Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Siliwangi: Jalan maut, neraka kematian serdadu musuh di Jawa Barat

Siliwangi: Jalan maut, neraka kematian serdadu musuh di Jawa Barat Aksi pasukan Yonif 330 Kostrad. ©handout/penkostrad

Merdeka.com - 21 Juli 1948, suara tembakan dan ledakan membungkam kesunyian pagi. Belanda mengerahkan seluruh kekuatannya, mulai dari kendaraan lapis baja, tank serta pesawat tempur untuk menggempur posisi Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Jawa Barat, Jawa Timur dan sebagian Sumatera.

Pagi itu, Belanda memulai agresi militer pertama, dengan sandi Operatie Product. Demi menguasai kembali perkebunan dan pusat perekonomian Indonesia, secara sepihak membatalkan perjanjian Linggarjati.

Ketimpangan kekuatan membuat Divisi Siliwangi dengan mudah dipukul mundur. Guna menghindari banyak korban, para pejuang memilih mundur ke dalam hutan. Belanda menugaskan Divisi C '7 December' untuk menghabisi sisa kekuatan Divisi Siliwangi.

Kekalahan di awal pertempuran, ternyata tak membuat mental para pejuang jatuh. Dengan cepat, Panglima Divisi Siliwangi Abdul Haris Nasution menyusun strategi baru, yakni membentuk kantong perlawanan atau dikenal wehrkreise, dan memulai perang gerilya dengan taktik hit and run.

Terbukti, dalam waktu singkat, taktik ini membuat Belanda kalang kabut. Divisi Siliwangi, dengan semangat juang yang masih tinggi, membuatnya menjelma bagi malaikat maut. Incarannya, konvoi logistik yang melalui jalan-jalan di sepanjang Jawa Barat.

Dalam waktu singkat, konvoi yang melalui jalur Kuningan-Ciamis, Garut-Tasikmalaya, Sumedang-Tanjungsari berubah menjadi medan pertempuran baru. Gara-gara serangan Siliwangi yang tak kenal waktu, jalur tersebut sampai disebut sebagai de dodenweg, atau 'jalan maut'.

"Berkali-kali korban Belanda dinyatakan 'Gugur di Tasikmalaya, Singaparna, atau Mangunreja'. Kalau dilakukan gerakan pembersihan yang besar didukung oleh tembakan artileri, bantuan udara, lawan yang terdiri dari pasukan-pasukan TNI, Hizbullah, Tentara Pelajar dan lain-lain mengundurkan diri ke daerah yang sulit, kita hanya menemukan kelelahan," tulis Pierre Heyboer dalam tulisannya berjudul 'De Politionele Acties yang diterbitkan tahun 1979.

Belanda rupanya tak menyadari, para pejuang yang mengadang mereka masih berusia muda. Mereka adalah Batalyon 33/Resimen Pelopor, beranggotakan mahasiswa dan pelajar, berdiri di Bandung tahun 1945.

Batalyon ini dipimpin mahasiswa 'Kogyo Dai Gakku' (sekarang ITB), Kapten SL Tobing. Aksi pengadangan membuatnya diperhitungkan Belanda. TNI tak bergerak sendiri, mereka dibantu rakyat.

Ketangguhan Divisi Siliwangi diakui komandan tempur Belanda, Letnan Kolonel Flink. Baginya, Divisi Siliwangi bukan pasukan sembarangan.

"Kita tidak hanya menghadapi penyergapan-penyergapan, penembakan-penembakan dan perusakan-perusakan secara insidentil, tetapi menghadapi tindakan-tindakan terpimpin dari gerombolan-gerombolan bersenjata yang terpimpin dengan baik, dan juga dari TNI," tulis Flink tulisannya berjudul 'De guerilla oorlog, in heuvel ini West-Java'.

Pengadangan yang digelar Siliwangi, Divisi C '7 December' yang dipimpinnya menjadi tak bertaji. Upaya meminimalisir serangan malah berujung pada kegagalan, akibatnya banyak korban jatuh dari pihak Belanda. Hasilnya, Belanda tak hanya kalah secara jasmaniah maupun rohaniah, moril pasukan Belanda jatuh belum lagi kerugian materil lainnya.

Bukan hanya Batalyon 33/Resimen Pelopor yang membukukan keberhasilan perang gerilya. Sejumlah satuan TNI lainya di seluruh Jawa Barat juga menumbuhkan ketakutan serupa bagi Belanda. Taktik terus diubah, jika mulanya serangan dilakukan dari selatan jalan, keesokannya akan dipindah ke utara, dan berubah kembali setiap kali serangan dilakukan.

Sayangnya, teror yang dibuat Divisi Siliwangi tak berlangsung lama. Panglima Besar Jenderal Soedirman, atas nama pemerintah RI mmerintahkan mereka untuk menghentikan permusuhan. Keputusan itu diambil setelah Indonesia terpaksa menandatangani perjanjian di atas kapal perang AS, USS Renville.

Alhasil, seluruh pasukan diperintahkan 'hijrah' ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta menyerahkan tanah kelahirannya kepada Belanda.

Pertempuran yang ditorehkan Siliwangi membuat Soedirman kagum. Kelak, taktik serupa akan dipakai kembali oleh seluruh pasukan TNI ketika Agresi Militer Belanda Kedua kembali menyerang.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peristiwa Long March Siliwangi, Perjalanan Panjang yang Penuh Kisah Heroik hingga Tragis
Peristiwa Long March Siliwangi, Perjalanan Panjang yang Penuh Kisah Heroik hingga Tragis

Perjalanan ini dipenuhi pertumpahan darah dan tangisan air mata.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya
Monumen Ini Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pembantaian PKI di Wonogiri, Begini Kisah di Baliknya

Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.

Baca Selengkapnya
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara

Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.

Baca Selengkapnya
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda
Jejak Peninggalan Pertempuran Tengaran di Semarang, Melihat Tempat Ibadah Para Pejuang hingga Markas Belanda

Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947

Baca Selengkapnya
Beranggotakan Maling dan Pelacur, Ini Kisah Pasukan Rahasia dari Yogyakarta di Era Kemerdekaan
Beranggotakan Maling dan Pelacur, Ini Kisah Pasukan Rahasia dari Yogyakarta di Era Kemerdekaan

Strategi ini pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi pejuang revolusi

Baca Selengkapnya
Teroris JI Serang 2 Polisi di Malaysia, Densus 88 Siap Siaga Monitor Pergerakan
Teroris JI Serang 2 Polisi di Malaysia, Densus 88 Siap Siaga Monitor Pergerakan

Meski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Tidak Terawat, Begini Potret Makam Para Pejuang Indonesia di Sumedang Terbengkalai
Tidak Terawat, Begini Potret Makam Para Pejuang Indonesia di Sumedang Terbengkalai

Potret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Melihat Kejamnya Tentara KNIL di Tahun 1948, Todongkan Senjata pada Warga Indonesia Bikin Ketar-Ketir
Melihat Kejamnya Tentara KNIL di Tahun 1948, Todongkan Senjata pada Warga Indonesia Bikin Ketar-Ketir

Terlihat warga Indonesia mendapat ancaman dari tentara KNIL pada tahun 1948 silam. Tergambar dari potret yang beredar, warga Indonesia nampak tak berdaya.

Baca Selengkapnya
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA

Mojang-mojang ini bak harimau betina yang mengamuk saat menjagal tentara NICA.

Baca Selengkapnya