Seruan Ini yang buat Perusuh Aksi 21-22 Mei di Sarinah Makin 'Panas'
Merdeka.com - Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo telah mengidentifikasi komandan perusuh pada aksi 21-22 Mei 2019 di sekitaran Gedung Bawaslu Jakarta. Menurut hasil investigasi Polri lewat 704 data visual yang bersumber dari CCTV, ada tiga narasi yang kerap digunakan oleh komandan perusuh ini.
"Bakar, lempar, dan serang, itu narasi yang disebutkan. Jadi apabila (berhasil) diamankan maka diketahui layer di atasnya," Dedi di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (5/7).
Dedi menerangkan, kejadian 21-22 terbagi atas dua segmen. Segmen pertama adalah kelompok unjuk rasa damai. Segmen dua, adalah kelompok perusuh melakukan penyerangan. Saat ini, sebanyak 447 massa dinyatakan sebagai tersangka. Sebagian besar dari mereka telah naik ke tingkat kejaksaan untuk disidangkan.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
-
Bagaimana cara penelitian ini dilakukan? Sebuah studi yang dipimpin oleh tim dari NYU Grossman School of Medicine mengamati pengalaman mendekati kematian orang-orang yang selamat dari serangan jantung. Mereka juga melihat pada saat-saat sadar ketika mereka tampak tidak sadarkan diri.
-
Bagaimana observasi dilakukan? Dalam konteks ini, pengamat mengumpulkan informasi dengan melibatkan indera penglihatan atau menggunakan alat bantu pengamatan.
-
Bagaimana teknologi face recognition di CCTV Bandung membantu polisi? Dengan adanya teknologi ini, penjahat makin tak berkutik menghindar dari kejaran polisi.
-
Bagaimana penelusuran dilakukan? Penelusuran dimulai dengan mengunggah gambar thumbnail ke situs pencarian Google Images dan Yandex. Hasil mengarah ke artikel berjudul 'PKB Sebut Duet Anies-Muhaimin pada Pilpres 2024 Didukung Ulama' yang dipublikasikan di jpnn.com pada 1 September 2023.
-
Bagaimana proses pemeriksaan Eye Check JEC? Pemeriksaan mencakup tes tajam penglihatan serta pemeriksaan bagian depan mata hingga ke bagian retina.
"PMJ menggunakan metode scientific investigation, menggunakan face recognition, ini memerlukan waktu, harus diperiksa satu per satu (data visualnya)," jelas Dedi.
Seperti dijelaskan Polri sebelumnya, bahwa aksi 21-22 Mei terjadi karena telah dirancang sedemikian rupa. Kerusuhan pecah bukan semata aksi spontanitas massa, melainkan ada aktor-aktor sebagian di antaranya masih diburu.
Beberapa hal telah teridentifikasi Polri jauh sebelum aksi, seperti penangkapan terorisme JAD di Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bekasi. Polri juga menemukan pengakuan salah satu Jihadis Abu Hamzah yang menyatakan akan melakukan penyerangan 21-22 ketika massa berkumpul.
Kemudian, Polri juga telah mengendus sejumlah kelompok lain diluar kelompok terorisme yang diduga ingin memanfaatkan momentum dengan menciptakan martir. Karenanya Polri dengan sigap melakukan penangkapan terhadap Tersangka S yang menyelundup senjata dari Aceh ke Jakarta, dan Tersangka KZ yang diduga bermain bersama enam tersangka lainnya dengan penyitaan 4 senjata api rakitan yang sebagai alat bukti.
Reporter: Muhammad Radityo
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kubu 01 dan 03 menggelar aksi salat dzuhur berjemaah d tengah jalan di depan Patung Kuda Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Baca SelengkapnyaMereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaDPR sebelumnya mengimbau kepada KPU untuk segera mengantisipasi lonjakan suara PSI dengan penghitungan secara manual.
Baca SelengkapnyaAda tiga orang terduga pelaku yang telah diamankan. Mereka adalah inisial F, MF, dan EHS.
Baca SelengkapnyaSaat ini Polda Jabar telah melakukan pemeriksaan tes psikologi forensik terhadap Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca Selengkapnya“Menyiagakan 957 personel mengamankan dan melayani kegiatan pada unjuk rasa pada hari ini,” kata Kombes Susatyo
Baca SelengkapnyaAnas menjelaskan, sistem Face Recognition akan diterapkan mulai dari proses pendaftaran hingga saat pengerjaan soal.
Baca SelengkapnyaSempat terlihat ada yang memprovokasi kemudian mengambil barang senjata tajam dan mengajak untuk melakukan kekerasan.
Baca Selengkapnya