Serunya perang lempar tomat di Bandung
Merdeka.com - Musik tradisional khas Sunda mengumandang lewat soundsystem yang berdiri di depan panggung, Jalan Cikareumbi, RT03/RW 03, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Musik tersebut sebagai petanda perang tomat tahunan akan dimulai.
Para pasukan inti perang tomat sudah mengenakan topeng, tameng, dan keranjang yang semuanya terbuat dari bambu. Mereka mengenakan pakaian adat hitam-hitam.
Pasukan khusus perang tomat tersebut berkumpul di dua titik. Titik pertama tepat di depan panggung, pasukan lain berada di seberang panggung. Sementara kaum mojang dan ibu-ibu sudah berdandan seperti penari. Mereka mulai menari diiringi lagu “kembang tanjung”, lagu khas yang biasa dipakai dalam ritual kebudayaan warga Jawa Barat.
-
Kapan tomat siap panen? Tomat biasanya dapat dipanen setelah 60-90 hari sejak ditanam dari biji. Tandanya adalah warna tomat yang sudah mencapai tingkat kematangan yang diinginkan, tekstur yang lembut, dan rasanya sudah manis.
-
Kapan Perang Tomat diadakan? Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada setiap event Festival Gunung Slamet. Terbaru, tradisi itu diselenggarakan pada hari Minggu, 14 Juli 2024.
-
Kenapa Perang Tomat diadakan? Perang tomat digelar untuk mengingat perjuangan rakyat yang berperang di zaman dahulu. 'Jadi kegiatan ini untuk mengenang perjuangan rakyat zaman dahulu yang berperang menggunakan senjata. Acara ini juga menjadi satu-satunya di Indonesia,' kata Kepala Desa Serang, Sugito.
-
Kenapa Festival Bunga Bandungan diadakan? Dilansir dari ANTARA, festival bertajuk Jagad Kembang Kumandang itu dilakukan sebagai ajang pariwisata.
-
Bagaimana Kemendikbudristek selenggarakan Festival ini? Festival Kenduri Swarnabhumi 2023 yang diselenggarakan di Provinsi Jambi resmi ditutup, Rabu (27/12). Mengangkat tema 'Cintai Budaya Kita Lestarikan Sungai, Cintai Sungai Kita Lestarikan Budaya', Kenduri Swarnabhumi berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai hubungan kebudayaan dan pelestarian lingkungan sungai, dan juga sebaliknya yakni masa depan sungai terhadap kebudayaan yang lebih maju.
-
Kapan Festival Bunga Bandungan tahun ini diadakan? Tahun ini, Festival Bunga Bandungan digelar pada Minggu (28/7).
Tidak ketinggalan, warga tua muda ikut menari. Mereka menikmati sajian musik yang dibawakan nayaga dan sinden. Sedangkan panitia perang tomat sudah menyiapkan keranjang-keranjang tomat busuk yang disimpan di beberapa titik sepanjang Jalan Cikareumbi yang akan menjadi arena perang tomat.
Salah seorang panitia yang juga pasukan khusus perang tomat, Suhenda, 38 tahun, menyebutkan pihaknya sudah menyiapkan 1,5 ton tomat busuk untuk perang tomat. Ratusan warga tampak antusias menyaksikan ritual tahunan tersebut dari halaman-halaman rumah mereka yang dibatas tali penuh dengan gantungan makanan dan sayuran.
Tiba-tiba tarian berhenti, entah siapa yang mulai, tomat-tomat busuk mulai bertebaran di udara mengarah pada kerumunan warga yang menari. Para pasukan khusus perang tomat tak tinggal diam, mereka mulai membalas serangan, kepada siapa pun yang ada di depannya.
Konsentrasi ratusan warga yang asyik menari mulai buyar. Mereka mulai menuju keranjang-keranjang tomat untuk membalas lemparan. Perang tomat pecah, dengan musuh tidak jelas. Siapa ada di depan dihajar.
Pasukan khusus perang tomat berada jauh dari panggung, mulai merangsek maju sambil melemparkan tomat-tomat busuk yang warnanya merah tua, kuning dan beberapa masih mentah.
Anak-anak hingga kakek-kakek tidak kalah gesit melakukan serangan. Tapi mereka juga menjadi sasaran tembak yang empuk. Jika sasaran lempar kena sasaran, mereka tertawa-terpingkal-pingkal. Semuanya tertawa dalam perang tomat ini.
Ada juga warga yang hanya nonton menjadi sasaran tembak. Perang itu tampak seperti hujan tomat yang mengarah ke kepala, wajah, tubuh, hingga rumah-rumah warga. Wartawan yang meliput tetap menjadi sasaran “peluru” nyasar.
Sekitar 30 menit warga berada di arena perang tomat sudah basah oleh cairan tomat yang merah seperti saus. Buah-buah tomat yang tadinya berada di keranjang, sudah berserakan memenuhi jalan. Dengan sendirinya acara perang tomat selesai. Giliran panitia sibuk membersihkan jalan yang banjir tomat.
Salah seorang warga yang juga panitia Eli Setiawan, 28 tahun, mengaku gembira dengan perang tomat tersebut. “Senang banget, sukseslah perang tomat seperti di Spanyol,” katanya sambil tertawa.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan berbekal ribuan buah tomat, para peserta yang jumlahnya mencapai 700 orang ini saling menyerang satu sama lain.
Baca SelengkapnyaDi lahan urban farming seluas 1,8 hektar itu telah ditanami kebun bawang merah seluas sekitar 4.000 meter dengan hasil panen sekitar 1,5 ton.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan dan keamanan di daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaGerebeg gunungan tahu ini merupakan wujud rasa syukur warga, yang mayoritas merupakan perajin tahu.
Baca SelengkapnyaWarga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.
Baca SelengkapnyaPanjat pinang menjadi salah satu lomba yang populer dan dinanti-nanti saat 17 Agustusan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan momen perayaan ulang tahun prajurit TNI AD yang main perang-perangan dengan gagang sapu.
Baca SelengkapnyaKegiatan yang dilakukan Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia atau HPDKI Bogor Raya.
Baca SelengkapnyaFestival Rujak Uleg ini telah memasuki tahun ke-20 sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004.
Baca SelengkapnyaAcara lomba yang dilaksanakan dalam satu waktu, perlu susunan acara yang baik.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar para petani saat memasuki musim tanam padi. Seperti halnya para petani di Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Lumajang.
Baca SelengkapnyaDalam festival ini, sebanyak 2.024 durian khas Wonosalam dibagikan secara gratis untuk warga.
Baca Selengkapnya