Siswa Sekolah Usaha Perikanan Tegal tewas dianiaya 3 senior
Merdeka.com - Dunia Pendidikan Indonesia kembali tercoreng. Galih Masrukhi (16), siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Kota Tegal, Jawa Tengah itu meninggal diduga dianiaya oleh tiga seniornya.
Warga Desa Sigentong RT 03 / RW 01 Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal itu menghembuskan nafas terakhir saat akan dirujuk ke RS Mitra Siaga (Texin), Tegal, Jawa Tengah, Minggu (22/6) malam.
Galih meninggal setelah sempat mendapat perawatan medis di RB Permata, Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, Tegal, Jawa Tengah.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Hal tersebut dibenarkan Humas RS Mitra Siaga, Cahyo saat dikonfirmasi sejumlah media. Disebutkan dia, korban dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 23.45 WIB dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Dari hasil pemeriksaan sementara, korban mengalami luka lebam pada bagian ulu hati. Diduga kuat, kematian korban karena mengalami luka di organ dalam.
Namun demikian, pihak rumah sakit masih menunggu kepastian dari keluarga untuk melakukan autopsi.
"Datang ke sini (RS) alasannya karena kecelakaan. Tapi ada kejanggalan dimana bagian tubuh korban tidak mengalami luka-luka. Justru yang luka hanya bagian dada," jelas Cahyo.
Sementara itu, kedua orang tua Galih menangis histeris ketika mengetahui anaknya tewas. Suibah (40) dan Nasirudin (50) tidak bisa menahan duka setelah tiba di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Tegal. Keduanya tergolek lemas hingga harus mendapat pertolongan medis begitu mengetahui putranya, Galih Masrukhi (16) meninggal.
Suibah kepada merdeka.com mengaku anak keduanya tersebut berpamitan pergi ke rumah saudaranya di Desa Semedo, Kecamatan Warureja sebelum akhirnya meninggal. Diketahui, Galih baru saja pulang dari asrama karena telah memasuki waktu libur sekolah.
"Pergi sendirian mengendarai motor, mau main ke rumah budenya di Semedo. Tetapi saya malah mendapat kabar dari keponakan jika Galih kecelakaan," tuturnya sembari menangis.
Suibah menambahkan dirinya mengetahui kabar duka tersebut dari keponakannya, Handoko yang juga senior korban di SUPM Negeri Kota Tegal. Namun, saat itu Handoko memberitahukan kepada Suibah jika korban mengalami kecelakaan.
"Saya mendapat telepon dari Handoko, jika anak saya kecelakaan. Kebetulan keponakan saya itu satu sekolahan," bebernya.
Sementara itu, Kapolsek Kramat AKP Ngakan Putra mengatakan, ketiga pelaku saat ini sudah ditangkap dan masih menjalani pemeriksaan.
Belum diketahui motif penganiayaan yang dilakukan ketiga pelaku. Rencananya, kasus tersebut akan dilimpahkan ke Polres Tegal. "Besok akan kita ungkap kasusnya. Sekarang ini pelakunya masih diperiksa," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban saat itu dibawa ke Rumah Sakit Tarumajaya Hospital.
Baca SelengkapnyaTerdapat tanda-tanda perundungan hebat dan ada pendarahan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mengancam menuntut pihak kampus dan pelaku penganiayaan.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menetapkan senior tingkat II tersangka Mahasiswa STIP tewas dianiaya
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut kasus ini ditangani dengan sangat hati-hati karena ada di ranah pendidikan. Termasuk untuk menetapkan tersangka baru.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga korban sebelumnya mengancam menuntut kampus dan mendesak pelaku penganiayaan dihukum berat.
Baca SelengkapnyaKorban digendong beberapa pria berpakaian seragam taruna.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menatapkan satu orang tersangka penganiayaan maut di STIP.
Baca SelengkapnyaKeempat rekan tersangka turut menyaksikan penganiayaan yang menewaskan Putu.
Baca SelengkapnyaPutu mulanya dianiaya oleh Tegar hanya adanya perbedaan persepsi dalam lingkungan STIP.
Baca SelengkapnyaDugaan penganiayaan itu dikuatkan temuan sementara kepolisian pada tubuh korban terdapat luka lebam.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, korban bersama keempat orang lainnya dibawa ke kamar mandi.
Baca Selengkapnya