Situs Adan-Adan ditemukan ungkap eradaban era Kadhiri Singosari
Merdeka.com - Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) melakukan ekskavasi di situs candi Adan-Adan, di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Penggalian di kebun durian milik Syamsuddin ini dilakukan untuk meneliti tentang peradaban era Kadhiri dan Singosari, Sabtu (9/4).
"Sebelum melakukan penggalian ini kita melakukan survei di beberapa tempat di Kediri. Dari beberapa lokasi situs Candi Adan-Adan ini yang potensial. Karena ada peninggalan bentuk makara, yang masih ada dan menunjukkan bahwa ini adalah candi. Makara pasangannya kala, biasanya kan kalau direlung-relung posisinya Kala atas, makara di samping-sampingnya. Tetapi kalau yang di ambang pintu seperti di Situs Adan-Adan ini Kalanya di atas pintu candi kemudian makaranya di pintu tangga," kata Sukawati Susetyo, ketua tim ekskavasi dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional kepada merdeka.com.
Ditambahkan Sukawati, karena jarak Makara sama dan arah menghadapnya biasanya candi di Jawa Timur menghadap ke barat ini juga. Buntutnya di timur, agak serong kanan maka dapat dipastikan bahwa ini adalah struktur candi.
-
Dimana tempat wisata kebun durian dan kopi durian? Di Klaten, terdapat wisata alternatif berupa kebun durian.
-
Durian merah ditanam di mana? Setidaknya hingga kini sudah ada lima varietas durian merah yang dipatenkan sebagai varietas lokal Banyuwangi.
-
Dimana pohon durian purba itu berada? Di Desa Kebongembong, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal, terdapat sebuah pohon durian purba.
-
Dimana durian Kasmin dibudidayakan? Mengutip situs resmi Pemkab Pasuruan, Si Kasmin adalah durian unggulan asal Desa Kronto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
-
Dimana lokasi Kebun Raya Kuningan? Bila tertarik, Anda bisa berkunjung ke Desa Padabeunghar, Persawahan, Kuningan, Jawa Barat.
-
Dimana sentra durian di Serang? Namun sentra durian di Serang rupanya juga bisa ditemui di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang.
Meski ekskavasi sudah dilakukan, tetapi Puslit Arkenas belum bisa memastikan peninggalan di era apakah situs Candi Adan-Adan ini. "Mudah-mudahan peradaban Kadiri, karena kita belum bisa menentukan masa Kediri atau Mataram Hindu. Ini berbeda agak mirip dengan Candi Kidal, di Tumpang Malang," tambah Sukawati.
Dari pantauan merdeka.com, Puslit Arkenas sudah melakukan layout untuk persiapan penggalian sejak Rabu (7/4). Mereka memberikan tanda dari benang yang di kotak-kotak untuk memprediksi titik-titik candi yang lain. Selain itu dengan mengambil tenaga masyarakat untuk proses penggalian dengan pengawasan ketat.
Alat penggalian semacam bor tanah, linggis berukuran kecil, cetok, cangkul, sikat juga dipakai untuk proses ekskavas ini. "Cukup tidak cukup penggalian hingga tuntas ini akan kita lakukan selama dua minggu. Dan jika nanti diteruskan mungkin tahun depan," ujarnya.
Dari sumber merdeka.com, ekskavasi ini bukan yang kali pertama dilakukan, tetapi sudah kesekian kalinya dilakukan. Salah satunya dari BPCB Trowulan, Kediri. Namun sayangnya,antara BPCB Trowulan dan Puslit Arkenas kurang komunikasi dan terkesan berjalan sendiri-sendiri. Sebab, jika BPCB sudah melakukan ekskavasi maka akan meninggalkan catatan laporan yang bisa dipelajari sebagai pelengkap data, sebab Puslit Arkenas tidak mendapatkan laporan.
Syamsuddin, pemilik lahan lokasi situs Candi Adan-Adan mengaku mendapat pemberitahuan mendadak bakal diadakan penggalian.
"Tiba-tiba saya didatangi oleh orang Pemkab, Pak Camat, Kepala Desa dan tim Puslit Arkenas yang menyatakan akan dilakukan penggalian di pekarangan saya untuk penelitian. Saya sempat kaget sebab dilakukan mendadak dan tidak ada pemberitahuan surat resmi," kata Syamsuddin.
Syamsuddin mengaku hanya mendapatkan imbalan sebesar Rp 1 juta dari Puslit Arkenas terkait penggalian ini.
Meski Syamsuddin menyadari penelitian ini dianggap penting, tetapi dia meminta Puslit Arkenas tidak merusak tanaman durian berbagai jenis varian miliknya.
"Kalau pohon-pohon durian saya rusak ini namanya merugikan. Saya berharap ada saling pengertiannya. Sebab jika tanaman saya rusak, kompensasi yang diberikan sangat tidak seimbang," ucap Syamsuddin.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat pembangunan bandara di Kediri, ditemukan sebuah situs bersejarah yang dahulu diyakini sebagai sebuah petirtaan.
Baca SelengkapnyaCandi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 masehi.
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaSetelah melepaskan diri dari pengaruh Demak, pusat pemerintahan dipindahkan dari Ngurawan ke Sogaten.
Baca SelengkapnyaBeberapa situs dari era megalitikum ditemukan di sini. Kebudayaan seperti apa yang pernah hidup di sini ribuan tahun lalu?
Baca SelengkapnyaMenilik momen asik panglima TNI menengok kebun durian dan menyantap raja buah itu di tempat.
Baca SelengkapnyaTanah Minang memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi saksi perjuangan para ulama besar dalam menyebarkan Islam di sana.
Baca SelengkapnyaPengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Onje menyimpan potensi wisata dari sejarah hingga alam
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaPada masa Hindu, wilayah Demak sudah berkembang menjadi permukiman Hindu.
Baca SelengkapnyaSelain bisa memetik buah secara langsung, para pengunjung juga bakal dimanjakan dengan beberapa spot menarik untuk berswafoto ria.
Baca Selengkapnya