Singapura dan Australia tawarkan bantuan pencarian korban Lion Air jatuh
Merdeka.com - Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10), menyita perhatian dunia. Beberapa negara menawarkan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk pencarian korban dan badan pesawat yang membawa 189 penumpang dan kru tersebut.
Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar menyebutkan, beberapa negara sudah menawarkan bantuan. Di antaranya Singapura dan Australia. Namun sampai saat ini tawaran tersebut belum disetujui karena Basarnas merasa personel dan peralatan yang tersedia masih memadai untuk melakukan operasi pencarian.
"Dari Singapura, Australia, semua menawarkan. Saya belum jumlahkan (berapa negara yang menawarkan bantuan) karena kami menilai dari kesiapan dan lokasi kejadian kami masih cukup untuk lakukan operasi SAR. Ingat ini baru hari kedua ya," jelasnya dalam konferensi pers di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (30/10) siang.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Apa yang menjadi penghambat Kuda Kepang untuk mendapatkan bantuan? Adegan “mendem“ disebut menjadi penghambat kelompok kuda kepang tidak mendapat bantuan pemerintah.
-
Mengapa pencarian pesawat jet sulit? Proses pencarian mengalami kendala karena danau itu kemudian membeku.
-
Mengapa ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja'? Saat ini, para ilmuwan belum mencapai dasar Lubang Biru Taam Ja' di Teluk Chetumal, Meksiko, yang menurut pengukuran baru mungkin terhubung ke labirin gua dan terowongan bawah laut.
-
Kenapa keran air jadi tidak maksimal? Namun, rasanya selalu saja ada banyak masalah mengenai keran air yang bisa menghampiri. Salah satunya ialah air yang dikeluarkan keran justru tidak maksimal.
-
Kenapa BSI belum mengambil keputusan terkait UUS BTN? Sehubungan dengan pemberitaan di media tentang aksi korporasi yang akan dilakukan terhadap UUS BTN yang melibatkan BSI, kami sampaikan bahwa hingga saat ini kami belum membuat keputusan apapun terkait hal tersebut,“ kata Gunawan.
"Mereka support informasi kejadian dan menawarkan (bantuan). Tapi kami melihat semua masih dalam kemampuan Basarnas dan bantuan belum diperlukan," terangnya.
Pemerintah Australia menawarkan bantuan sistem deteksi dan informasi dini untuk mengetahui lokasi badan pesawat. "Australia itu menawarkan sistem deteksi dan informasi dini," sebutnya.
Sampai saat ini proses pencarian terus dilakukan baik oleh tim penyelam maupun kapal. Selain itu tiga helikopter juga dikerahkan dalam operasi ini. Sebanyak empat kapal melakukan pencarian di titik prioritas pertama atau di bawah permukaan air termasuk dengan menggunakan alat echosounder. Belasan kapal dikerahkan untuk operasi pencarian di atas permukaan air atau prioritas dua. Jumlah penyelam yang dikerahkan sebanyak 50 orang baik dari Basarnas maupun TNI.
Radius pencarian juga telah diperluas. Pada hari pertama pencarian mencapai 5 nautical mile menjadi 10 nautical mile pada hari ini. Perluasan radius pencarian ini karena diprediksi posisi badan pesawat telah beralih karena pengaruh angin, arus bawah laut, suhu air laut, maupun massa jenis benda yang dicari.
Sejauh ini dipastikan tak ada kendala berarti dalam proses pencarian. Cuaca juga sangat mendukung. Basarnas juga telah berkoordinasi dengan BMKG terkait prakiraan cuaca.
"Sampai tujuh hari ke depan diperkirakan cuaca baik di lokasi. Dari BMKG tadi melaporkan," ujarnya.
Dengan berbagai upaya ini diharapkan badan pesawat dan kotak hitam bisa segera ditemukan. "Tapi target kami semua ditemukan nanti akan diikuti dari proses ditemukannya badan pesawat," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kompetensi itu dibutuhkan. Sebab, saat ini aktivitas penyelamatan dan evakuasi terbatas hanya siang hari, karena kemampuan belum memadai.
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaUpaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi terkendala air tanah yang keruh serta lubang yang sempit
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghentikan upaya evakuasi pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca Selengkapnya