Siswi MI di Palembang trauma berat usai dicabuli tukang kebun

Merdeka.com - Peristiwa pencabulan dialami NBN (8 tahun), siswi kelas II Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta di kawasan Sako, Palembang, membuatnya sangat tertekan. Putri sulung AS (33 tahun) itu bahkan tidak mau makan dan minum.
Sebagai ayah, AS mengaku sangat terpukul dengan kejadian itu. Apalagi, anaknya saat ini mengalami trauma cukup berat. Bahkan menurut dia, anaknya selalu menangis histeris dan membanting barang-barang di sekelilingnya.
"Habis kejadian tadi, anak saya nangis terus, tak mau makan dan minum walaupun dipaksa. Dia sering ngamuk, banting barang-barang," kata AS saat mendampingi anaknya melapor ke SPKT Polresta Palembang, Kamis (23/4).
AS berharap polisi dapat menangkap pelaku dan memberikan hukuman setimpal kepada pelaku. Dia juga meminta pihak sekolah memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak didiknya.
"Kejadian ini tak perlu terjadi lagi. Cukuplah anak saya jadi korban," ujar AS.
NBN menjadi korban pencabulan dilakukan tukang kebun di sekolahnya berinisial TM. Peristiwa itu bermula saat korban baru saja tiba di sekolahnya, Kamis (23/4) pagi. Kebetulan, situasi sekolah masih sepi karena siswa lain belum datang. Korban pun masuk ke kelasnya untuk meletakkan tas di bangku.
Ternyata, pelaku sudah mengintai korban di kelas itu. TM langsung masuk dan memaksa korban membuka roknya. Karena diancam, korban tak bisa berbuat apa-apa. Beruntung, pelaku tidak sampai menyetubuhi korban dan hanya sempat menyentuh kemaluan korban pakai tangan dan mulut.
"Orang itu gituin (jilat dan pegang) punya (kemaluan) saya," kata NBN saat melapor ke SPKT Polresta Palembang.
Bermodal keberanian, korban akhirnya berteriak minta tolong dan berlari keluar kelas. Sejumlah guru yang mengetahui kejadian itu langsung mengamankan korban, sementara pelaku melarikan diri.
"Saya disuruh pulang oleh guru dan cerita sama nenek," ujar NBN.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya