Sidang Munarman, Eks Laskar FPI Akui Keluarga Ikut Gerakan Teroris usai Baiat ke ISIS
Merdeka.com - Mantan anggota FPI Sulawesi Selatan (Sulsel), ZR mengungkapkan bahwa sejumlah anggota keluarganya termotivasi menegakkan syariat Islam semenjak mengikuti pembaiatan ISIS. Acara pembaiatan ISIS berkedok seminar tabligh akbar itu berlangsung di Makassar pada 24-25 Januari 2015 silam.
ZR membeberkan dampak mengikuti acara tersebut, pada tahun 2016 beberapa anggota keluarganya mengikuti sejumlah aktivitas teroris.
"Sejak terjadinya tabligh akbar tanggal 25 (Januari 2015) di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an. Saudara saya sendiri almarhum Ulfah Handayani dan Rullie Rian Zeke. Telah berani melakukan hijrah ke Suriah," kata ZR saat bersaksi di sidang kasus dugaan terorisme dengan terdakwa mantan sekretaris umum FPI Munarman di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (2/2).
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang mengikuti MUN di Malaysia? Kabar partisipasi Almira dalam Model United Nations (MUN) baru-baru ini diumumkan oleh ibunya melalui Instagram.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
"Yang kedua kakak saya, Muhammad Rizaldi Almarhum juga ikut berhijrah ke Turki namun dijegal di Bandara Soekarno Hatta," lanjut ZR.
Selain itu, ZR juga menyebut bahwa dia bersama keluarganya memang sudah jauh hari mengidolakan sosok Munarman.
"Itu dampak semua dari hasil tabligh akbar pada waktu itu. Karena kami sekeluarga sangat mengidolakan Pak Munarman pada saat itu," ujar dia.
Sekedar informasi jika, Ulfah Handayani dan Rullie Rian Zeke merupakan pasangan suami istri pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di Pulau Jolo, Filipina, berasal dari Makassar, Sulsel pada 2019 silam.
Sementara, Muhammad Rizaldi adalah terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditembak mati Densus 88 bersama Sanjai Ajis pada saat penangkapan di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Januari 2020 dua tahun lalu.
Bentuk Kelompok Teroris Villa Mutiara
Di sisi lain, ZR juga membeberkan alasan kakaknya Muhammad Rizaldi membentuk kelompok teroris Villa Mutiara, setelah Ustaz Basri penjaga Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidzul Qur'an ditangkap.
"Pada waktu diadakannya taklim di rumah kakak saya Muhammad Rizaldi, di sana diadakan kembali lanjutan dari tarbiah yang diadakan ustaz Basri," kata dia.
"Karena berhubung ustaz Basri ditangkap, maka tarbiah dipindahkan di rumah kakak saya, sebagai pemberi semangat untuk mendukung Daulah Islamiah," lanjutnya.
Bahkan, Zulfikar juga menyebut bahwa tarbiah tak hanya diadakan di Villa Mutiara. Dia mengaku sempat mengisi beberapa diskusi atau tanya jawab dengan anggota lain di musala yang disebut SPBU.
"Jadi mereka terkadang bertanya apa-apa yang pernah dibawakan Ustaz Basri. Karena di antara kami, cuma saya yang pernah mengikuti kajian langsung dengan Ustaz Basri, jadi teman-teman yang di SPBU bertanya apa-apa yang telah diajarkan Ustaz Basri kepada saya," kata dia.
Alasan Ikuti Seminar 2015 Silam
Lebih lanjut, ZR juga sempat membeberkan alasannya mengikuti seminar itu. Dia mengaku karena kesamaan tujuan antara FPI dengan Daulah Islamiyah untuk menegakan syariat Islam.
"Karena tujuan FPI yang sama dengan Daulah Islamiyah. Salah satunya Daulah Islamiyah bercita-cita ingin menegakan syariat islam di muka bumi dan FPI juga bercita-cita ingin menegakan Syariat Islam di muka bumi," kata ZR saat sidang di PN Jakarta Timur, Rabu (2/2).
Lantas, ZR mengungkap kegiatan yang dilakukannya setelah acara baiat berkedok simar itu. Dia, bersama sejumlah anggota FPI Sumsel melakukan sejumlah kegiatan, seperti sweeping minuman keras (miras).
"Tetap melakukan sweeping miras, melakukan tindakan kepada toko-toko yang menjual miras," ujarnya.
Selain sweeping, ZR juga menyebut aktivitas berupa i'dad yang menyangkut perihal kegiatan latihan fisik dan latihan menembak untuk melihat daya tahan tubuh.
"Untuk kesiapannya tidak ada ketetapan masing-masing, kembali kepada individu sendiri melakukan i'datnya dengan cara masing-masing. Ada yang berlari-lari ada yang berenang untuk menjaga kebugaran tubuh," sebutnya.
Munarman Didakwa
Dalam perkara ini, eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) itu didakwa merencanakan atau menggerakkan orang lain melakukan tindak pidana terorisme.
Dia disebut menggunakan ancaman kekerasan yang diduga untuk menimbulkan teror secara luas. Termasuk juga diduga menyebar rasa takut hingga berpotensi menimbulkan korban yang luas. Selain itu, perbuatannya mengarah pada perusakan fasilitas publik.
Selain itu, aksi Munarman diduga berlangsung pada Januari hingga April 2015 di Sekretariat FPI Kota Makassar, Markas Daerah Laskar Pembela Islam (LPI) Sulawesi Selatan, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Sudiang Makassar, dan Pusat Pengembangan Bahasa (Pusbinsa) UIN Sumatera Utara.
Atas hal tersebut Munarman didakwa dengan Pasal 14 Jo Pasal 7, Pasal 15 Jo Pasal 7 serta Pasal 13 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Noor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaPPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan pegawai KAI tersebut.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan setelah mereka berangkat mengikuti program jihad global dan telah kembali ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaHal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca SelengkapnyaTukang Servis HP Ditangkap Densus 88 di Samarinda, Ternyata Bendahara Jemaah Islamiyah
Baca Selengkapnya