Sidang Kematian Taruna ATKP Makassar, Ibu Korban Tidak Kuasa Menahan Sedih
Merdeka.com - Sidang lanjutan kasus tewasnya taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra Pongkala berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Senin (1/7) dengan agenda pemeriksaan saksi. Ayah korban, Pelda Daniel Pongkala (43) menjelaskan kondisi korban usai dianiaya.
"Saya dapat telepon dari pengasuh kampus kalau anak saya dibawa ke Rumah Sakit Sayang Rakyat setelah terjatuh di kamar mandi. Setiba di RS, anak saya sudah meninggal. Saya lihat memar di wajahnya, pelipis kanan dan dadanya, dari situ saya tidak percaya kalau anak saya meninggal dunia karena terjatuh saja. Saya tanya ke dokter, tapi jawabannya sama. Akhirnya saya lapor ke Polsek," kata Daniel Pongkala.
Sidang berlangsung di ruangan Bagir Manan yang dipimpin Suratno selaku ketua majelis hakim. Daniel menjadi saksi bersama delapan taruna ATKP Makassar. Lima di antara saksi adalah teman seangkatan korban. Adapun terdakwa, Muhammad Rusdi (21), eks senior korban di kampus didampingi empat penasihat hukum dari Pusbakum atau Pusat Bantuan Hukum PN Makassar di antaranya Aisyah.
-
Dimana pertemuan keluarga APD dan pelaku berlangsung? 'Ia saya ayah korban bersama kedua orangtua pelaku datang ke Polda Jambi, untuk mencabut laporan polisi,' kata Rikarno Widi saat diwawancarai pada Senin (04/12).
-
Dimana sidang DKPP digelar? Ketua KPU, Hasyim Asy'ari saat mengikuti sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) dengan pihak pengadu Nus Wakerkwa di Gedung DKPP, Jakarta, Jumat (26/4/2024).
-
Apa yang ditayangkan di persidangan? Rekaman CCTV tersebut tidak boleh dibagikan kepada pihak ketiga, termasuk media.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa yang hadir di persidangan? Soraya Rasyid tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, terlihat mengenakan pakaian serba hitam. Perhatian media dan fotografer segera tertuju pada kehadirannya, yang memang sudah datang untuk mengikuti jalannya persidangan.
-
Siapa yang meneteskan air mata di persidangan? Di dalam ruang sidang, Ristya Aryuni, yang duduk bersama beberapa anggota keluarganya, tampak menangis saat saksi memberikan keterangannya di hadapan majelis hakim. Ristya beberapa kali terlihat mengelap air matanya dengan tisu.
Sementara itu, taruna-taruna yang menjadi saksi mengakui berada di lokasi saat korban dianiaya terdakwa. Namun tidak melihat langsung penganiayaan, karena posisi membelakangi atas perintah terdakwa Muhammad Rusdi.
"Tidak lihat langsung hanya dengar ada suara pukulan beberapa kali. Suara pukulan berhenti setelah korban terjatuh. Tidak mendengar suara rintihan atau teriakan korban. Baru lihat kondisi korban saat diperintahkan berbalik untuk menolong," kata Haryono, salah seorang saksi.
Berbagai upaya dilakukan untuk menolong Aldama yang sudah terlihat sesak napas bahkan pingsan, dengan cara memberi air minim dan napas buatan namun Aldama tertolong.
"Korban sesak napas. Saya coba beri bantuan pernapasan tapi tidak berhasil. Atas perintah senior (Muhammad Rusdi), kejadian tersebut tidak dilaporkan ke bagian pelayanan kesehatan kampus. Tapi ke pihak pengasuh dan langsung dibawa ke rumah sakit," kata saksi Muhammad Aldi (19).
Aldi melanjutkan, terdakwa lantas memerintahkan kepada para saksi untuk memberikan keterangan palsu kepada siapapun yang bertanya bahwa korban meninggal akibat terjatuh di kamar mandi.
Selama persidangan yang berlangsung kurang lebih satu jam, hadir juga Wakil Direktur III ATKP Makassar bidang ketarunaan, Nining Idyaningsih dan dua pembina dari AURI.
Sementara itu ibunda korban, Maryati (40) tidak kuasa menahan sedih. Matanya terlihat berkaca-kaca. Terlebih saat satu persatu saksi diminta majelis hakim menjelaskan kronologi kejadian. Juga saat jaksa penuntut umum (JPU), Tabrani mengkonfrontir kembali kepada para saksi atas sejumlah adegan hasil rekonstruksi.
Di penghujung sidang, ketua Majelis Hakim memutuskan sidang kembali dilanjutkan Kamis pekan dengan dengan agenda pemeriksaan saksi yang meringankan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban digendong beberapa pria berpakaian seragam taruna.
Baca SelengkapnyaKPAID Tasikmalaya menyatakan kasus anak berkebutuhan khusus (ABK) meninggal dianiaya orang tuanya menjadi kado pahit di Hari disabilitas.
Baca Selengkapnyaandy memastikan Tamara akan kooperatif apabila nanti telah dijadwalkan kembali untuk pemeriksaan lanjutan oleh penyidik maupun tim Apsifor.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan senior tingkat II tersangka Mahasiswa STIP tewas dianiaya
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia setelah dianiaya pelaku. Diduga, penganiayaan dipicu pelaku merasa tersinggung.
Baca SelengkapnyaTamara Tyasmara, yang sempat menjadi sorotan publik atas kematian tragis putranya, Dante, hadir dengan penuh kesedihan dalam rekonstruksi kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya dikabarkan tidak ditahan setelah ditetapkan tersangka.
Baca SelengkapnyaPAN (28) salah satu pelaku mengatakan, dia kesal dengan perbuatan AR yang tega mencabuli anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaBerikut ini foto-foto Yudha Arfandi saat kembali menjalani persidangan kasus meninggalnya Dante, anak Tamara Tyasmara.
Baca SelengkapnyaMotif kedua personel menganiaya tahanan BA karena yang bersangkutan bikin jengkel.
Baca SelengkapnyaPelaku memukul korban sebanyak lima kali di perut, menyebabkan korban jatuh dan pingsan.
Baca SelengkapnyaSimak momen saat angger Dimas emosi melihat tersangka yang hilangkan nyawa putranya.
Baca Selengkapnya