Setelah bayi Husen & Arika, kini bayi Latifah meninggal karena asap
Merdeka.com - Ganasnya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda wilayah Sumatera Selatam kembali merenggut korban jiwa. Setelah bayi bernama M Husen Saputra (28 hari) dan Arika Patina Ramadhani (15 bulan), kini korban bertambah satu lagi, yakni Latifah Ramadani, bayi berumur satu tahun tiga bulan.
Bayi perempuan pasangan Sugeng dan Herlina itu meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bari Palembang, Senin (12/10) pukul 17.00 WIB. Sebelumnya, dia dirawat di RS RK Charitas Palembang karena menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Menurut ayah korban, Sugeng saat ditemui di rumah duka di Jalan Ponorogo, Lorong Jogja, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, anak bungsunya dari tiga bersaudara tersebut meninggal dunia di ruang ICU. Di sana dia sempat mendapatkan perawatan selama lima jam.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kenapa Baby Adzam dilarikan ke rumah sakit? Pasalnya anak semata wayangnya, Baby Adzam dilarikan ke rumah sakit. Anak Nathalie ini mengalami step.
"Pindah rumah sakit siang tadi, sorenya jam lima anak saya meninggal di ICU," ungkap Sugeng, Senin (12/10).
Dalam keadaan pasrah, Sugeng yang bekerja sebagai kuli bangunan itu menuturkan, Latifah sempat mengalami sesak napas sejak seminggu terakhir. Kemudian, penyakitnya bertambah parah dengan mengidap muntaber sehari sebelum ajalnya tiba.
"Anak saya itu digendong ibunya jalan kaki waktu ngantar kakak perempuannya ke sekolah seminggu kemarin. Memang asap lagi banyak. Pulang dari sana langsung sesak nafas," kata dia.
Selain asap, saat itu juga banyak debu yang berterbangan sehingga tak menutup kemungkinan anaknya tersebut mengalami muntaber karena debu-debu tersebut.
"Selama sakit dia tidak nangis-nangis tapi mulutnya hanya ngap-ngapan saja. Mungkin karena napasnya susah jadi tak bisa nangis itu," tuturnya dengan raut wajah sedih.
Rencananya, jenazah bayi Latifah akan dimakamkan di tempat pemakaman umum Simpang Lima Lebong Siarang, Selasa (13/10) sekitar pukul 10.00 WIB. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ibu menuntut pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKorban kebakaran laboratorium IPB dikebumikan di Serang, Banten.
Baca SelengkapnyaSeorang lagi korban kebakaran gudang LGP di Bali, Ahmad Tamyis Mujaki (25) yang sebelumnya dirawat di RSUP Prof dr IGNG Ngoerah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPolisi baru mendapatkan laporan peristiwa itu pada 25 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSelain bacokan di dada, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan persentase mencapai 91%.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Baca Selengkapnya