Sering temukan fosil, Setu Wiryorejo peroleh 7 sertifikat
Merdeka.com - Setu Wiryorejo (56) menemukan sebuah fosil tengkorak manusia saat sedang mencari tulang purbakala di Sungai Bojong, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Sabtu, 6 Februari lalu. Namun ia tak menyangka jika fosil yang ia temukan tersebut tergolong langka dan spektakuler.
"Saya sering nyari tulang fosil di sungai atau longsoran kalau musim hujan seperti ini. Kalau dapet ya saya bersihkan dan saya serahkan ke balai (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba). Sangiran," ujar Setu, saat ditemui merdeka.com di rumahnya.
Meski tahu bahwa temuan tersebut merupakan tengkorak manusia purba, Setu tak menyangka jika atau tengkorak itu merupakan jenis Homo Erectus Arkaik. Dia mengaku sudah sering menemukan fosil saat mencari di aliran sungai atau longsoran.
-
Kapan artefak tertua di lokasi ditemukan? Artefak-artefak ini berasal dari berbagai zaman, mulai dari Neolitikum sampai era Perang Dunia II.
-
Dimana artefak kuno ditemukan? Seorang peternak di Trebry, Prancis, menyadari seekor sapinya hilang saat sedang menghitung hewan ternaknya pada Juni lalu. Setelah mencari kesana kemarin, Adeline Yon-Berthelot menyadari sapinya jatuh ke dalam lubang selama 3 meter.
-
Di mana artefak kuno ditemukan? Arkeolog menemukan tulisan abjad tertua yang diketahui di sebuah makam kuno di Suriah.
-
Dimana artefak kuno ini ditemukan? Artefak kuno ini ditemukan di selatan Aswan, terletak di daerah yang dilanda banjir karena pembangunan Bendungan Tinggi Aswan antara tahun 1960 dan 1970.
-
Di mana artefak ditemukan? Lokasi dengan luas 6 hektar itu dikenal dengan Kebun Rosane oleh penduduk lokal.
-
Di mana artefak kuno itu ditemukan? Artefak kuno milik ahli bedah tersebut ditemukan pada sebuah kuil persembahyangan di utara, seperti yang dilaporkan para peneliti.
Tak jarang temuan yang ia serahkan tersebut dihargai penghargaan berupa sertifikat. "Kalau diberi uang jarang sekali Mas. Dulu tahun 2003 diberi Rp 300 ribu. Yang lainnya diberi sertifikat," keluhnya.
Setu mengaku hingga saat ini ia sudah menerima 7 sertifikat, yakni di bulan Desember tahun 2011, Maret 2012, Desember 2012, Mei 2013, Februari, Mei dan Oktober dan tahun 2015. Namun imbalan berupa uang belum ia terima.
"Kalau uang baru sekali, tapi sudah lama Mas. Nggak tahu kalau ini mau dikasih uang. Saya sebenarnya ikhlas saja. Ini kan barang bersesajah, milik negara," katanya.
Setu juga mengaku tak pernah berniat menjual benda purbakala temuannya ke pihak swasta, meskipun bisa saja ditawari uang banyak. Pasalnya di situs Sangiran beberapa tahun lalu marak jual beli benda purbakala yang dilakukan oleh wisatawan asing. Namun praktek tersebut terbongkar oleh kepolisian setempat.
"Belum ada sih yang menawari uang atau mau dibeli. Saya tidak mau, karena ini benda langka bersejarah, bukan milik saya. Ini kekayaan negara," ucapnya.
Sementara itu, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia melalui Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran, Sukronedi, berjanji untuk segera memberikan penghargaan kepada Setu Wiryorejo (56), serta penemu fosil lainnya.
“Secepatnya penghargaan akan kita berikan. Kita menunggu Dirjen dan Bupati yang akan menyerahkan. Jumlah pastinya belum tau, ya sekitar Rp 20 juta mungkin. Selain itu juga akan kita berikan penghargaan berupa sertifikat,” tutup Sukronedi.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Identik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaHanya saja pada saat itu, Dedi sempat mempertanyakan uang honor yang diterima karena merasa tidak pernah mengajukan akan hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKata Fajar mata uang dollar tersebut diberikan kepada sekretaris pribadi Kasdi, Herdian secara tunai.
Baca SelengkapnyaCerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaDirjen Holtikultura Kementan mengaku tidak tahu dari mana asal muasal permintaan itu.
Baca Selengkapnya