Simpatisan Keroyok Pengkritik, Ini Kata Pj Wali Kota Pekanbaru
Merdeka.com - Empat orang simpatisan Pejabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun ditangkap tim Polda Riau karena menganiaya dan mengeroyok seorang warga, Miftahul Samsir hingga babak belur. Korban merupakan pengkritik Muflihun lewat media online.
Para pelaku yang mengaku sebagai orang dekat Muflihun menganiaya Miftahul di sebuah warung kopi di Kota Pekanbaru. Akibat penganiayaan itu, korban sempat dirawat inap di rumah sakit.
Muflihun mengaku tidak terlibat kasus itu. Dia mengaku kenal dengan para pelaku, tapi dia memastikan tidak ada menyuruh mereka melakukan penganiayaan.
-
Bagaimana Muzdalifah merespon kritikan? Muzdalifah kemudian merespons dengan mengunggah video TikTok di akun jualannya yang telah diikuti oleh banyak orang.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa Gus Ipul mengajak masyarakat Pasuruan untuk berantas kebodohan? Gus Ipul mengatakan bahwa para pahlawan mengajarkan kita untuk tidak bersimpuh kalah dan menyerah sebesar apapun ancanan dan tantangan akan dihadapi.'Para pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran serta mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Para Pahlawan telah mengajarkan kepada kita bahwa kita bukan bangsa pecundang. Kita tidak akan pernah rela untuk bersimpuh dan menyerah kalah,' ujar Gus Ipul.
-
Kenapa Wali Kota Medan berharap muktamar membawa kebaikan? “Tentu kita berharap muktamar yang dilaksanakan nantinya membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia,“ kata Wali Kota Medan Bobby Nasution.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana Wali Kota Medan ingin menjadikan SDM di Medan unggul? “Jadi kami bercita-cita menjadikan kota Medan yang hari ini menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia tidak hanya dilihat dari luas wilayahnya saja melainkan juga dari SDM nya yang juga unggul,“ucap Bobby.
"Saya tidak terlibat, meskipun orang ini (pelaku) dekat dengan saya," ujar Muflihun, Jumat (21/10).
Senang Dikritik
Miftahul Samsir dikeroyok empat pelaku karena mengkritisi masalah banjir, jalan rusak hingga sampah. Salah satu pelaku bekerja sebagai satpam.
Muflihun justru mengaku senang dikritik untuk bersama-sama membangun Kota Pekanbaru. Dia menyebutkan, dirinya tidak bodoh menyuruh orang untuk memukuli warga yang mengkritiknya.
"Itu pidana. Tidak mungkin saya menyuruh untuk memukul orang, alangkah bodohnya saya (jika menyuruh)," ucapnya.
Empat Pelaku Ditahan
Sebelumnya, empat orang pria jadi tersangka dan ditahan polisi gara-gara melakukan penganiayaan terhadap seorang Miftahul Samsir. Para pelaku mengaku tak senang karena korban mengkritik Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun.
Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto mengatakan, Miftahul menyampaikan kritikannya terhadap Pj Wako Muflihun di media massa online lokal. Kritik itu berisi tentang parkir penanganan sampah hingga banjir.
"Keempat pelaku penganiayaan adalah DEF (48), HA (39), DE (44) dan WI (41). Mereka diamankan setelah korban bernama Miftahul melapor pada 7 Oktober lalu," ujar Sunarto kepada merdeka.com Rabu (19/10).
Korban Babak Belur
Sunarto menjelaskan, penganiayaan itu terjadi, Jumat (7/10) pukul 20.00 WIB lalu di sebuah kedai kopi. Korban dan para pelaku awalnya telah membuat jadwal pertemuan di Kedai kopi AW, di Jalan Rajawali Kampung Melayu, Kota Pekanbaru. Di situ lah korban dianiaya para pelaku hingga babak belur.
Penganiayaan itu mengakibatkan korban mengalami luka serius berupa robekan di kepala, pelipis mata dan luka lain di tubuhnya. Akhirnya korban dibawa ke rumah sakit dan diopname.
Para pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan sejak 17 Oktober, mereka dijerat Pasal 170, 351 ayat (2), Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
Polisi Dalami Pihak yang Menyuruh
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan menambahkan, keempat pelaku mengaku sebagai simpatisan dari Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun. Para pelaku mengakui hal itu saat diperiksa penyidik.
"Dari hasil keterangan, pelaku marah karena Pj Wali Kota (Muflihun) ditulis dalam berita online itu. Para pelaku ini semua simpatisan, ya kalau informasi orang dekat (Pj Wali Kota)," ucap Asep.
Karena para pelaku mengaku simpatisan dan orang dekat Pj Wako, Asep menyebutkan akan melakukan pengembangan. Pihaknya mendalami siapa orang yang menyuruh mereka, apakah disuruh Pj Wako atau bukan.
"Kalau soal disuruh Pj atau dibayar, itu belum ada. Kita masih terus mendalami, masih gali terus informasi itu," kata Asep.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang menyebutnya bodoh, saat peresmian Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Rabu (26/7)
Baca SelengkapnyaLuhut bahkan meminta mereka untuk pindah dari Indonesia bila dianggap semua jelek.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyayangkan ada orang pintar yang tak memahami bagusnya strategi Jokowi.
Baca SelengkapnyaMegawati menyentil kasus pemukulan relawan PDIP oleh TNI di Boyolali
Baca SelengkapnyaRamai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaGus Miftah menyamakan seperti wasit tinju yang membiarkan orang berkelahi dan memisahkan orang berpelukan.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 02 itu justru menyerahkan ihwal penilaian tersebut kepada warga.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil beri klarifikasi usai ramai dikritik netizen setelah cuitan lamanya di platform media sosial X kembali viral.
Baca SelengkapnyaGibran tak menampik, suksesnya acara Syukuran 1 Abada NU dan Harlah ke-25 Tahun PKB di Stadion Manahan Solo, tak lepas dari peran serta kepala daerah setempat.
Baca SelengkapnyaMenurut Kholid hal itu hanya sebuah ekspresi sebagian warga yang belum mengenal Ridwan Kamil secara langsung
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan terima kasih kepada insan Pers yang selama ini memberi masukan dan mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaAnies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca Selengkapnya