Sisihkan uang saku, siswa SD di Solo beli mainan othok-othok untuk dikirim ke Palu
Merdeka.com - Kepedulian terhadap korban bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) tak hanya dilakukan orang dewasa. Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Kristen Manahan, Solo, tak mau ketinggalan. Mereka menyisihkan sebagian uang sakunya untuk dibelikan mainan tradisional.
Mainan tradisional terbuat dari bambu bernama othok-othok akhirnya terkumpul 200 biji. Setelah dikemas dalam kardus besar, selanjutnya akan dikirim ke Palu melalui PMI Cabang Solo. Mainan yang hampir punah tersebut diharapkan bisa menghibur dan menghilangkan trauma anak-anak terhadap dampak gempa dan tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Ada 200 othok-othok yang terkumpul dari para siswa. Nanti kita kirimkan melalui PMI Solo. Harapannya anak-anak disana jadi terhibur, cepat melupakan musibah yang dialami," ujar Djoko Hadi Moeljono, bagian bidang kesiswaan SD Kristen Manahan, Jumat (12/10).
-
Apa isi dari gulungan bambu? Lembaran bambu ini seringkali berisi karya sastra dan buku tentang pertanian dan pengobatan atau catatan pemerintahan.
-
Mengapa Mbah Atmo membuat mainan? Saya berharap ada yang mau melestarikan membuat mainan kertas ini supaya tidak hilang begitu saja. Saya satu-satunya yang masih bertahan membuat. Teman-teman saya sudah tidak bisa karena sudah banyak yang meninggal. Sedih dan sayang sekali kalau tidak diteruskan,' pungkas Mbah Atmo.
-
Apa yang dihasilkan dari omah sampah plumpang? Omah Sampah Plumpang bisa menghasilkan 7 kuintal maggot dan 1 ton pupuk organik dari pengolahan sampah organik.
-
Bagaimana anak-anak zaman Paleolitik membuat mainan? 'Keramik-keramik ini menunjukkan tingkat eksperimen, heterogenitas tekno-stilistika, dan non produktivitas yang lebih tinggi,' kata mereka, seperti dikutip dari laman IFLScience.
-
Kenapa omah sampah plumpang dibuat? Awalnnya, sejumlah pemuda risih melihat banyak sampah menumpuk di berbagai sudut desa. Saat itu, gunungan sampah ditemukan di tepi jalan, sawah, hingga lahan kosong. Hal ini mendorong mereka mengambil langkah inovatif.
-
Siapa yang membuat omah sampah plumpang? Pada tahun 2020 lalu, bertepatan dengan pandemi, Hamid beserta beberapa temannya menginisiasi Omah Sampah Plumbang.
Selain mainan anak-anak, lanjut Djoko, pihaknya juga menggalang donasi dari guru, karyawan sekolah dan orang tua siswa untuk korban bencana Palu dan sekitarnya. Donasi tersebut nantinya akan dikirimkan melalui yayasan sekolah.
"Sejak Senin kemarin sudah kita kumpulkan donasi sampai hari Sabtu. Nanti akan kita kirimkan melalui yayasan atau PMI, kita koordinasikan dulu," katanya.
Abraham, siswa kelas 5 mengaku ia dan siswa lainnya ikut menyumbangkan mainan othok-othok dengan cara menyisihkan uang saku selama 5 hari. Setelah terkumpul uang tersebut bersama uang siswa lainnya dibelikan othok-othok seharga Rp5 ribu.
"Uang jajannya dikurangi dulu selama 5 hari. Kita kumpulkan untuk membantu teman-teman kita di Palu. Biar mereka senang dan bisa bersekolah kembali," katanya.
Sejak pukul 7 pagi para siswa, terutama kelas IV dan V memang berkumpul di halaman sekolah. Mereka membawa othok-othok dan mencoba memainkan ya hingga mengeluarkan suara yang memang menghibur. Apalagi jika othok-othok itu mereka bunyikan secara bersama-sama.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nenek berusia 86 tahun ini merupakan satu-satunya perajin mainan tradisional yang masih eksis bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPetugas UPS Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Kecamatan Jatinegara menjual ondel-ondel mini dari galon bekas ini seharga Rp50 ribu per buah.
Baca SelengkapnyaLibur Lebaran dimanfaatkan para orang tua yang mengajak anaknya untuk berbelanja mainan di Pasar Gembrong.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anak-anak di Bandung yang meminta barang ke warga untuk biaya perayaan Agustusan.
Baca Selengkapnya"Bagi anak-anak, perhatian ini membawa keceriaan di tengah suasana pengungsian, dan bagi orang tua."
Baca SelengkapnyaDiduga, barang serupa pulpen itu dijual pedagang keliling yang datang ke sekolah
Baca SelengkapnyaSekilas permainan Dalang Board ini persis seperti permainan ular tangga atau monopoli.
Baca SelengkapnyaMainan jadul tahun 80-90an sederhana tapi menyenangkan.
Baca SelengkapnyaBantuan itu dilakukan setelah warga yang sebelumnya sempat mengungsi akibat penyerangan OPM.
Baca SelengkapnyaSelain untuk memeriahkan suasana 17 Agustus, lomba berkelompok juga dinilai efektif melatih kekompakan antarkelompok.
Baca SelengkapnyaKonclong merupakan sebutan bagi permainan tradisional di Kampung Adat Dukuh, Garut Selatan.
Baca SelengkapnyaCara anak-anak di Kampung Citorek makan buah ini unik. Gunakan batang bambu.
Baca Selengkapnya