Sidang Unlawful Killing, Saksi Sempat Dengar Teriakan 'Jangan Apa-apakan Teman Saya'
Merdeka.com - Ratih binti Harun, seorang pegawai warung di Rest Area KM. 50 Tol Jakarta - Cikampek menjelaskan kronologi yang terjadi pada 7 Desember 2020 dini hari lalu, terkait perkara Unlawful Killing Laskar FPI.
Keterangan itu disampaikan Ratih selaku saksi yang dihadirkan secara virtual oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (26/10).
Kejadian di KM 50 yang dilihat Ratih, berawal dari suara bunyi mobil seperti mengerem mendadak yang membuatnya terbangun dari lelap di warung tempatnya bekerja. Bersama dengan satu pegawai bernama Eis, lantas dia mendatangi lokasi sumber suara tersebut.
-
Siapa yang mengeluarkan pistol? Saat pelaku mengeluarkan senjata api, warga yang berkerumun di sekitar lokasi kejadian langsung berlarian karena ketakutan.
-
Kenapa pistol wanita itu ditembakkan? Ketika masuk ke mesin MRI, pistol tertarik oleh magnet, menembakkan satu tembakan ke arah dirinya.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
"Mendengar rem mobil, ngerem mendadak, saya langsung bangun lihat ke depan," kata Ratih dalam kesaksiannya.
Suasana saat itu, Ratih melihat ada seseorang bercelana pendek sambil membawa pistol. Kata dia, orang itu mengetukan pistolnya ke pintu mobil berwarna abu-abu sambil berkata, 'keluar, keluar'.
Selanjutnya, empat orang keluar dari mobil abu-abu tersebut melalui pintu sebelah kiri. Satu dari empat orang itu disebut Ratih diminta untuk tiarap.
"Terus keluar sendiri pintu sebelah kiri yang keluar empat orang, satu satu keluar terus disuruh tiarap," ungkapnya.
Dari empat orang yang disuruh tiarap yang merupakan Laskar FPI, salah satunya sempat berteriak kepada orang bercelana pendek membawa pistol diduga sebagai petugas kepolisian, untuk tidak dilakukan penindakan.
"Yang tiarap satu orang teriak 'jangan diapa-apain temen saya', itu teriak terus beberapa kali," kata Ratih sambil tirukan ucapan orang tersebut.
Tidak lama berselang, lanjut Ratih, empat orang Laskar FPI itu diarahkan untuk masuk ke dalam mobil Xenia milik petugas. Setelahnya, Ratih tidak mengetahui peristiwa selanjutnya.
"Udah beres langsung di naikin mobil. Abis itu nggak liat lagi dikemanakan," pungkas dia.
Pada kesempatan yang sama, Khotib alias Pak Badeng yang merupakan petugas towing yang sedang stand by di rest area KM 50, mengatakan kejadian itu diketahuinya saat mendengar suara gaduh.
Namun, Badeng mengaku mengurungkan niatnya untuk mendekat ke lokasi, karena melihat ada orang yang mengeluarkan sepucuk senjata api, sehingga dia kembali menjauh.
"Saya dengar ada suara brak brak brak, saya kelur mendekat ngeliat orang bawa pistol saya takut balik lagi, ke tempat kopi," kata Badeng.
Pada kesempatan itu, Badeng hanya mengdengar suara seorang yang keluar dari mobil Avanza menyuruh para penumpang dari mobil Chevrolet Spin untuk tiarap di luar mobil.
"'Tiarap tiarap tiarap' saya cuma. dengarnya itu," kata Badeng.
Karena segera menjauh dari lokasi, Badeng yang saat itu sedang ditugaskan untuk stand by mengawal mobil vaksin. Tiba-tiba dihampiri seorang untuk menderek mobil Chevrolet Spin.
"Iya betul (Mobil di derek), pas saya lagi diminta, yang mintanya bukan saya. Minta derek nah ada yang bilang pake toing aja. Akhirnya pake saya," katanya.
"Bang ini mobil mau dibawa kemana terus dibilang bawa ke Semanggi, terus bilang izin dulu, saya diminta pengawalan. Karena tadinya mengawal perjalanan vaksin. Jakarta Bandung," lanjutnya.
Setelah itu lantas, Badeng membawa mobil tersebut untuk di derek sampai ke Polda Metro Jaya. Dari sana lantas dia lekas kembali untuk kembali stand by bertugas.
Sebelumnya, dalam berkas dakwaan, terungkap bahwa enam anggota Front Pembela Islam (FPI). Adapun, dua dua diantaranya Faiz Ahmad Syukur dan Andi Oktiawan tewas seketika usai baku tembak di Jalan Interchange atau Jalan International Kabupaten Karawang.
Sementara, empat lainnya yakni Lutfi Hakim, Muhamad Suci Khadavi Poetra, Akhmad Sofiyan san M. Reza meninggal di dalam mobil pada saat perjalanan menuju ke Polda Metro Jaya. Jaksa menerangkan, keenam anggota FPI diamankan di Rest Area Km 50. Ketika itu sedang berada di mobil Chevrolet Spin abu-abu.
Jaksa mengungkapkan, Briptu Fikri Ramadhan mendapati dua anggota FPI yakni Faiz Ahmad Syukur dan Andi Oktiawan sudah tak bernyawa. Sementara untuk keempat anggota laskar lainnya telah dipindahkan ke mobil lain.
Sedangkan karena ketika dalam perjalan keempat laskar tersebut diduga melawan, akhirnya Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda Mohammad Yusmin Ohorella mengambil tindakan menembak keempat laskar, yang berbuntut perkara Unlawful Killing.
Atas perbuatannya, Briptu Fikri Ramadhan dan Ipda Mohammad Yusmin Ohorella didakwa dengan dakwaan primer Pasal 338 dan dakwaan Subsidair Pasal 351 ayat 3 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengendara pajero sempat memberi klakson panjang kepada pemotor
Baca SelengkapnyaPenembakan terhadap mobil dinas Camat Baito tersebut terjadi setelah mengantar Supriyani ke rumah dinas camat usai menjalani persidangan di PN Andoolo.
Baca SelengkapnyaDiduga kedua kendaraan terlibat cekcok sebelumnya hingga pelaku bak koboi menodongkan diduga senpi.
Baca SelengkapnyaPelaku langsung melarikan diri hingga akhirnya diamankan polisi di tempat persembunyiannya di Cengal
Baca SelengkapnyaPolisi juga sudah mengamankan barang bukti. Antara lain video yang viral beredar dan CCTV.
Baca SelengkapnyaViral video berisi aksi seorang pria yang terlibat cekcok dengan pengendara lain saat berkendara di jalan kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaCalon korban sempat meneriaki pelaku, namun pelaku berhasil kabur.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami pria berlagak koboi di Mampang Selatan terlibat kejahatan lain.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita bernyali besar mencoba untuk menenangkan seorang pria mengamuk dan melepaskan tembakan dari pistol yang ada di genggamannya.
Baca Selengkapnya