Sindiran menohok saat Perindo akan dukung Jokowi Capres 2019
Merdeka.com - Partai Perindo berencana mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan dukungan kepada Jokowi akan diputuskan dalam Rapimnas untuk kemudian ditetapkan dalam Kongres Perindo pada akhir tahun ini.
"Ada kesan kuat yang akan diusulkan adalah presiden yang sekarang, karena kemungkinan yang menang sekarang," kata Rofiq saat dihubungi, Rabu (2/8).
Rofiq mengklaim, rencana mendukung Jokowi merupakan aspirasi dari akar rumput partai. Suara itu yang diakomidir Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo dan dikaji kemudian diputus di Rapimnas.
-
Bagaimana perasaan Prabowo saat naik kereta cepat? 'Iya pertama kali saya naik luar biasa. Sangat nyaman, membanggakan sebagai anak bangsa,' kata Prabowo di Stasiun KCIC Halim Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).
-
Dari mana Prabowo naik kereta cepat? Prabowo naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersama Jokowi dari Stasiun Tegalluar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menuju Stasiun Halim Jakarta Timur.
-
Kapan Prabowo naik kereta cepat? Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkesempatan menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Selasa (19/9/2023).
-
Dimana arus mudik di Jawa Tengah terlihat padat? Kepadatan arus kendaraan yang keluar dari gerbang Tol Kalikangkung berdampak pula pada kepadatan arus kendaraan di ruas tol dalam kota Semarang.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Apa penyebab kemacetan parah di Jakarta? 'Kalau kemarin itu karena banjir di beberapa titik banjir. Kalau tadi malam hanya kepadatan karena aktivitas masyarakat untuk buka puasa, itu saja,' jelasnya.
Sikap politik partai besutan Hary Tanoesoedibjo yang terkesan berubah mendadak ini menuai sindiran menohok. Sebab, Hary Tanoe diketahui sejak awal lebih banyak dekat dengan Prabowo Subianto dan parpol koalisinya.
Sindiran menohok dilontarkan oleh Anggota Dewan Pakar Partai NasDem Taufiqulhadi. Politikus NasDem ini mengaku heran dengan perubahan sikap Partai Perindo yang akhirnya mendukung pemerintah. Taufiqulhadi menyebut arah dan tujuan politik Perindo tidak jelas.
"Saya agak heran, kok cepat sekali berbalik arah, seperti angkot kurang penumpang. Tahu-tahu langsung mutar di tengah jalan," kata Taufiqulhadi saat dihubungi, Rabu (2/8).
Menurutnya, jika Perindo tak punya sikap politik yang jelas maka akan sulit bergabung ke koalisi partai-partai pendukung pemerintah. Dia mengklaim, partai-partai koalisi cukup solid dan konsisten mendukung pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Jangan kan penumpang, orang lihat di pinggir jalan pun akan ikut terheran heran. Jika partai tidak jelas tujuan, agak susah bersama sama. Kami, di kubu pendukung pemerintah, sudah sangat jelas semua," tegasnya.
Sindiran menohok juga dilayangkan politikus PDIP Eva Kusuma Sundari. Menurutnya, Partai Perindo sangat pragmatis karena melihat peluang Jokowi menang di Pilpres cukup besar.
"Menurutku ini insting politik yang pragmatis ya, nempel di gerbong yang kuat, jadi wajar saja," kata Eva di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/8).
Hal itu terlihat dari indeks berbagai lembaga survei yang menunjukan kepuasan masyarakat atas kinerja Jokowi. Namun, menurut Eva, langkah mendukung Jokowi harus disertai bukti yang konkret, terukur dan produktif.
"Ojo sing mengko gebuki Jokowi, ngene kan lucu yo ngono loh. Dan jangan ada transaksi di awal. Durung ono kinerja juk jaluk jadi cawapres, umpamane ngono," tegasnya.
Eva menyebut cara mengukur bukti konkrit dukungan terhadap Jokowi yaitu dari pemberitaan di media milik Hary Tanoe. Selama ini, media-media milik Hary cenderung mengkritik keras Jokowi. Contoh lainya, Eva mengaku belum melupakan bagaimana media milik Hary Tanoe kerap menyerang Basuki T Purnama, calon yang diusung PDIP di Pilgub DKI Jakarta.
Lebih lanjut, dia mengatakan dukungan kepada Jokowi jangan sampai menyandera PDIP dan menimbulkan persepsi negatif di masyarakat akibat kasus SMS ancaman kepada Jaksa Yulianto yang menjerat Hary Tanoe.
"Ya jangan sampai ada kecurigaan seperti itu," ujarnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil menyindir Anies Baswedan yang sekarang mendukung Pramono Anung-Rano Karno
Baca SelengkapnyaMaruarar menyebut paslon nomor urut 3 disebut bakal ditinggalkan oleh pendukung non-muslim
Baca SelengkapnyaMenurutnya ini menjadi bukti mulai lenturnya gaya politik Megawati.
Baca SelengkapnyaManuver KIM Plus membuat PDIP kesulitan mengusung kader mereka di Pilkada 2024. Di beberapa daerah, PDIP membutuhkan koalisi untuk memenuhi syarat dukungan.
Baca SelengkapnyaOno Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaPDIP sempat merancang strategi dua putaran untuk memenangkan Pramono-Rano Karno.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara melihat ada kesan menghilangkan dukungan dari PDIP dan sosok Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaGerindra siap memberi dukungan ke Ridwan Kamil, apalagi ia menilai warga Jakarta ingin ada sosok baru selain Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaSikap politik Demokrat dalam beberapa tahun belakangan menjadi oposisi disoroti PDI Perjuangan apabila menerima tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSaidiman mengatakan hal ini baik karena Ahokers dan Anak Abah sempat terpolarisasi saat Pilkada Jakarta 2016 silam.
Baca Selengkapnya