Setengah Anggota Anarko Sindikalisme Berusia Pelajar, Terinspirasi Fenomena di Rusia
Merdeka.com - Polisi menyatakan, kelompok Anarko Sindikalisme yang melakukan tindakan vandalisme dan memancing kerusuhan pada peringatan hari buruh di sejumlah kota hampir setengahnya merupakan anak-anak.
Berdasarkan data sementara diterima polisi, ada 619 orang dari kelompok Anarko Sindikalisme diamankan di Bandung. Sebanyak 326 orang di antaranya berusia dewasa dan 293 lainnya anak-anak usia SMP hingga kuliah.
"Polda sudah akan melakukan langkah-langkah mitigasi ya terhadap berkembangnya kelompok tersebut, karena kita cukup prihatin. Mereka juga melibatkan anak-anak pelajar, ini yang di Bandung, yang 293 orang itu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (3/5).
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
Dedi menjelaskan, kelompok usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga kuliah masih mencari identitas diri dan sangat rentan untuk terbawa paham yang menyimpang. Karenanya, pihak kepolisian juga ikut melibatkan orang tua dan sekolah untuk membantu mengontrol mereka agar tidak disusupi doktrin.
"Polda Jabar dan Polrestabes Bandung memanggil seluruh orang tua dan sekolah untuk pembinaan. Kemudian yang dewasa sudah dilakukan identifikasi tentang keterlibatan mereka dalam suatu peristiwa pidana," ujar dia.
Dia menambahkan, polisi juga masih mendalami kasus ini secara komprehensif. Polda Metro pun sudah membentuk tim untuk melakukan pemetaan terhadap kelompok Anarko Sindikalisme.
Menurutnya, kelompok ini juga diketahui melakukan komunikasi melalui grup Whatsapp. "Itu nanti akan didalami secara komprehensif, makanya aktor intelektualnya siapa, kemudian jejaringnya bagaimana organisasinya. Peran masing-masing di dalam kelompok itu apa. Karena mereka komunikasinya ini by Whatsapp group," ujar Dedi.
Ikut Pola Fenomena di Rusia
Dedi menjelaskan, kelompok Anarko Sindikalisme ini terinspirasi fenomena internasional. Mereka terinspirasi fenomena di Rusia.
"Kita sudah mengidentifikasi fenomena ini pertama kali muncul di Rusia. Jadi mereka ini prinsipnya mengatur dan mengajak para buruh untuk tidak mengikuti regulasi pemerintah, kemudian regulasi perusahaan, regulasi serikat buruh," kata Dedi.
Menurut dia, kelompok Anarko Sindikalisme tersebut ingin mengatur sistem dengan sebebas-bebasnya. Dimulai dari masalah penggajian, sistem kerja, hingga hak-hak dari kaum buruh.
Namun, sejauh ini kelompok yang berada di Indonesia hanya meminjam nama. Artinya, kelompok ini masih diduga tidak berafiliasi dengan yang ada di luar negeri.
"Meminjam, istilahnya meminjam nama yang sudah trending di dunia internasional. Pola-polanya juga seperti itu, kan masih didalami semuanya, makanya kita enggak buru-buru," ujar Dedi.
Dia menegaskan, polisi juga akan memberikan pelatihan kepada para polisi dalam rangka mitigasi gerakan kelompok Anarko Sindikalisme agar penanganan tepat sasaran. "Kita butuh analisa komprehensif, tidak bisa cuma polisi sendiri, tapi kerja sama dengan beberapa sektor terkait, bisa dengan Kemenaker, Kemenkum HAM, Kemenlu, dan badan intelijen lain biar betul-betul komprehensif kesimpulannya," tukasnya.
Reporter: Ratu Annisaa SuryasumiratSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaPuluhan pelajar salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/1) dini hari digelandang ke Mapolres Garut.
Baca SelengkapnyaKasus narkotika di Pulau Bali pada 2023 meningkat 11 persen dibandingkan tahun 2022. Total terdapat 806 kasus yang diungkap Polda Bali sepanjang tahun ini.
Baca SelengkapnyaAda indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, jumlah anak yang tergabung dalam kelompok Bajing Kids ini sekitar 41 orang.
Baca SelengkapnyaTanpa basa-basi, Tim Sparta pimpinan Kombes Polisi langsung beraksi. Puluhan 'oknum' pendekar langsung digulung.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan 22 orang diduga hendak tawuran hingga ditemukan tujuh mayat remaja di Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaKorban tidak bisa melawan dan terlihat hanya berusaha menutupi wajah dan kepalanya dengan tangan.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaMotif anak-anak tersebut melakukan tawuran hanya iseng dan agar diakui.
Baca Selengkapnya