Siswi SMK di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri
Merdeka.com - SPA (16), siswi salah satu SMK di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, ditemukan meninggal dunia dengan posisi gantung diri di rumah kerabatnya di Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Kamis (21/10).
Dion T (26), salah satu kerabat korban mengaku kalau saat itu ia tidur di kamar lantai bawah dengan ponaannya bernama Misel.
Saat itu Boby Lorens A, kakak kandung korban ke kamar Dion dan mengatakan kalau dirinya sudah beberapa kali memanggil nama korban namun tidak ada jawaban.
-
Bagaimana korban gantung diri? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm.
-
Kenapa korban gantung diri? 'Korban ditemukan tewas gantung diri di lapak pasar. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya,' ungkap Kapolres Musi Rawas AKBP Andi Supriadi.
-
Kenapa orang bunuh diri dikaitkan dengan pulung gantung? Adanya mitos ini diakui Fia secara tidak langsung bisa memengaruhi pola pikir masyarakat. Pelaku bunuh diri seolah memiliki alasan ketika memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
-
Bagaimana kondisi korban bunuh diri? Meski kolam yang dikelola oleh warga sekitar tidak terlalu dalam. Namun, ketika warga mengevakuasi korban bunuh diri sering dijumpai dengan kondisi tubuh yang hanya tinggal tulang saja dan sudah tidak berbentuk normal.
-
Apa yang membuat pria di Bantul gantung diri? Kapolsek Dlingo, AKP Basungkowo, menyebutkan EBW diduga memilih gantung diri karena depresi. Namun ia tak menjelaskan penyebab depresi yang dirasakan EBW secara lebih lanjut.
-
Di mana lokasi kejadian bunuh diri? Motif satu keluarga bunuh diri sebuah Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara, masih misterius.
Boby memanggil kakak korban yang lain, Ardi A untuk membantu membangunkan korban. Namun saat Ardi mengetuk pintu kamar juga tidak ada tanggapan dan jawaban.
Dion pun ke lantai atas dan memanggil Ardi untuk sama-sama melihat dan mengecek keberadaan korban, dengan mengintip dari ventilasi kamar.
Karena Ardi belum datang, Dion kemudian mengambil kursi lalu melihat korban dari ventilasi kamar.
Ia kaget saat melihat korban sudah tergantung di terali jendela dengan handuk terlilit di leher. Setelah itu Dion langsung berteriak dan memanggil semua penghuni rumah yang lain, untuk datang membantu mendobrak pintu kamar korban.
Ardi A (26) yang juga kakak kandung korban mengaku, korban sering bangun pagi sehingga saat korban belum juga bangun, ia menggedor pintu kamar namun tidak ada jawaban.
Ia mengaku kaget saat Dion berteriak pasca mengintip dari ventilasi kamar korban dan mendapati korban sudah gantung diri.
Karena panik dan kalut, mereka pun mendobrak pintu kamar dan menurunkan tubuh korban, lalu membuka ikatan handuk di leher korban.
Korban diduga bunuh diri dengan cara menggantung dirinya dengan menggunakan sebuah handuk berwarna biru putih yang diikat pada terali jendela kamar korban.
"Belum diketahui apa penyebab korban melakukan gantung diri di lokasi kejadian serta di tubuh korban tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, hanya ditemukan adanya bekas lilitan pada leher," jelas Kapolsek Kelapa Lima, Kompol Sepuh Siregar.
Menurut keterangan kerabat korban yang tinggal serumah, selama ini korban tidak pernah mempunyai masalah dengan saudara-saudaranya, maupun menceritakan keluhannya.
Kamis (21/10) subuh sekitar pukul 01.00 Wita, korban yang tidur di lantai dua masih turun ke lantai satu untuk makan. Usai makan dia kembali ke kamar hingga ditemukan meninggal dunia.
Kedua orang tua korban saat ini tinggal di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Selama ini korban dan sejumlah kakaknya tinggal bersama di rumah kerabat mereka, Eda A di Kelurahan Nefonaek, Kota Kupang.
Saat kejadian, Eda A sendiri tidak berada dirumah karena sedang berada di Inggureo Kabupaten TTU.
Di rumah tersebut ada sembilan orang yang tinggal, termasuk korban bersama tiga orang kakak kandungnya, empat orang sepupu dan satu orang ponaan.
Pihak keluarga korban telah mengikhlaskan kematian korban dan menerima semua yang terjadi adalah musibah.
Keluarga korban untuk membuat surat penolakan visum dan surat pernyataan penolakan jenazah korban diautopsi di Polres Kupang Kota.
"Keluarga menolak otopsi dan ikhlas menerima kematian korban sehingga jenazah korban kita serahkan ke pihak keluarga," kata Sepuh Siregar.
Polisi sudah memasang garis polisi di lokasi kejadian, serta memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan barang bukti dari lokasi kejadian.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban.
Baca SelengkapnyaPada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya. Tapi diantarkan kembali oleh orangtuanya tapi kabur lagi.
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca SelengkapnyaJasad korban inisial E (18). Sejumlah saksi menlihat korban sempat mau loncat sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaMayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca SelengkapnyaDugaan awal, korban nekat bunuh diri karena diputuskan pacarnya.
Baca SelengkapnyaSaat pulang, ia langsung masuk kamar tanpa menunjukkan gelagat apapun.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah umur 10 tahun di Pekalongan ditemukan tewas tergantung dalam kamar
Baca SelengkapnyaKisah yang terjadi di Kabupaten Tulungagung ini bikin miris.
Baca SelengkapnyaKorban tewas akibat kehilangan oksigen dan adanya bekas benda tumpul di bagian leher.
Baca SelengkapnyaDalam pesan suaranya, korban meminta temannya untuk datang ke rumah dan tidak memberi tahu orangtuanya.
Baca SelengkapnyaMA nekat gantung diri karena diselingkuhi oleh sang kekasih
Baca Selengkapnya