Sindir SBY, Wiranto sebut Pak Harto tak pernah berbaju kuning
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Wiranto, membandingkan kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan mendiang mantan Presiden Soeharto, soal perlakuan kepada partai. Menurut dia, mestinya pemimpin negara harus memperlakukan semua kekuatan politik dengan adil.
"Saya sudah usul kepada semua pemimpin, Presiden Republik Indonesia itu presiden rakyat Indonesia. Jadi yang mesti disejahterakan seluruh rakyat, termasuk semua parpol. Tidak boleh dibedakan," kata Wiranto menghadiri peluncuran situs Partai Hanura, di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (25/2).
Wiranto membanggakan sosok mendiang mantan Presiden Soeharto. Dalam kenangan dia saat menjadi ajudan presiden RI kedua itu sejak 1995 sampai 1998, dia mengatakan almarhum Soeharto tidak pernah membedakan partai politik.
-
Apa jabatan Try Sutrisno sebelum jadi Wapres? Saat itu, ABRI terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
-
Kenapa Soeharto butuh Wakil Presiden? Di era Orbe, Capresnya pasti Soeharto. Lalu bagaimana cara memilih wakil presiden?
-
Apa jabatan Sudaryono di Partai Gerindra? Perjalanan karier Mas Dar terus menanjak, dari Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra hingga akhirnya terpilih sebagai Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Siapa yang Sukarno tunjuk sebagai pelaksana tugas harian? Sukarno, yang memiliki penilaiannya sendiri terhadap setiap calon panglima, akhirnya memutuskan untuk menunjuk Pronoto sebagai pelaksana tugas harian atau caretaker.
"Saya menjadi ajudan pak Harto tiga tahun. Tidak pernah Pak Harto pakai baju kuning. Semua parpol diberi kantor dan dana," ujar Wiranto.
Menurut Wiranto, saat tokoh politik sudah dipilih rakyat, maka berakhirlah loyalitas kepada partainya. Caranya dengan mundur dari jabatan partai. Menurut dia, tokoh itu dan mulai menunjukkan loyalitas kepada rakyat dan menghindari perbuatan yang tidak adil.
Wiranto menambahkan, sosok presiden itu mengayomi semua kekuatan politik. Selain itu, presiden adalah supreme commander (panglima tertinggi).
"Ngurus negara saja kadang 24 jam sudah tidak cukup, apalagi disambi ngurus partai," lanjut Wiranto.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sentilan ini merespons sejumlah pernyataan Maruarar soal Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Baca SelengkapnyaAndi Widjajanto bagikan pengalamannya selama menjabat sebagai Seskab dan mengaku tak pernah libur setiap hari demi dampingi Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto menyindir Surya Paloh ditinggal kadernya ketika memberikan pidato politik di Apel Siaga Perubahan.
Baca SelengkapnyaNama Jenderal Wiranto sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyebut, hampir seluruh presiden masuk dalam partai politi
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaHasto juga menyerang tajam Capres Prabowo Subianto yang dianggap tidak bisa blusukan seperti Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, menteri-menteri PDIP merasa ada kondisi batin yang kurang pas saat bekerja di kabinet Jokowi.
Baca SelengkapnyaKomarudin Watubun sempat memerintahkan Satgas PDIP agar mengawal pemeriksaan Hasto di Polda Metro Jaya, Rabu (5/6).
Baca SelengkapnyaMenteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi buka suara mengenai fasilitas rumah dinas untuk jajaran Kabinet Merah Putih.
Baca SelengkapnyaTidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca SelengkapnyaHasto meminta Presiden Jokowi netral, dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya