Sering Disentil PDIP Usai Usung Anies, NasDem: Dewasalah dalam Berpolitik
Merdeka.com - Hubungan PDIP dan NasDem menjadi tegang setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. Sekjen NasDem Johnny G Plate menegaskan, partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo harus tetap solid dalam kabinet Indonesia maju.
"NasDem dan PDIP serta 5 koalisi pemerintahan saat ini, tapi enamnya adalah koalisi pilpres 2019 dan komitmen soliditas pilpres dan kabinet harus terus kita jaga sampai akhir yang baik dari pemerintahan kabinet Indonesia maju," kata Johnny di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (11/10).
Johnny tak ingin demokrasi diwarnai dengan diksi memecah belah. Dia berpesan, berdewasalah dalam berpolitik.
-
Apa nama partai yang dibentuk Anies Baswedan? Sampai saat ini Anies belum mengumumkan nama partai yang akan didirikannya.
-
Kenapa NasDem prioritaskan Anies di Pilgub Jakarta? NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan, Anies dianggap menjadi tokoh prioritas untuk diusung pada Pilkada yang digelar November mendatang.
-
Bagaimana Nasdem membangun koalisi untuk Pilgub NTT? 'Saya juga menugaskan seluruh pengurus untuk membangun koordinasi dan komunikasi dengan partai lain, karena harus berkoalisi,' jelas Edistasius.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Siapa yang diusung Partai Nasdem untuk Pilgub Jabar? Anak Presiden ke-3 ini diusung oleh Partai NasDem.
"Demokratisasi itu harus jalan juga, harus segar juga, tapi jangan memecah belah, jangan menggunakan diksi-diksi yang berdampak pada polarisasi kehidupan sosial kemasyarakatan itu, hindari seperti itu, berdewasalah dalam berpolitik," ujarnya.
Johnny menegaskan, hingga kini belum ada capres 2024 definitif yang sesuai undang-undang. Hanya ada beberapa nama yang sudah beredar seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan lainnya.
"Capres-capres lainnya pun banyak, partai politik seperti itu, biarkan ini berjalan secara baik di dalam demokrasi yang sehat, tapi bagian dari kabinet harus tetap solid karena tantangannya besar," ujarnya.
"Jangan terpancing dengan yang remeh temeh adu domba, emang enak untuk ditonton, untuk ditulis bagus, tapi dampaknya sangat destruktif terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan kita, jangan," tegas Menkominfo ini.
Johnny mengajak parpol untuk membangun soliditas dan kekompakan nasional. Berdemokrasi harus dijalankan dengan baik.
"Di sinilah pentingnya penngambilan keputusan dengan menghormati kewenangan hak-hak dan independensi partai politik. Mari kita bangun itu dengan baik," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung soal deklarasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang dilakukan oleh Partai NasDem. Hasto menyebut, sikap NasDem tersebut seperti insiden Hotel Yamato saat perobekan warna biru pada bendera Belanda.
Hasto menilai, NasDem kini sudah berbeda sikap dan mempunyai capres sendiri pada pemilu 2024.
"Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto, dalam konferensi pers di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu (9/10).
Tak hanya itu, Hasto menilai pergerakan NasDem yang terkesan terburu-buru dalam mendeklarasikan sosok capres, terkesan agar Presiden Joko Widodo segera lengser dari jabatannya.
"Sepertinya mereka mau deklarasi kan pingin Pak Jokowi cepet cepet saja. kan gitu," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menghargai keputusan NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024.
“(Jokowi mengatakan), ‘Baik, bagus, saya menghargai itu’. Saya pikir ini lebih dari cukup,” kata Surya Paloh saat mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres di NasDem Tower, Senin (3/10).
Dia mengatakan, komunikasinya dengan Jokowi selama ini berjalan intens saat mereka bertemu sekitar 10 hari lalu.
“Saya ingin menegaskan kembali komunikasi dengan Pak Jokowi berjalan secara intens, pertemuan saya terakhir mungkin baru lebih 10 hari yang lalu,” imbuhnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NasDem merespons rencana Presiden Jokowi melakukan reshuffle.
Baca SelengkapnyaSaat ini, hanya tersisa satu menteri NasDem di Kabinet Indonesia Maju (KIM), yakni Siti Nurbaya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Baca SelengkapnyaRespons Jokowi pun datar ketika ditanya komunikasinya dengan NasDem soal kursi menteri yang berkurang.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai, pertemuan itu harus disambut dengan baik.
Baca SelengkapnyaAnies menyebut PKS tidak hanya siap menjadi bagian pemerintah. Melainkan juga siap menjadi oposisi.
Baca SelengkapnyaAnies menegaskan koalisi akan tetap solid berada pada garis perubahan.
Baca SelengkapnyaKetua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi berharap partainya tetap kuat untuk mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menyatakan belum menyerah untuk mengantarkan Anies menjadi calon presiden 2024 di tengah banyak tekanan.
Baca SelengkapnyaWilly mengatakan, tak dipungkiri Anies Baswedan saat ini banyak dilirik oleh partai politik (parpol).
Baca SelengkapnyaPDIP berdalih menjaga stabilitas politik jauh lebih dikedepankan daripada manuver politik
Baca SelengkapnyaHasan pun menilai wajar bila presiden ditinggalkan jelang akhir masa jabatan.
Baca SelengkapnyaPosisi Anies terdesak Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Baca Selengkapnya