Siasat Jahat Aulia Kesuma Cekoki Suami & Anak Obat Tidur-Alkohol Kemudian Dibunuh
Merdeka.com - Sepekan berlalu, kasus pembunuhan dan pembakaran yang dilakukan Aulia Kesuma terhadap Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana (23) terus diselidiki. Aulia tega menghabisi suami dan anak tirinya karena ingin menguasai harta.
Dia bahkan menyewa pembunuh bayaran untuk memuluskan niat jahatnya. Fakta baru kembali terkuak dari kasus pembunuhan tersebut. Apa saja? Berikut ulasannya:
Ada Obat Tidur dan Alkohol di Tubuh Korban
-
Mengapa almarhumah Aulia dipalak? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Kenapa Polwan tersebut membakar suaminya? Seorang Polwan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan suaminya sendiri karena diduga mengalami baby blues.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Kenapa Atta Halilintar mengubur ari-ari anak keduanya? Atta segera mengubur ari-ari anak keduanya di lahan rumah baru untuk menghindari peristiwa yang sama.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
Hasil visum terhadap jenazah Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili alias ECP (54) dan M Adi Pradana alias Dana (24) menyatakan, bahwa di dalam tubuh korban ditemukan alkohol dan obat tidur. Visum dilakukan oleh pihak RS Polri Kramat Jati pekan lalu. Namun penyebab kematian ayah dan anak itu masih diselidiki.
"Dari pemeriksaan awal ada alkohol dan ada beberapa jenis obat tidur memang ditemukan dalam urinnya. Untuk penyebab kematian yang toksikologi membutuhkan waktu lebih lama lagi tapi nanti bila ada hasilnya akan kami serahkan kepada penyidik," kata Kepala Operasional Pelayanan Kedokteran Polri RS Polri Kramat Jati Kombes Edy Purnomo di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (29/8).
Seperti diketahui, sebelum dibunuh Aulia memberikan jus yang sudah dicampur dengan 10 butir obat tidur. Sementara Dana, dicekoki minuman keras hingga akhirnya dihabisi.
"Lalu kembali AK ini panggil anaknya. Dipanggil oleh D untuk ke rumah lalu diajak minuman miras, setelah setengah sadar korban dibekap oleh handuk dengan dipegangi oleh kedua orang tersangka," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian.
Aulia Kesuma Berikan Keterangan Tak Konsisten
Aulia Kesuma, otak pembunuhan dan pembakaran Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili alias ECP (54) dan M Adi Pradana alias Dana (24), terus dimintai keterangan oleh penyidik. Namun keterangan yang diberikan Aulia selalu berubah-ubah. Untuk itu, polisi akan mencocokkan seluruh keterangan para tersangka termasuk eksekutor A dan S, serta keponakan AK berinisial GK.
Mantan ART Masih Saksi
Saat berencana membunuh Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili alias ECP (54) dan M Adi Pradana alias Dana (24), Aulia Kesuma minta dicarikan eksekutor oleh mantan asisten rumah tangganya (ART). Dua eksekutor itu telah ditetapkan tersangka dan ditahan.
Namun, mantan asisten ART masih berstatus saksi. "Sementara masih saksi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Minggu (1/9).
Anak Aulia Kesuma Belum Diizinkan Diperiksa
Saat menghabisi Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili alias ECP dan M. Adi Pradana alias Dana, Aulia Kesuma dibantu oleh anaknya, Geovanni Kelvin Octavianus Robert alias KV.
KV orang yang membakar korban di dalam mobil. Akibat hal itu dia turut terbakar dan mengalami luka bakar 35 persen. Saat ini KV masih menjalani perawatan medis di RS Polri Kramat Jati. Oleh karena itu pihak RS Polri belum mengizinkan polisi memeriksa KV.
"Kemarin ada penyidik dari Polda (Metro Jaya) minta untuk bisa diperiksa, cuma keadaan pasien belum bisa untuk diperiksa ke kantor penyidikan," kata Kepala Operasional Pelayanan Kedokteran Polri RS Polri Kramat Jati, Kombes Edy Purnomo.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dibunuh saat tidur menggunakan helm yang dipukulkan ke kepala dan bagian lehenya dicekik.
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKeluarga besar Asep Saepudin (43) tak menyangka istri, anaknya dan pacar putrinya bersekongkol menghabisi nyawa korban.
Baca SelengkapnyaPara pelaku juga sepakat menghabisi korban pada Selasa (25/6) malam saat korban tidur. Namun upaya itu gagal karena korban saat itu begadang.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku dikenakan pasal 340 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara atau seumur hidup.
Baca SelengkapnyaSuami memerintahkan istrinya menghabisi korban karena mereka sudah mempunyai anak.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat tersangka AA meminta PN datang ke rumahnya untuk meminta bantuan menyelesaikan masalahnya.
Baca SelengkapnyaPelaku memasukkan sianida ke dalam kopi yang diminum bocah remaja itu
Baca SelengkapnyaAnak berusia tiga tahun tersebut dibunuh oleh sang ayah saat tengah tertidur menggunakan golok.
Baca SelengkapnyaSeorang balita berusia 3,5 tahun tewas usai diracun dan dianiaya oleh kekasih sang ibu.
Baca SelengkapnyaDevi mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami terkait pasal pembunuhan berencana.
Baca Selengkapnya