Setelah menggoyang Ibas, Nazaruddin mulai usik SBY
Merdeka.com - Ucapan terpidana kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, soal keterlibatan klan Cikeas dalam sejumlah proyek pemerintah kembali mengundang misteri. Antara percaya dan tidak, pernyataan Nazaruddin kerap mengusik banyak pihak.
Setelah persidangan mantan sejawatnya di Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, kelar kini suami terpidana kasus korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (kini Kementerian Ketenagakerjaan), Neneng Sri Wahyuni, mulai menyerang Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, anak bungsu SBY, Edhie Baskoro 'Ibas' Yudhoyono, tak luput dari tuduhan korupsi dia lontarkan.
Sudah dua hari ini pernyataan Nazaruddin kembali memanaskan suasana KPK dan jagat politik tanah air, setelah seolah mati suri selepas dihantam badai kriminalisasi. Saat diperiksa sebagai saksi kasus korupsi pengadaan alat kesehatan di Universitas Udayana. Dia mengumbar bakal membongkar permainan Ibas dalam sejumlah proyek pemerintah.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Apa yang di periksa KPK? 'Yang jelas terkait subjek saudara B (Bobby) ini masih dikumpulkan bahan-bahannya dari direktorat gratifikasi,' kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto di Gedung KPK, Kamis (5/9).
Nazaruddin mengaku tahu Ibas kerap bermain proyek. "Ibas akan saya buka, pasti saya buka. Nanti dijelaskan semua soal ini kepada penyidik, Ibas tahu semua," ujar Nazaruddin.
Menurut Nazaruddin, duit proyek Ibas pernah dikumpulkan Fraksi Demokrat di DPR. Ibas saat itu memegang kendali membagikan fulus kepada ketua-ketua fraksi saat itu mendukung angket pajak. Dia mengklaim salah satu orang menerima adalah Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa saat itu, Marwan Jafar. Marwan kini menjabat Menteri Pedesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
"Yang ngasih duitnya Mas Ibas. Salah satu yang menerima fee yaitu Ketua Fraksi PKB waktu itu, yang sekarang jadi Menteri PDT," tambah Nazaruddin.
Namun, Nazaruddin enggan menjelaskan lebih rinci soal besaran dan sumber duit itu. Nazar hanya memberikan penjelasan uang diberikan buat membungkam para fraksi di DPR supaya tidak mengajukan hak angket terkait mafia pajak pada 2011.
"Pokoknya uang itu diberikan agar fraksi yang mendukung digunakannya hak angket mengurungkan niatnya," ucap Nazaruddin.
Nazaruddin menyatakan, dalam proyek Alkes itu, Anas juga terlibat. Duitnya menurut dia mengalir buat dana kampanye capres SBY.
"Proyek Udayana ini termasuk proyek Mas Anas, uangnya nanti diserahkan untuk biaya bantu Pilpres SBY, yang dibawa Anas. Nanti dijelaskan semua, uang Permai Grup itu termasuk untuk Pilpres. Uang yang diserahkan dari Permai (Grup Permai milik Nazaruddin) untuk kepentingan Pilpres SBY berapa, melalui siapa, yang antar siapa, itu sudah saya kasih tahu. Ada juga menteri yang terlibat. Penegasan poin-poinnya seperti itu," imbuh Nazaruddin.
Mendengar kicauan Nazaruddin, para pendukung SBY di Partai Demokrat mulai gerah. Sekretaris Fraksi DPR Partai Demokrat Didik Mukriyanto membantah tudingan Nazarudin.
"Kalau bicara sahabat kami Nazaruddin, tidak ada habisnya nyanyian merdunya. Saya melihat semua masih hal yang testimoni dan belum jelas," kata Didik di Gedung DPR.
Menurutnya, tudingan Nazarudin adalah kabar bohong. Apalagi, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebutkan mengetahui aliran dana tersebut.
"Kemarin diwacanakan uang mengalir ke sana-ke sini. Orang (Ibas) yang dikicaukan Nazar ini salah, karena orang ini tidak pada posisi itu," ujar Didik.
Lebih jauh, serangan Nazar ke Demokrat bukan hal yang baru. Dirinya sering menyeret-nyeret mantan koleganya di pusaran kasus yang membelitnya.
"Kalau Nazar berkicau bukan sesuatu yang mengagetkan," ujar Didik.
KPK pun tidak tinggal diam soal nyanyian Nazaruddin. Menurut Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, pernyataan Nazaruddin bakal diklarifikasi.
"Jadi perlu diverifikasi dan diklarifikasi lebih dulu. Apakah memang informasi nanti ada hubungannya dengan kasus yang ditangani," kata Priharsa.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua KPK menilai putusan sela yang membebaskan Gazalba Saleh menunjukkan kekacauan dalam sistem peradilan.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menuding penangkapan mantan Mentan SYL sebagai upaya Firli Bahuri menutupi kasus pemerasan.
Baca SelengkapnyaReinkarnasi dinasti itu berefek langsung atau tidak langsung terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahfud memimpin sidang uji materi UU KPK, pasal mengatur pimpinan harus mundur tetap jika berstatus tersangka.
Baca SelengkapnyaNovel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaKPK akan menerbitkan surat perintah penyidikan apabila unsur dari OOJ anggota Exco PSSI itu terpenuhi.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan meminta Polda Metro Jaya mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan mengaku menerima informasi adanya kepala daerah yang menjadi korban dugaan pemerasan oknum di KPK.
Baca SelengkapnyaKetua KPK Nawawi Pomolango mewanti-wanti tak mau ada lagi "ikan busuk dari kepala"
Baca SelengkapnyaMenurut Busyro, bentuk nepotisme itu sudah ada sejak era orde baru.
Baca SelengkapnyaSeorang pegawai Pemkab Bogor yang diperas oleh pegawai KPK gadungan inisial YS.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan terhadap GS telah berlangsung di gedung Merah Putih, KPK
Baca Selengkapnya