Siksa Bayi Berusia 8 Hari, Ibu Muda di Samarinda Diduga Idap Sindrom Baby Blues
Merdeka.com - Kasus penyiksaan bayi yang baru berusia 8 hari di Kota Samarinda, Kalimantan Timur kini masuk tahap penyelidikan kepolisian. Kepolisian mengarahkan ibu kandung bayi yang berinisial E-F menjalani pemeriksaan ke psikolog.
Unit Reserse Kriminal Polsekta Samarinda Kota yang menangani kasus ini telah memeriksakan sang bayi ke rumah sakit. Penyidik masih menunggu hasil visum untuk memastikan tindak kekerasan yang dialami bayi tersebut.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ibunya, pengakuan awal dia spontan saja. Terkait sindrom Baby Blues, sekarang masih dilakukan pendampingan," kata Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Kota Iptu Abdillah Dalimunthe, Kamis (11/6).
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
Karena kemungkinan mengarah ke sindrom itu, kepolisian belum bisa memastikan kasus ini bisa dilanjutkan ke ranah pidana. Sebab ini menyangkut kondisi kejiwaan pelaku.
"Untuk kelanjutan kasus ini, kita akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait," tambahnya.
Sementara itu pemeriksaan psikologis E-F sedang berjalan. Psikolog Ayunda Ramadhani masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.
Dugaan awal, sebutnya, sang ibu mengalami sindrom baby blues. Sindrom ini menyangkut tingkat emosi seorang perempuan yang baru saja memiliki anak pertama.
"Untuk pemeriksaan ini masih berjalan jadi saya belum bisa sampaikan. Jadi diduga arahnya ke sana, Baby Blues," kata Ayunda.
Dia memaparkan, istilah baby blues merupakan ketidakstabilan emosi yang dialami seorang ibu pasca persalinan. Setelah melahirkan, sekitar 70-80 persen ibu baru akan mengalami perasaan tak enak dan perubahan suasana hati.
Gejala baby blues pada seorang ibu, tambahnya, meliputi kelelahan, kesulitan tidur, mudah marah, hingga sulit berkonsentrasi.
"Kondisi ini biasanya berlangsung dua pekan setelah melahirkan," sambungnya.
Sindrom ini, paparnya, ditandai dengan beberapa gejala seperti sedih atau menangis tanpa alasan, tidak sabar, mudah marah, merasa gelisah, kelelahan, perubahan suasana hati, hingga insomnia.
Penyebabnya belum diketahui pasti, namun berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dan kembali setelah bayi lahir.
Ayunda menampik adanya dugaan perilaku psikopat karena pemeriksaannya masih terlalu dini. Lagipula usia E-F tergolong masih muda.
"Karena usianya masih muda, faktornya adalah karena bisa jadi kelelahan emosional dan kelelahan fisik yang memang sangat rentan sekali dan ketika ada pemicunya bisa jadi dia marah," paparnya.
Ayunda mengingatkan kondisi E-F belum stabil. Dia meminta agar pihak keluarga maupun orang terdekat, untuk tidak menghakimi dan memberikan pernyataan yang justru memperburuk kondisi pelaku.
"Masyarakat juga saya harap tidak memberikan judgement dan tidak memberikan statement negatif yang sebenarnya bisa memperburuk kondisi si Ibu," ungkapnya.
Untuk sementara, bayi tersebut harus dipisahkan dari ibunya. Cara ini dianggap paling tepat untuk perawatan sang bayi sekaligus pemeriksaan ibu kandungnya.
Pada Rabu (10/6) lalu, dua buah video beredar luas yang menunjukkan kekerasan terhadap seorang bayi. Video tersebut berdurasi 11 dan 24 detik.
Video pertama menggambarkan tangan perempuan sedang mencekik leher bayi yang diketahui berusia 8 hari hingga wajahnya memerah. Video kedua memperlihatkan tangan yang sama sedang meremas beberapa bagian tubuh, diakhiri dengan pukulan hingga membuat bayi tersebut menangis.
Setelah ditelusuri, Polisi berhasil menemukan lokasi pelaku yakni di Perumahan Handil Kopi, Jalan Gerilya IV, Kecamatan Sambutan. Pelaku merupakan ibu muda yang masih berusia 24 tahun.
Reporter: Abdul JalilSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain barang bukti, polisi juga telah meminta keterangan dari tiga saksi yang mengetahui kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaBayi dalam keadaan hidup dan sudah dibawa RSKD Duren Sawit.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku melakukan kekerasan kepada bayi 7 bulan itu karena gemas.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil visum nanti akan disampaikan pihak dokter. Dari hasil visum baru diketahui penyebab dislokasi kaki bayi tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaKasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki pelaku yang membuang bayi itu ke teras rumah warga.
Baca SelengkapnyaOrang tua anak merasa sikap Tata tidak mencerminkan dirinya yang dikenal sebagai influencer parenting.
Baca Selengkapnya