Singgung Garis Keras, Ma'ruf Amin Berkisah Ketika NU Kehilangan Sandal dan Masjid
Merdeka.com - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin menceritakan kisah baru saat melakukan safari politik di Jawa Tengah. Kali ini Ma'ruf bercerita soal hilangnya sandal dan masjid di mata umat. Sudah asing tak bagi seorang muslim, kehilangan sandal usai beribadah di masjid. Namun bagaimana bila saat ini muslim juga kehilangan masjid mereka?
Ma'ruf menjelaskan, itu adalah sebuah kiasan dalam internal Nahdlatul Ulama (NU). Mantan rais aam PBNU ini sejatinya ingin mengingatkan, bahwa basis Nahdliyin semakin tergerus bila tidak waspada akan kehadiran kelompok radikal.
"Di internal NU ada keluhan, dulu kita di masjid kehilangan sandal, tapi sekarang kehilangan masjidnya. Karena masjid yang dulunya itu masjid NU tidak jadi NU, karena ambil alih kelompok garis keras," kata Ma'ruf di Semarang, Selasa (5/2).
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Bagaimana cara NU memperjuangkan umat Islam? Partai ini memperjuangkan kepentingan umat Islam terutama masyarakat Islam yang berada di kelas bawah.
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
-
Kenapa NU didirikan? Organisasi Islam yang didirikan di Surabaya ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Siapa Ketua Umum PBNU pertama? Hasan Basri Sagipodin atau yang akrab disapa Hasan Gipo merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama.
Ma'ruf menegaskan, masjid difungsikan untuk membina umat. Melalui rumah ibadah, NU mengajarkan Islam yang santun, moderat. Bukan lewat pemahaman keras dan ekstrem.
"Masjid itu tempat membina umat, dan cara membinanya menggunakan Islam moderat, santun, rahmat lilalamin, dan jangan sampai diisi oleh garis keras dan radikal, itu sangat bahaya," tegas dia.
Ketua non-aktif MUI ini berpesan, lewat kisah sandal dan masjid, umat dapat lebih memakmurkan tempat ibadah tersebut. Jangan sampai ada pihak pemecah belah, marangsek dan membuyarkan kerukunan.
"Kita harus mengelola masjid dengan baik, ditakmirkan, dibina, dibangun, jangan ditelantarkan," tutup Ma'ruf.
Reporter: Muhammad Radityo
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
warisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca SelengkapnyaBelakangan, muncul isu Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tandingan.
Baca SelengkapnyaKetua Panitia Pelaksana Pra-MLB NU, KH Mas Maftuh mengatakan, rangkaian kegiatan Pra MLB NU telah paripurna dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaKalau ada yang datang ke acara MLB , baik setuju, tidak setuju atau bahkan membubarkan akan dijak ngopi , diskusi dan ngaji.
Baca SelengkapnyaMubes Alim Ulama NU menyerukan Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama sebagai sarana koreksi langkah PBNU hasil Muktamar Lampung.
Baca SelengkapnyaKonflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masih terus berlanjut. Wapres RI, Ma'ruf Amin pun ambil sikap tegas.
Baca SelengkapnyaMusyawarah Luar Biasa (MLB) PBNU untuk melakukan pergantian pengurus sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaUlama yang akrab disapa Gus Faris ini menceritakan sejarah lahirnya PKB oleh para kiai NU.
Baca SelengkapnyaMuktamar Luar Biasa NU direncanakan berlangsung di Cirebon.
Baca SelengkapnyaPresidium mengapresiasi dukungan pengasuh-pengasuh pondok pesantren di Jateng terhadap Gerakan Penyelamatan Organisasi dan Muktamar Luar Biasa NU.
Baca SelengkapnyaPihak tersebut bahkan membuat manuver dan berusaha mengambil alih NU.
Baca SelengkapnyaGus Salam mengatakan MLB NU siap dilaksanakan dalam waktu dekat di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya