Simon Randa, kisah pahlawan tak dikenal di belantara Irian
Merdeka.com - Ada satu nama yang sulit dilupakan para prajurit Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara (PGT), yang bertempur di Irian Barat. Namanya Simon Randa, seorang pegawai kehutanan Belanda di Irian yang kini bernama Papua.
Simon Randa aslinya orang Toraja. Dia menjadi pegawai kehutanan Belanda, namun hatinya merah putih.
Saat konfrontasi tahun 1962, hampir semua warga Papua dibina Belanda. Mereka pun mau jadi umpan untuk menjebak tentara Indonesia yang diterjunkan di Irian Barat. Hasilnya ratusan tentara Indonesia tewas dan ditangkap karena pengkhianatan.
-
Siapa yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda di pertambangan timah? Dengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka.
-
Siapa mantan Panglima Kodam Siliwangi yang mendirikan Rumah Makan Rindu Alam? Pemiliknya Mantan Panglima Kodam Siliwangi Letnan Jenderal (Purn) Ibrahim Adjie. Adjie mendirikan rumah makan itu setelah pensiun dari dinas militer.
-
Siapa yang masuk Taruna Nusantara? Acha, putri sambung Juliana Moechtar, memiliki paras yang cantik dan menawan.
-
Siapa Kapitan Tionghoa pertama di Tarutung? Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
-
Siapa Komandan KNIL keturunan Indonesia? Johan Berenschot adalah salah satu letnan jenderal dan Komandan KNIL yang menjabat rentang tahun 1939-1941 yang merupakan satu-satunya orang yang memiliki darah asli Indonesia.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
Simon adalah salah satu yang langka. Dia selalu berusaha membantu gerilyawan RI. Simon dan anak buahnya mengirimkan tembakau dan makanan ala kadarnya pada gerilyawan RI yang tersebar di Sorong.
Hal ini dikisahkan dalam buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat, Bertahan dan Diburu di Belantara Irian. Buku Terbitan Majalah Angkasa ini ditulis Beny Adrian dan diluncurkan di Jakarta, Jumat (25/4) lalu di Jakarta.
Ketika mendengar berita tercapai kesepakatan perundingan di New York antara Belanda dan Indonesia, Simon segera memerintahkan anak buahnya mencari enso-enso (sebutan untuk merah putih dalam bahasa Moi). Dia berhasil menemukan beberapa di antaranya.
Ditampungnya para gerilyawan itu di rumahnya dan anak buahnya.
Tim PBB mencium soal Simon dan datang ke rumah. Sesuai isi kesepakatan New York, baru tanggal 1 Oktober 1962, pasukan Indonesia boleh masuk kota. PBB pun memerintahkan pasukan Indonesia kembali masuk hutan sejauh 6 km dari Klasaman, atau dikenal dengan KM12.
Apa jawaban Simon?
"Lebih baik saya dan keluarga ditembak mati PBB daripada bapak dan anak buah kembali masuk hutan. Selama saya masih hidup bapak dan anak buah tidak akan saya izinkan masuk hutan," tegas Simon.
PBB pun melunak. Tiga orang perwira diizinkan berasa di Klasaman untuk mengatur administrasi. Sisanya mundur ke KM12. Simon bisa menerima keputusan ini.
Kemudian para petinggi perwakilan tentara Indonesia meninjau KM12. Mereka juga menggelar pertemuan dengan utusan PBB untuk mengembalikan gerilyawan Indonesia. Semua dilakukan di rumah Simon Randa yang sederhana.
Saat itulah komandan delegasi Indonesia Brigjen Achmad Wiranatakusuma memeluk Simon Randa. Berterima kasih atas kepahlawanan Simon.
Wiranatakusuma bertanya pada Simon, apakah bersedia menampung 300 gerilyawan Indonesia dari seluruh Irian sebelum dipulangkan? PBB berjanji untuk mencukupi makanan dan logistik pasukan.
Dengan mantap Simon menjawab bersedia. Saat ternyata makanan dari PBB tak cukup, Simon pula yang memberikan makanan tambahan.
Begitu mulia hati Simon, pahlawan yang namanya tak tertulis dalam buku sejarah. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaSisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.
Baca SelengkapnyaIpar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Baca SelengkapnyaKetika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.
Baca SelengkapnyaPada 2005, nama Kiras Bangun ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca SelengkapnyaPutra penguasa Pangala ini memimpin masyarakat di Tanah Toraja untuk melawan kolonial Belanda dalam rentang waktu yang cukup lama.
Baca SelengkapnyaDengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka.
Baca SelengkapnyaTokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca Selengkapnya