Sjamsul Nursalim jaminkan PT Gajah Tunggal untuk bayar utang BLBI
Merdeka.com - Pemegang saham kendali Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) Sjamsul Nursalim diketahui menjadikan grup perusahaanya, Gajah Tunggal sebagai jaminan utang terhadap Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Fakta itu dikonfirmasi oleh Wakil Presdir Gajah Tunggal, Budhi Santoso saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang korupsi penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) oleh Syafruddin, untuk BDNI.
Awalnya, jaksa membacakan berita acara pemeriksaan milik Budhi perihal jaminan tersebut dan kemudian diamininya.
"Saya mengetahui bahwa sebagian saham PT Gajah Tunggal dan anak perusahaannya merupakan aset yang diserahkan kepada BPPN dalam penyelesaiaan utang BLBI saudara Sjamsul Nursalim. Apakah benar ini keterangan saudara?" tanya jaksa saat membacakan BAP milik Budhi, Senin (30/7).
-
Siapa pemilik Bank Jago? Masing-masing melakukan akuisisi sebesar 37,65% dan 13,35%, sehingga total kepemilikan keduanya adalah 51%. Hal inilah yang membuat Jerry Ng dan Patrick Sugito sama-sama menjadi pemegang saham pengendali perusahaan tersebut.
-
Siapa yang memimpin BNI dalam kerja sama ini? Dalam keterangannya, Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengungkapkan, langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
-
Bagaimana BNI meningkatkan kepemilikan publik? BNI kembali menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas pada 2010. Hal tersebut membuat kepemilikan publik meningkat menjadi 40%
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Siapa pendiri Bank Nasional? Anwar Sutan Saidi merupakan segilintir konglomerat yang ada di Nusantara saat itu.Meski dari kalangan mampu, semangat juang Anwar tidak mudah padam dan tenggelam dalam kekayaannya. Ia pun diketahui juga ikut dalam aktivis pergerakan kemerdekaa Indonesia sekaligus pendiri Bank Nasional.
"Betul," jawab Budhi.
Hanya saja, untuk PT GT Petrochem beserta anak perusahaanya, ia mengaku tidak bisa memastikan apakah perusahaan termasuk sebagai perusahaan yang dijaminkan Sjamsul ke BPPN.
"Sedangkan PT GT Petrochem dan anak perusahaanya merupakan aset yang diserahkan kepada BPPN dalam penyelesaian utang BLBI Sjamsul, saya tidak mengetahui," kata jaksa membacakan isi BAP Budhi.
Budhi mengaku mengetahui penjaminan itu pada saat berkarir di PT Gajah Tunggal sejak 2001 hingga saat ini. Namun ia mengetahui kelanjutan atas aset yang dijaminkan oleh Sjamsul Nursalim tersebut.
Diketahui, Sjamsul merupakan pemegang saham kendali BDNI, obligor BLBI. Dalam penggunaan bantuan tersebut, Sjamsul dianggap telah melakukan representatif dengan menjaminkan PT Dipasena Citra Darmaja (DCD) kepada BPPN. Sebab, perusahaan bergerak pada tambak udang itu dianggap tidak mampu membayar piutang BDNI.
Penggunaan BLBI oleh Sjamsul makin buruk saat bantuan negara justru dimanfaatkan untuk kepentingan grup perusahaannya, Gajah Tunggal. Hal itu sempat dikritisi oleh mantan Menko Ekonomi era BJ Habibie, Bambang Sudibyo.
"Dana 80 persen dipakai untuk biaya grup perusahaannya sendiri, ini bank apa," kritik Bambang saat menjadi saksi.
Sementara itu diketahui, terseretnya PT DCD dalam kasus yang membelit Syafruddin saat ini lantaran Sjamsul Nursalim sebagai pemegang saham kendali BDNI, obligor BLBI, dianggap misrepresentasi dalam menjaminkan asetnya guna membayar utang.
Sjamsul membebankan utangnya kepada PT DCD senilai kurang lebih Rp 4,8 triliun. Angka tersebut merupakan bagian dari total aset BDNI senilai kurang lebih Rp 18,8 triliun.
Namun, saat dilakukan pemeriksaan oleh BPPN, baik melalui divisi Asset Management Credit (AMC) ataupun Asset Management Investment (AMI) terdapat jumlah layak tagih dan tidak layak tagih dari PT DCD.
Adanya temuan tersebut, pihak BPPN, sebelum Syafruddin menjabat, kembali meminta tanggung jawab Sjamsul. Namun yang bersangkutan dikatakan tidak mau mengganti jaminan aset selain PT DCD.
Hingga kewajiban utang Sjamsul belum terpenuhi, di tahun 2004 Syafruddin sebagai Kepala BPPN menerbitkan SKL terhadap BDNI. Akibatnya, negara diduga mengalami kerugian Rp 4,58 triliun.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaBSI dan JMO memberikan layanan jasa dan produk perbankan syariah kepada seluruh karyawan JMTO.
Baca SelengkapnyaPerusahaan milik negara yang menerima insentif anggaran tersebut harus memiliki performa yang cukup baik
Baca SelengkapnyaPerubahan susunan pengurus Dewan Komisaris BTN disebabkan adanya pemberhentian dengan hormat alm Ahdi Jumhari Luddin dan M Yusuf Permana sebagai Komisaris.
Baca SelengkapnyaDanantara berbentuk superholding layaknya Temasek di Singapura.
Baca SelengkapnyaErick mengatakan BUMN dan UMKM harus terus berkolaborasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi bagian upaya BNI untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas kapasitas pendanaannya di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan, proses pembuatan izin konsesi tersebut kini sudah memasuki tahap penyelesaian.
Baca Selengkapnya