Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sering temukan fosil, Setu Wiryorejo peroleh 7 sertifikat

Sering temukan fosil, Setu Wiryorejo peroleh 7 sertifikat Setu Wiryorejo peroleh 7 sertifikat Sangiran. ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Setu Wiryorejo (56) menemukan sebuah fosil tengkorak manusia saat sedang mencari tulang purbakala di Sungai Bojong, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Sabtu, 6 Februari lalu. Namun ia tak menyangka jika fosil yang ia temukan tersebut tergolong langka dan spektakuler.

"Saya sering nyari tulang fosil di sungai atau longsoran kalau musim hujan seperti ini. Kalau dapet ya saya bersihkan dan saya serahkan ke balai (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba). Sangiran," ujar Setu, saat ditemui merdeka.com di rumahnya.

Meski tahu bahwa temuan tersebut merupakan tengkorak manusia purba, Setu tak menyangka jika atau tengkorak itu merupakan jenis Homo Erectus Arkaik. Dia mengaku sudah sering menemukan fosil saat mencari di aliran sungai atau longsoran.

Tak jarang temuan yang ia serahkan tersebut dihargai penghargaan berupa sertifikat. "Kalau diberi uang jarang sekali Mas. Dulu tahun 2003 diberi Rp 300 ribu. Yang lainnya diberi sertifikat," keluhnya.

Setu mengaku hingga saat ini ia sudah menerima 7 sertifikat, yakni di bulan Desember tahun 2011, Maret 2012, Desember 2012, Mei 2013, Februari, Mei dan Oktober dan tahun 2015. Namun imbalan berupa uang belum ia terima.

"Kalau uang baru sekali, tapi sudah lama Mas. Nggak tahu kalau ini mau dikasih uang. Saya sebenarnya ikhlas saja. Ini kan barang bersesajah, milik negara," katanya.

Setu juga mengaku tak pernah berniat menjual benda purbakala temuannya ke pihak swasta, meskipun bisa saja ditawari uang banyak. Pasalnya di situs Sangiran beberapa tahun lalu marak jual beli benda purbakala yang dilakukan oleh wisatawan asing. Namun praktek tersebut terbongkar oleh kepolisian setempat.

"Belum ada sih yang menawari uang atau mau dibeli. Saya tidak mau, karena ini benda langka bersejarah, bukan milik saya. Ini kekayaan negara," ucapnya.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia melalui Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba, Sangiran, Sukronedi, berjanji untuk segera memberikan penghargaan kepada Setu Wiryorejo (56), serta penemu fosil lainnya.

“Secepatnya penghargaan akan kita berikan. Kita menunggu Dirjen dan Bupati yang akan menyerahkan. Jumlah pastinya belum tau, ya sekitar Rp 20 juta mungkin. Selain itu juga akan kita berikan penghargaan berupa sertifikat,” tutup Sukronedi.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Pengemis yang Ternyata Punya Harta Melimpah di Indonesia
5 Pengemis yang Ternyata Punya Harta Melimpah di Indonesia

Identik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Dalih Stafsus Eks Menkominfo Johnny Plate Terima 'Sangu' Rp100 Juta per Bulan: Saya Enggak Tahu Itu Uang BTS
Dalih Stafsus Eks Menkominfo Johnny Plate Terima 'Sangu' Rp100 Juta per Bulan: Saya Enggak Tahu Itu Uang BTS

Hanya saja pada saat itu, Dedi sempat mempertanyakan uang honor yang diterima karena merasa tidak pernah mengajukan akan hal tersebut.

Baca Selengkapnya
Cerita Saksi Berikan 4 Ribu Dollar ke Anak Buah SYL
Cerita Saksi Berikan 4 Ribu Dollar ke Anak Buah SYL

Kata Fajar mata uang dollar tersebut diberikan kepada sekretaris pribadi Kasdi, Herdian secara tunai.

Baca Selengkapnya
Bukan Sekedar Dongeng, Ini Kisah Nyata Petani di Jawa Tengah Berhasil Temukan Harta Karun Emas
Bukan Sekedar Dongeng, Ini Kisah Nyata Petani di Jawa Tengah Berhasil Temukan Harta Karun Emas

Cerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.

Baca Selengkapnya
Bukan Cuma Bukber, Dirjen Holtikultura Kementan Diminta Bayar Tagihan Celana dan Baju Koko SYL Rp27 Juta
Bukan Cuma Bukber, Dirjen Holtikultura Kementan Diminta Bayar Tagihan Celana dan Baju Koko SYL Rp27 Juta

Dirjen Holtikultura Kementan mengaku tidak tahu dari mana asal muasal permintaan itu.

Baca Selengkapnya