Setuju Jokowi, Ketua MPR sebut RI perlu revolusi mental
Merdeka.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Sidarto Danusubroto , mengingatkan perlunya revolusi mental untuk menjawab persoalan bangsa ke depan. Pendapat yang sama pernah disampaikan oleh capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo ( Jokowi ), untuk menjawab lawan politik yang menagih visi dan misinya dalam mencalonkan diri sebagai calon presiden RI.
Sidarto, yang juga politisi PDIP itu, mengatakan revolusi mental juga diperlukan untuk menjawab masalah industri nasional. Hal ini mengingat Indonesia dahulu pernah unggul di bidang SDM ketimbang negara ASEAN lainnya.
Misalnya, kata dia, banyak dosen-dosen asli Indonesia yang mengajar negara tetangga. "Dulu kita pernah unggul di SDM. Kita banyak guru di Malaysia, dosen-dosen banyak sekali datang dari ITB, Gadjah Mada. Sekarang terbalik, kita banyak belajar kesana," kata Sidarto.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Bagaimana Bapak Joko bisa menyekolahkan anaknya? 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
-
Bagaimana Jokowi menyelesaikan kuliah? Masuk kuliah pada 1980, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya 5 tahun berselang.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Hal itu dikatakan Sidarto saat berbicara dalam seminar 'Roadmap Industri Manufaktur Nasional Menuju Indonesia Berdikari' di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (30/4).
Mantan ajudan Bung Karno ini mengingatkan akan tantangan pasar bebas di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 mendatang, yakni derasnya aliran barang dan jasa dari luar negeri, termasuk sumber daya manusia. Menurutnya banyak negara ASEAN yang lebih siap menghadapi ASEAN Community 2015 ketimbang Indonesia.
"SDM kita masih di bawah Singapura, Brunei, Thailand, Filipina. Dari seluruh negara ASEAN, kita nomor lima. Mungkin kita bisa diserbu lawyer, dokter, ahli ekonomi, yang lebih canggih dari kita," ujar Sidarto dalam acara yang diselenggarakan oleh Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia yang Berdikari dan Sejahtera (Almisbat) ini.
Topik pilihan: Capres Jokowi | PDIP | Pemilu 2014
Anggota Dewan Nasional Almisbat, Rony Tanusaputra, menyatakan daya saing industri nasional Indonesia sangat lemah karena masih sangat bergantung pada impor. Di tahun 2013, tercatat impor bahan baku dan penolong mencapai USD 128 miliar.
Meski begitu, kata dia, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk memanfaatkan momentum untuk bangkit sebagai negara industri yang tangguh. Kuncinya adalah kepemimpinan yang bervisi mendorong Indonesia menjadi negara industri manufaktur terkuat.
"Di bawah kepemimpinan Jokowi yang telah mencanangkan jalan kemandirian di bidang ekonomi, Indonesia akan memiliki harapan besar bisa mencapai itu," tegas Rony.
Seperti diberitakan, Jokowi menyuarakan revolusi mental bagi bangsa Indonesia sebagai hal dasar yang harus dibenahi. Menyitir Bung Karno, Jokowi menyebutkan pentingnya pembangunan karakter (character building) bagi semua rakyat.
"Ya kita ini kan selalu bicaranya mengenai hal-hal yang fisik, ekonomi, padahal kekurangan besar kita ada di sisi character building. Oleh sebab itu saya menyebut, revolusi mental, perubahan mental dari negativisme ke positivisme. Ini sangat-sangat dasar, fundamental sekali," jelas Jokowi di depan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati No. 7, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4).
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menilai suara Guru Besar yang berisi kritik merupakan hak berdemokrasi masyarakat.
Baca Selengkapnya"Saya kaget juga bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy meyakini, Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menjadi pusatnya Indonesia di masa yang akan datang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, guru senantiasa mendedikasikan diri kepada anak-anak bangsa.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy menyebut, generasi masa depan perlu memiliki kesadaran tentang koperasi. Sebagai bentuk pembelajaran karakter kewirausahaan.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaInilah yang membuat China berhasil di atas negara-negara yang sudah maju dalam 20 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaGuru besar dan akademi dari berbagai perguruan tinggi berkumpul untuk menghadiri acara temu ilmiah membahas api demokrasi yang mulai redup.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Presiden Jokowi menilai ragam kritik yang ditujukan dalam petisi itu sebenarnya tidak terbukti.
Baca Selengkapnyanies Baswedan mengaku senang berbagai kampus turut menyuarakan kepeduliannya terhadap kondisi demokrasi.
Baca SelengkapnyaAkademisi Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Puan Maharani: Mereka Suarakan Aspirasi Rakyat
Baca Selengkapnya