Situs Calonarang dirusak & dipendam karena dianggap musyrik
Merdeka.com - Situs Calonarang di Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri dirusak oleh juru kuncinya, Ki Suyono Joyo Koentoro. Menurut data dari Pelestari Sejarah Budaya Kadhiri (PASAK), Yudi Pitulas Drajad, situs peninggalan Raja Airlangga sudah dirusak sejak 1965 karena dianggap musyrik.
"Informasi di lapangan sejak tahun 1965 banyak patung-patung yang dulunya banyak disini kini telah hilang. Ada yang dirusak dan ada yang dipendam karena dianggap musyrik. Dan yang dilakukan Ki Suyono sang juru kunci adalah perusakan yang terakhir yang dilakukan dan tercatat. Inilah yang membedakan permasalahan agama dan budaya, pemahaman yang keliru tentu berdampak fatal bagi pelestarian kebudayaan di nusantara," kata Yudi pada merdeka.com, Selasa (4/3).
Menurut Yudi, akibat perusakan itu, hanya tersisa dua buah batu yang merupakan ambang pintu dari bahan batu andesit. Ambang pintu pertama berukuran, panjang 135 cm, lebar 56 cm dan tebal 29 cm. Ambang pintu kedua berukuran panjang 137 cm, lebar 38 cm dan tebal 23 cm. Keduanya dalam kondisi baik. Pada sisi atas di sebelah kanan dan kiri terdapat dua lubang segi empat dan lingkaran. Kemungkinan ini dipakai tempat pilar penyangga semacam kusen pintu.
-
Apa sebenarnya batu pengganjal pintu itu? Bukan batu biasa Setelah wanita itu meninggal pada tahun 1991, pihak keluarga yang mewarisi rumahnya menduga penahan pintu itu bukan sekedar batu biasa. Pihak keluarganya kemudian memeriksa bongkahan batu itu dan menemukan batu itu merupakan batu mulia yang bernilai jual tinggi.
-
Dimana batu itu ditemukan? Awalnya batu seberat 3,5 kilogram itu ditemukan di dasar sungai Colti di sebelah tenggara Rumania oleh seorang wanita tua.
-
Bagaimana cara batu tersebut digunakan? Batu kuno itu rupanya adalah peninggalan zaman Romawi yang dipakai menumbuk atau menggiling buah zaitun untuk diambil minyaknya.
-
Dimana artefak batu itu ditemukan? Senior menemukan batu pasir berwarna abu tua ketika sedang menyabit rumput di kebunnya.
-
Dimana Situs Batu Rompe berada? Tumpukan batu di area sawah Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, memiliki banyak keunikan.
Selain ambang pintu terdapat 4 buah umpak dari bahan batu andesit yang rata-rata berukuran sekitar panjang bawah 50 cm, panjang atas 45 cm, lebar bawah 50 cm, lebar atas 45 cm dan tinggi sekitar 50 cm. Keempat umpak batu berbentuk prisma itu diperkirakan merupakan pondasi penyangga empat sudut rumah. Juga terdapat dua buah balok batu dari bahan batu andesit dengan ukuran, batu pertama dengan panjang 62 cm, lebar 40 cm dan tebal 17 cm. Batu kedua dengan panjang 67 cm, lebar 47 cm dan tebal 18 cm.
"Kami masih berupaya mencari dimana kira-kira sebagian patung-patung itu disimpan atau dipendam. Sebab ini jika terus dilakukan pengrusakan bagaimana anak cucu kita memahami sejarah. Selain di lokasi yang ada sebenarnya situs ini luas, terbukti banyak kita temukan pondasi bangunan dari batu bata merah dengan ukuran besar. Dan kami berharap apa yang dilakukan juru kunci adalah perusakan yang terakhir," jelas Yudi.
Menurut Yudi, selain fakta di lapangan seperti itu ada cerita lain tentang Calonarang yakni sebenarnya dia adalah adanya informasi baru bahwa kakak dari Prabu Airlangga sendiri yang bernama Sri Maha Dewi, dia adalah orang yang berhak mewarisi tahta yang diduduki Airlangga.
"Selain kisah-kisah yang selama ini kita dengar, ada kisah yang lain menyebutan bahwa Calonarang yang memiliki nama asli Shantika Maha Dewi yang terkenal dengan kesaktiannya memiliki adik yang bernama Airlangga," jelas Yudi.
Masih menurut Yudi, Shantika Maha Dewi lah yang berhak atas wahyu keprabon untuk menggantikan ayahandanya, namun kemudian tahta itu direbut oleh Airlangga. "Dari cerita jelas Calonarang adalah korban kekuasaan, inilah sejarah yang perlu kita pelihara bukan malah dirusak," pungkas Yudi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situs peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaSebagian besar peninggalan kuno itu sudah tak utuh dan hanya meninggalkan sebuah teka-teki.
Baca SelengkapnyaCandi Morangan ditemukan dalam kondisi runtuh pada tahun 1884
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaTepat di tengah-tengah bangunan candi terdapat sebuah sumur.
Baca SelengkapnyaArkeolog yang menggali di Irak utara menemukan kuil kuno yang hancur dibakar sekitar 2.600 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSelain terpusat di tengah, bebatuan juga terlihat menyebar di sekitar lokasi dari struktur mirip punden berundak tersebut.
Baca SelengkapnyaPintu masuk Kabupaten Banyuwangi ini memiliki sejumlah kisah terkenal
Baca Selengkapnya