SMRC: 29 Persen Masyarakat Tak Mau Vaksinasi Covid, 23 Persen Masih Ragu
Merdeka.com - Direktur Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Deni Irvani mengatakan sebanyak 29 persen masyarakat Indonesia tidak mau mengikuti vaksinasi Covid-19. Sementara 23 persen masih ragu untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
"Ternyata temuan survei ini sangat banyak warga yaitu 29 persen yang tidak mau divaksin Covid-19," katanya saat memaparkan hasil survei, Selasa (23/3).
Meski demikian, 46 persen masyarakat menyatakan siap mengikuti vaksinasi Covid-19. Sedangkan sisanya, yakni 2 persen belum bisa menentukan sikap terkait vaksinasi Covid-19.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
Deni melanjutkan, terdapat 23 persen masyarakat Indonesia tidak percaya pemerintah mampu menyediakan vaksin Covid-19 sesuai kebutuhan. Sementara itu, ada 71 persen masyarakat percaya pemerintah mampu menyediakan vaksin Covid-19 sesuai kebutuhan.
"Sedangkan 6 persen tidak menjawab atau tidak tahu," ujarnya.
Tak hanya itu, SMRC juga membeberkan hasil survei soal tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19 bagi kesehatan. Deni menyebut, 24 persen masyarakat Indonesia tidak percaya vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah aman bagi kesehatan.
Sedangkan ada 64 persen masyarakat percaya vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah aman bagi kesehatan. Sisanya, 11 persen mengaku tidak tahu soal keamanan vaksin bagi kesehatan.
"Tentunya kalau kita kaitkan dengan target bisa mencapai 71 persen penduduk (divaksinasi Covid-19), proporsi ini tentu masih kurang dari target yang dicanangkan oleh pemerintah," ucap dia.
Survei SMRC dilaksanakan pada 28 Februari sampai 8 Maret 2021. Survei ini melibatkan 1.064 dari 1.220 responden yang dipilih.
Responden yang diwawancarai berumur di atas 17 tahun atau telah menikah. Margin of error dari survei kurang lebih 3,07 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Litbang Kompas menjelaskan, kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters atau pemilih ragu-ragu
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaSalah satu surveinya terkait rencana PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaHasil Survei Litbang Kompas menyatakan, sebanyak 63,7 persen responden menyetujui agar praktik politik dinasti dibatasi.
Baca SelengkapnyaAlasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.
Baca Selengkapnya