Siswa Korban Bullying di Malang Masih Trauma, Polisi Tunggu Hasil Visum
Merdeka.com - Korban bullying atau perundungan di sebuah sekolah di Kota Malang, MS (13) masih trauma dan menjalani perawatan di rumah sakit. Korban secara intensif mendapatkan perawatan serta pendampingan psikis agar segera pulih.
"Masih dirawat dan kondisinya masih tertekan secara mental," kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simamarta, Selasa (4/1).
Leo menceritakan, korban masih dalam kondisi trauma dan kerap menangis saat mengingat kejadian yang dialami 15 Januari itu. Karena itu, polisi belum meminta keterangan langsung dari korban, yang masih fokus untuk penyembuhan.
-
Apa dampak bullying ke mental korban? Korban bullying sering merasakan stres dan kecemasan yang berkepanjangan karena ketakutan terus-menerus akan pelecehan atau ancaman. Bullying dapat menyebabkan depresi pada korban karena merasa terisolasi, tidak berharga, dan tidak dicintai. Korban bullying sering mengalami penurunan kepercayaan diri dan merasa tidak mampu untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau lingkungannya.
-
Siapa yang bisa bantu korban bullying? Novi juga menyarankan agar korban mencari dukungan dari teman-teman terdekat.
-
Siapa yang bisa bantu anak yang mengalami bullying? Dengan adanya dukungan dari guru dan teman sebaya, anak-anak dapat belajar untuk mengatasi masalah mereka dengan cara yang lebih positif, sehingga mengurangi kemungkinan mereka untuk terlibat dalam tindakan bullying, baik sebagai korban maupun pelaku.
-
Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma bullying? Untuk membantu mengatasi trauma ini, Novi menganjurkan agar korban mencoba melibatkan diri dalam aktivitas baru yang positif di luar tempat kerja.
-
Apa yang harus dilakukan anak ketika di-bully? Fokus pada Perlindungan, Bukan Pertarungan Tanamkan pada anak-anak Anda bahwa berkelahi tidak akan membantu. Sebaliknya, mereka harus pergi dan memberi tahu orang dewasa atau guru tentang apa yang terjadi. Ini akan membantu mereka mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
-
Bagaimana membantu anak mengatasi trauma? Anda dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan anak dengan penuh perhatian, membiarkan anak mengungkapkan perasaannya, dan meyakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
"Kalau diajak bicara awal masih bisa, tapi kalau beberapa menit kemudian trauma, masih teringat, menangis, " terangnya.
Penyidik Periksa Saksi-saksi
Penyidik telah meminta keterangan tujuh orang saksi yang keseluruhan teman-teman korban. Serta meminta keterangan saksi pelapor, yakni orang tua, paman dan bibi korban.
Pelaku atau teman-teman korban menceritakan kronologi kekerasan terhadap korban. "Ini lebih jelasnya kita akan mendengarkan keterangan dari saksi korban ya. Ini baru dari teman-temannya (pelaku)," ujarnya.
Aksi bullying itu dilakukan bukaan saat jam pelajaran, melainkan sedang istirahat. Leonardus mengatakan pelaku juga mengaku kalau perbuatannya dilakukan hanya iseng atau membully temannya itu.
"Tidak ada kegiatan belajar mengajar. Mereka mengaku iseng, bercanda. Faktanya mereka mengaku bercanda, " tegasnya.
Tunggu Hasil Visum untuk Penyidikan
Penyidik juga masih menunggu hasil visum MS dari rumah sakit untuk melengkapi bukti kasus dugaan bullying. Kasus perundungan yang melibatkan tujuh orang teman MS akan meningkat statusnya menjadi penyidikan setelah terpenuhi dua alat bukti tersebut.
Hingga saat ini, memang belum ada penetapan tersangka dalam kasus bullying tersebut.
"Kami menunggu hasil visum dari rumah sakit. Nanti dengan keluarnya visum ini, dua alat bukti akan terpenuhi, maka statusnya akan naik menjadi penyidikan," tegas Leonardus Simamarta.
Pelaku terancam pasal dugaan penganiayaan dan kekerasan terhadap anak yang dilakukan bersama-sama di muka umum.
"Sementara dugaan yang kami tangani saat ini adalah dugaan kekerasan yang dilakukan terhadap anak yang dilakukan bersama-sama di muka umum. Kita kenakan pasal 80 ayat 2 UU 35 tahun 2014 tentang perlindungan Anak," terangnya.
Karena pelaku dan korban masih berusia anak-anak, maka proses penyelidikan dilakukan dengan prosedur tertentu yang berbeda dengan kasus orang dewasa.
"Tetap, prosesnya. Kalau anak treatmentnya berbeda, ada proses peradilan anak, di situ kita libatkan orang tua," tandas dia.
Pihak Sekolah Upayakan Jalur Damai
MS (13) sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang setelah menjadi korban bullying kelewat batas oleh teman-teman sekolahnya. Korban yang duduk di kelas 7 mengalami luka lebam dan memar di jari, lengan, punggung dan kaki.
Kasus perundungan itu terjadi 15 Januari dan menjadi perbincangan setelah video korban viral di media sosial. Video itu menunjukkan korban tengah mengeram kesakitan di ranjang rumah sakit akibat luka yang dialaminya.
Pihak sekolah sendiri mengaku tidak mengetahui terjadinya perundungan tersebut, sebelum mengumpulkan para muridnya setelah ramai menjadi perbincangan. Sekolah kemudian menfasilitasi pertemuan kedua belah pihak dan menempuh jalan perdamaian.
Selanjutnya polisi mendalami kejadian tersebut dan ditemukan unsur pidana oleh para pelaku. Saat ini pemeriksaan terus berjalan dan berencana meminta keterangan pihak sekolah dan rumah sakit.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaKasus siswi SD di Gresik yang mengaku menjadi korban colok mata menggunakan tusuk bakso, menyedot perhatian publik.
Baca SelengkapnyaTermasuk penyelidikan terhadap pelaku yang diduga anak seorang selebriti.
Baca SelengkapnyaPenanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaPolisi belum mengetahui apakah ada unsur perencanaan dalam kasus ini atau tidak.
Baca SelengkapnyaSelain itu, alasan keluarga sepakat damai karena orangtua pelaku dan pondok pesantren sudah datang ke rumah.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaKorban dirudapaksa oleh staf kelurahan Pondok Kacang Barat
Baca SelengkapnyaPolisi memberikan kabar mengenai kondisi pelajar korban bullying di SMA Binus Serpong yang diduga libatkan anak Vincent Rompies
Baca SelengkapnyaWendi, enggan membeberkan materi pemeriksaan penyidik terhadap pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban membutuhkan pendampingan psikologi karena ada kecenderungan perilaku menarik diri.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban perundungan siswa senior SMA Binus School Serpong, bersama tim hukum P2TP2A Kota Tangerang Selatan, mendatangi kantor LPSK, Jumat (23/1).
Baca Selengkapnya