditarget bisa rampung dilakukan sebelum Iduladha.
"Mudah-mudahan sesuai jadwal dan kuotanya bisa bertambah dari usulan," ujarnya.
Bantah Seribuan Sapi Idap PMK
Namun, Ruzuan membantah penularan PMK di Palembang meluas hingga disebut mencapai seribuan ekor sapi. Menurut dia, diagnosa PMK hanya dibuktikan melalui uji laboratorium.
"Tidak bisa diklaim oleh peternak atau dokter hewan saja, karena tidak semua sapi sakit itu positif terjangkit PMK. Sama halnya dengan Covid-19, harus ada pengecekan laboratorium," ujarnya.
Berdasarkan data di DKPP Sumsel, sapi yang terpapar PMK di provinsi itu hanya 28 ekor dan 75 ekor sapi suspek PMK. Dari sapi yang suspek PMK, 7 ekor di antaranya mati dan 45 ekor lainnya sembuh.
"Yang suspek masih menunggu hasil. Sapi yang suspek atau bergejala saja ketika diuji belum tentu positif PMK, kadang ada yang negatif juga," kata dia.
"Sedangkan di Palembang, hanya tiga ekor sapi yang terpapar dan semuanya sudah dipotong," sambungnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi ancaman bagi para peternak. Rupanya, penyakit itu bisa diobati dengan tanaman kangkung.
Baca SelengkapnyaUpaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca SelengkapnyaTotal ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaRencana ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaAntraks tidak mudah hilang dari daerah yang pernah terinfeksi
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaKepada peternak, apabila ada ternak yang muncul gejala LSD, diimbau untuk segera dilakukan vaksinasi.
Baca SelengkapnyaIndustri pengolahan susu nasional harus bisa menyerap semua susu peternak.
Baca SelengkapnyaIni Syarat AIni cara agar program bagi-bagi susu gratis Prabowo-Gibran bisa terealisasi. gar Program Bagi-Bagi Susu Gratis Prabowo-Gibran Bisa Terwujud
Baca Selengkapnya