Siswi MI Muhammadiyah mengaku awalnya cuma membakar gorden kelas
Merdeka.com - Polres Sukoharjo masih menangani kasus pembakaran ruang kelas Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Seorang pelaku yang diketahui berinisial VK (11) telah menjalani pemeriksaan di Mapolres setempat.
Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Dwi Haryadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan, VK mengaku merasa jengkel dengan perlakuan teman-temannya. Mereka sering kali mengejeknya. Akibatnya rasa dendam dia ingin membalasnya.
"Awalnya ingin hanya akan membakar gorden saja, tapi tidak disangka malah membakar almari dan buku juga," ujar Haryadi, Senin (23/5).
-
Apa yang dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Apa yang dibakar oleh penonton? Kesal sudah membeli tiket namun tidak bisa menonton band idola, sejumlah penonton konser mengamuk. Mereka hilang kendali, menumpahkan kekesalan dengan membakar sound system dan panggung.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Apa penyebab kebakaran? 'Dugaan penyebab korsleting listrik pada kulkas,' kata Huda dalam keterangannya, Sabtu (30/3).
Haryadi menambahkan, pelaku ini membakar gorden ruang kelasnya seorang diri menggunakan korek api kayu. Namun api menyebar dan ikut membakar almari yang berisi buku lembar kerja siswa serta Alquran. Beruntung api bisa dipadamkan sebelum membesar.
"Kami tetap akan memproses hukum yang berlaku, namun tidak akan dilakukan penahanan. Pelaku masih diperiksa dan didampingi orang tuanya di unit PPA Polres Sukoharjo," katanya.
Kendati ada proses hukum, Haryadi menyatakan ada perlakuannya berbeda terhadap pelaku yang masih anak-anak. Dia menyebut dan berharap kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Pihaknya juga akan mendatangkan seorang psikolog untuk melakukan pendampingan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Motif dua pelajar melakukan perusakan dan pembakaran kelas masih didalami.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga ada kelalaian dari pihak guru yang menjadi pendampingi siswa selama di sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban AR meninggal dunia diduga dibakar temannya saat membakar sampah dalam kegiatan gotong royong di sekolah.
Baca SelengkapnyaViral aksi pelajar bantu padamkan api di kios pedagang sayuran, tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaPara bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaPria Mabuk Bakar Tirai Musala di Tebet mengaku diganggu makhluk ini sebelum bakar tirai
Baca SelengkapnyaApi yang dinyalakan menyambar sajadah di dalam masjid
Baca SelengkapnyaSiswi berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tewas akibat luka bakar.
Baca SelengkapnyaSeorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPelaku pencurian kotak amal mengaku mabuk dan membakar tirai saf musala di Tebet karena diganggu nyamuk.
Baca SelengkapnyaAksi maling mencuri kotak amal sampai membakar tirai pembatas salat.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca Selengkapnya